9

2.8K 328 4
                                    

.
.
.
"Kau harus latihan Kookie, buat hyungmu bangga. Yoongi akan baik baik saja bersamaku" Yang lebih tua mengusap bahu namja bergigi kelinci itu

Jungkook juga berfikir demikian sebenarnya, tapi batinnya sempat memiliki konflik, firasatnya tak baik. Ia merasa bahwa Yoongi akan meninggalkannya

"Haah... Baiklah hyung, aku berangkat"

Seokjin tersenyum. Akhirnya Jungkook menuruti perintahnya yang harus menimbulkan perdebatan cukup lama tadi.

"Berhati hatilah, jangan terlalu dipikir. Kau harus fokus, arraseo?"

Jungkook mengangguk, kemudian berpamitan dan menjauh dari UGD

Seokjin menghela nafas. Cukup melelahkan juga walaupun hanya berdebat dengan Jungkook
.
.

"Permisi, apakah anda wali dari Min Yoongi?" Tanya seorang suster yang keluar dari pintu kaca itu

Seokjin berbalik

Fokusnya sempat terhenti di satu titik. Dilihatnya sepasang suami istri sekitar sepuluh meter di hadapannya yang juga tengah menatapnya

Kemudian ia meneruskan pandangannya ke sang suster

"Ne. Saya walinya" jawabnya dengan tersenyum

"Anda bisa mengikuti saya ke ruangan Dokter Hwang"

Seokjin membalasnya dengan anggukan, kemudian mengikuti suster tadi. Sesekali ekor matanya melirik ke arah pasangan yang menatapnya sendu
.
.

Seokjin keluar dari ruangan Dokter Hwang dengan membawa sebuah map, yang kemudian ia masukkan ke dalam tasnya.

Maniknya meneliti kantin rumah sakit dalam perjalanannya menuju ruangan Yoongi

Pandangannya terhenti pada satu sisi, langkahnya pun juga terhenti

Dengan modal tekat yang cukup kuat atas rasa ingin tahunya, ia berjalan ke arah pandangannya

"Permisi" sapa nya ramah

Sontak dua orang disana berdiri dan menyambut Seokjin hangat

Yang pria segera mempersilahkan Seokjin duduk

"Ah, baiklah. Maaf mengganggu anda. Saya hanya ingin bertanya beberapa hal" kata Seokjin berhati hati

"Tidak tidak. Kau tak mengganggu kami, justru kami yang merasa mengganggumu karena hal tadi" kata sang wanita ramah dan lembut

Seokjin tersenyum di hadapan pasangan itu. Ia merasa familiar dengan wajah keduanya

Sejenak ia terdiam, kemudian..

"Min Yoongi"

Seokjin kemudian tersenyum saat mendapat ekspresi dan respon yang sedikit sulit diartikan

"Saya rasa anda tadi sedikit terkejut ketika nama itu disebutkan oleh suster. Apa hubungan anda dengan adik saya?" Seokjin mencoba setenang mungkin

Perlahan air wajah cantik sang wanita yang sudah berumur itu berubah menjadi sedikit sendu. Matanya berkaca kaca

Ia menoleh pada sang suami, kemudian dibalas oleh anggukan

Beralih lagi pada Seokjin, pria itu tersenyum lembut

"Kami kehilangan satu satunya putra kami saat usianya enam tahun. Namanya adalah Yoongi, Min Yoongi. Peristiwa itu terjadi sekitar sembilan belas tahun yang lalu. Berkali kali kami mencarinya, Daegu-Seoul adalah jarak yang jauh, kami begitu khawatir, mana bisa Yoongi kecil pulang sendirian..." Jelas panjang pria itu

Seokjin hanya bisa mengangguk mengerti

"Ada satu gejolak di hati kami, ketika orang lain menyebut lagi nama yang hampir terlupakan itu... Hiks..." Wanita itu terisak saat melanjutkan penjelasan sang suami

"Kami begitu bersyukur saat kau datang dengan sendirinya disaat kami akan menuju ke arahmu"

Seokjin tersenyum, "saya hanya harus melakukan apa yang ingin saya lakukan. Sedikit penasaran atas reaksi anda setelah nama adik saya disebut"

"Maaf, tapi siapa namamu, nak?" Tanya wanita itu

"Kim Seokjin imnida. Maaf belum sempat memperkenalkan diri"

"Ah, Seokjin ssi, aku Min Yoonjae, dan ini adalah istriku, Min Hyorin. Bolehkah kami meminta satu hal?"

'Min Yoonjae? I-itu kan..'

"...Seokjin ssi?"

"Ah, Tentu saja..."

"Bisakah... Kami menemui Min Yoongi?"

.
.
.

Tbc


[darkclous]

Spring Day [yoonkook]Where stories live. Discover now