Epilog

6.6K 601 29
                                    

30 September 2026

Seorang sipir penjara mendentingkan jeruji besi milik sell nomor 12 berulang kali menggunakan senjata tumpulnya. Seketika, semua penghuni sell tersebut langsung berbondong-bondong menghadap ke sang sipir lewat celah kecil yang ada. Hanya ada satu orang yang masih duduk di sudut ruangan sell tanpa ada niat mengikuti kelakuan teman satu sellnya yang lain.

"Surat untuk Jeon Jaehyuk! Surat untuk Jeon Jaehyuk!" seru sang sipir itu.

Para tahanan yang semula memadati celah pintu sell, kini mengerang kecewa dan kembali ke tempat masing-masing. Lain halnya dengan seorang laki-laki yang tadinya hanya diam di sudut ruangan sell nomor 12. Mendengar namanya dipanggil, laki-laki berambut putih itu segera berdiri dan mulai mendekati sipir penjara. "S-Surat untuk saya?" ujar laki-laki itu tak percaya.

Sang sipir mengangguk cepat, dia langsung memberikan sebuah amplop putih lewat celah pintu sell, kemudian pamit undur diri. Si sipir penjara itu tidak memberitahukan siapa pengirimnya, juga tidak berkata apa-apa kepada laki-laki tua berbaju tahanan itu. Alhasil, beliau meneliti surat yang didapatnya selama beberapa menit. Dengan ragu-ragu, tangan keriputnya memutuskan untuk membuka amplop tersebut. Terdapat secarik kertas persegi, berbahan tebal, serta berwarna kuning keemasan di dalam amplop itu. Yang mana, kertas tersebut adalah sebuah undangan pernikahan yang diperuntukkan si laki-laki tua. Beliau lantas membaca undangan tersebut secara teliti.

Sudut bibir laki-laki itu perlahan terangkat, matanya mulai berkaca-kaca karena terharu membaca kata demi kata yang tercetak di dalam undangan tersebut. Terlebih, sang pengirim menuliskan 'teruntuk ayahku tercinta' di bagian depan undangan pernikahan itu. "Selamat atas pernikahanmu, putraku." gumam Jeon Jaehyuk pelan.

***

Salah satu gereja kota Seoul yang megah–yakni Myeongdong Cathedral— sedang berlangsung sebuah acara pernikahan sakral yang disambut dengan penuh sukacita. Tamu-tamu yang datang ke sana tidak begitu banyak, hanya keluarga dan orang terdekat dari kedua mempelai saja. Namun, pernikahan itu terlihat sangat indah dengan mengusung tema serba putih. Walau dekorasi yang mereka pakai bisa terbilang sederhana. Di luar bangunan gereja, terdapat barisan para wartawan yang berusaha meliput acara pernikahan tersebut meski nyatanya tak satupun dari mereka yang berhasil meliput dikarenakan penjagaan yang ketat. Ya, pernikahan yang satu ini bisa dibilang cukup unik. Pasalnya, kedua mempelai berasal dari kalangan berstatus sosial tinggi—bahkan si mempelai wanita merupakan model papan atas yang popularitasnya sedang melejit, namun keduanya malah lebih memilih melangsungkan pernikahan yang sederhana. Mereka menolak untuk mengumbar pernikahan di depan publik meskipun banyak sekali media yang memohon untuk diizinkan meliput.

Laki-laki yang saat ini tengah berdiri di depan altar gereja tersenyum bangga melihat upacara pernikahannya sendiri berjalan sesuai harapan. Ya, laki-laki itu, Jeon Wonwoo, tak berhenti memamerkan senyumannya yang manis dan sangat langka. Sebenarnya laki-laki itu gugup sekali, terbukti karena sedaritadi dia sibuk membetulkan letak kacamatanya. Namun tetap saja, semua tamu undangan tak berhenti menunjukkan kekaguman pada pesona laki-laki tampan bermata rubah yang gugup itu, khususnya kaum hawa.

Sejauh ini, tidak ada halangan yang berarti dalam acara pernikahan Wonwoo. Dia mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, terutama dari sahabat-sahabatnya yang sudah membantu persiapan dari nol. Urusan cathering dibantu oleh Soonyoung, Zelo membantu untuk urusan desain undangan dan dekorasi, Mingyu memberi pertolongan dalam urusan penyewaan gereja serta gedung untuk resepsi pernikahan, Jun sebagai penyebar undangan, dan Jihoon sebagai event organizer. Wonwoo tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menunjukkan rasa terimakasihnya kepada orang-orang itu, dia sangat bersyukur karena memiliki mereka sebagai seorang sahabat.

#1 WONWOO ✔Where stories live. Discover now