14 - Gak Kuat (2)

Mulai dari awal
                                    


"Cukup, Cas. Gue gak mau ngomong lagi sama lo," potong gue sambil kembali ke posisi tidur sambil membelakangi Lucas.


Gue bakalan lebih sakit kalau ngelihat wajah menyesalnya saat ini.


Bisa-bisa gue bakal luluh lagi sama dia.



"Mel, maafin gue. Gue... gue gak maksud ngebentak lo kayak tadi. Cuma tadi gue-"


"Keluar, Cas," potong gue untuk kesekian kalinya.


Gue bisa denger desahan beratnya Lucas saat menghela napas.

"Serius, Mel. Cuma lo doang yang selalu ngertiin gue. Gue gak ada maksud buat-"


"Cas.. gue mohon. Keluar dari kamar gue sekarang.. please..," kata gue lebih ke arah memohon.


Gue beneran gak sanggup denger apapun lagi dari mulut Lucas saat ini. 


Dan sesuai harapan gue, Lucas keluar dari kamar gue tanpa mengatakan apapun. Setelah sebelumnya dia nyelimutin tubuh gue.


Gue gak sanggup kayak gini terus.



---



Gue membuka mata gue yang masih terasa berat. Gue yakin banget mata gue bengkak saat ini.

Setelah Lucas keluar dari kamar, gue lanjut menangis lagi sampai akhirnya ketiduran.


Gak ada yang bangunin gue juga. Orang rumah gue tau kalo gue tidur sore pasti bangunnya malam. Jadi gak ada yang bakal sadar juga kalo gue abis berantem sama Lucas.


Tok.. tok..


"Dek, bangun."


Suara berat Kak Chanyeol terdengar dari luar pintu kamar gue.

Tumben banget saudara gue uda pulang kerja jam segini. Biasanya dia lembur terus karena gila kerja.


Dengan enggan, gue menjawab, "Uda bangun kok, Kak."


Suara gue masih parau banget. Gue gak mau sampai ketauan abis nangis tadi.


Pintu kamar gue yang semula gue kira terkunci, terbuka.


Sial, gue lupa kunci lagi tadi.


"Aduh, kok kamar digelapin gini sih, Dek," omel Kak Chanyeol sambil menyalakan lampu, sehingga kamar gue menjadi terang seketika.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Head Over Heels ; Lucas (Book 1) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang