58

749 98 5
                                    

.
.
.
Kacau

Kata itu terus berputar di fikiran Seokjin selepas kepala guard Mansion Min menelponnya, mengatakan akan menjemput Yoongi esok hari, tepat ketika dia sudah akan berangkat.

Mengatakan iya, Yoongi sudah tidak ada. Mengatakan tidak, bisa membuatnya terperosok ke dalam lubang hitam keluarga Min.

Serba salah.

Memaksakan berangkat pun, ketika esok pagi ketika para guard itu datang dan tak menemukan siapapun di kediamannya, dalam semenit Seokjin dan seluruh rekannya langsung di cap sebagai pengkhianat, karena dituduh membawa Yoongi melarikan diri.

Dan jika tidak berangkat, penerus terakhir keluarga Min itu juga akan hancur sendirian.

Seokjin frustasi. Lagi. Kenapa setiap ada masalah apapun harus dia yang frustasi berat. Tapi kemudian dia sadar. Meskipun bukan penanggung jawab, dia adalah kapten dari Team terkacau. Tanggungan beban pun akan dia terima ketika Yoongi tidak ada.

Dan semua pikiran Seokjin beralih menjadi menyalahkan si mayat hidup pucat bodoh kecil pendek tak tau aturan yang kini entah dimana batang hidungnya.

"Kubunuh kau, Min Yoongi"

Yah, bertambah lagi yang mengincar nyawa Yoongi
.
.

"Menjual jiwa?"

Lawan bicaranya mengangguk

"Undertaker, adalah pesawat hantu yang sudah dibiar di dalam hangernya selama lebih dari tujuh puluh tahun. Mungkin itu saat kakekmu baru saja bertemu dengan nenekmu dan memutuskan untuk hidup bersama"

"Omong kosong. Itu hanya pesawat. Aku terburu buru!"

Yoongi akan berdiri, tapi tidak bisa, "Kau ini sebenarnya kenapa, sialan?" Geramnya tidak suka

"Jadikan jiwa mu sebagai jaminan bahwa kau akan kembali kesini, dengan atau tanpa pesawat itu, untuk memberikan jiwamu padaku"

"What the ff-" "Oke, aku tidak suka anak manusia yang mengumpat. Aku bercanda. Lagipula benda itu milikmu. Kunci kemudinya ada di balik pintu masuk hanger"

"Bangsat, lalu kenapa kau harus melibatkan ku dalam percakapan bodoh ini?"

"Yah keinginan awalnya begitu, tapi menambah genre di karya yang sebentar lagi tamat juga kurang efisien"

"Hah?"

"Sudah lupakan. Ambil saja itu, aku akan melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan padamu, atau mungkin sebaliknya..."

Yoongi yang baru bangkit pun kembali duduk, "Kau! Jangan memotong kalimat seenak jidatmu-"

"Ah, ternyata kau tipikal yang memikirkan omongan orang, ya. Dasar tidak konsisten"

"A-apa?"

"Ternyata mempermainkan penerus terakhir keluarga Min semudah dan semenyenangkan ini. Harusnya sedari dulu kau datang kesini, aku butuh hiburan"

"Hentikan pengalihan topik yang kau buat! Cepat selesaikan satu satu saat ini juga, karena kau sudah membuatku mengulur waktu"

"Ah, Min boy, kau tidak sabaran. Mau minum apa?"

Yoongi menatap marah manusia di depannya, "Brewed coffee"

"Ah, kopi hitam. Pahit seperti hidupmu, tapi banyak disuka, seperti kau yang sok membenci hidupmu"

"Jangan beralih lagi, penyihir sialan"

"Wah wah, dandananku benar benar terlihat seperti penyihir, ya?"

Spring Day [yoonkook]Where stories live. Discover now