"Siapa bilang!?"

Wonwoo kaget setengah mati mendengar seruan itu. Buru-buru dia menegakkan badan, kemudian menoleh ke asal suara yang datangnya dari belakang. Ternyata, orang yang barusan berbicara adalah Hong Sera. Perempuan itu tengah cemberut ke arah Wonwoo, kedua tangannya membawa beberapa buah apel. "S-Sera!?"

"Jangan berpikir yang aneh-aneh, Jeonsan!" tegur Sera pura-pura marah.

Sambil membenarkan topi beanie-nya serta merapatkan longcoat yang dikenakan, Sera berjalan melewati Wonwoo yang masih mematung. Perempuam itu meletakkan apel-apel bawaannya di makam Changkyun dan juga di makam Im Taeho.

"Halo, Ayah! Halo juga, Oppa!" sapa Sera ramah. "Ah, hampir lupa. Selamat ulang tahun yang ke-30, Changkyun-oppa!"

Perlahan, Wonwoo mulai bereaksi lagi. Dia ikut tersenyum melihat ekspressi Sera saat ini. Kekasihnya itu mulai bercakap-cakap dengan makam Im Taeho dan juga Changkyun. Dia tampak asyik dengan dunianya sendiri. "Sudah lama sekali kita tidak berkumpul, aku rindu." ungkap Sera. "Ah, kalian tahu? Adiknya Jeonsan jadi model baru di agensiku! Dia sangat hebat, baru saja debut sudah banyak sekali mendapat tawaran!"

Sera terus berceloteh dengan mereka, ada saja topik unik yang dia bicarakan. "Seminggu yang lalu, Jisoo-oppa menikah dengan dokter residen bedah saraf yang sangat cantik, namanya Bae Yubin! Mereka berdua serasi sekali! Aku tidak sabar menantikan keponakanku!"

"Ah, ayah masih ingat Lee Jihoon? Ya, CEO agensiku itu akan menikah tahun ini! Dia akan menikah dengan Kang Rena, rapper yang terkenal itu! Mereka memang pasangan yang penuh kontroversi, tapi aku senang mereka bahagia dengan hubungan mereka."

"Oh, satu lagi! Akhirnya aku berhasil menjadi sarjana! Jisoo-oppa menemukan program homeschooling untukku dan membantuku agar bisa masuk universitas, sekarang aku adalah sarjana ekonomi!"

Masih banyak lagi percakapan antara Sera dan kedua nisan yang ada di hadapannya itu. Wonwoo memasukkan sebelah tangannya di saku celana, ikut mendengar cerita Sera dengan penuh minat, sambil sesekali tersenyum saat melihat raut bahagia Sera. Dia merasa seperti kembali lagi ke masa dimana perempuan itu masih tinggal bersama mendiang Im Taeho dan Changkyun.

"Mungkin sampai di sini dulu ceritaku. Kapan-kapan kita lanjut lagi, ya? Maaf kalau aku tidak bisa datang sering-sering, jadwalku semakin padat."

Sera tersenyum untuk yang terakhir kalinya pada makam Im Taeho dan juga Changkyun. Dia pun pamit, lalu bangkit dan membalikkan badan. Netranya bertemu dengan milik Wonwoo, membuat keduanya saling melempar senyum. "Lama tidak bertemu." ujar Wonwoo.

Sera terdiam. Dia lantas menghampiri Wonwoo, menarik kerah mantel laki-laki itu, dan mencium bibirnya dengan lembut. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak melakukan kegiatan menyenangkan ini. Jadwal pekerjaan mereka benar-benar merenggut semuanya. "Formal sekali." ejek Sera setelah menghentikan ciumannya.

Perempuan itu menatap Wonwoo penuh kasih, begitu juga sebaliknya. Cukup lama mereka saling bertatap-tatapan demikian, hingga akhirnya Sera menyadari sesuatu. "Ah, kepala Jeonsan tertutup salju."

Wonwoo hanya tertawa pelan ketika kekasihnya kini sibuk membersihkan rambutnya dari salju. "Kau datang ke sini sendirian?" tanya laki-laki itu.

"Ya, aku minta diantar manajerku." jawab Sera. "Aku sengaja mengosongkan jadwal hari ini untuk menemui ayah dan Changkyun-oppa, tapi ternyata aku bertemu Jeonsan juga di sini."

"Sudah makan siang?"

"Belum."

Wonwoo mengusap puncak kepala Sera. "Kalau begitu, kita makan siang dulu sebelum kuantar kau pulang, bagaimana?"

#1 WONWOO ✔Where stories live. Discover now