Bagian~16.b

4K 550 48
                                    

Dengan kemarahan yang menggelegak, Rendra bahkan tak habis pikir ia bisa sampai ke rumah dalam kondisi baik-baik saja tanpa kekurangan satu apapun. Padahal jika mau dipikirkan lagi, dalam kondisi marah yang tak tertahankan, seseorang bisa saja mengalami kecelakaan di jalan saat mengemudikan mobil karena konsentrasinya yang terpecah.

Langkah kaki Rendra terdengar kasar setiap ia mengambil langkah untuk masuk lebih ke dalam rumah. Tak dipedulikannya tatapan kebingungan dari beberapa penjaga di depan pintu rumahnya. Fokus Rendra yang telah diamuk amarah hanyalah menemukan sosok itu yang dianggapnya bertanggung jawab atas kemarahan yang ia rasa.

Mata Rendra yang tajam terus memindai awas sekitarnya di setiap langkah yang ia ambil. Hingga langkah kakinya terhenti di depan satu ruangan yang pintunya terbuka lebar, ruangan yang berada di bagian belakang rumah yang biasanya digunakan untuk mencuci baju dan juga digunakan sebagai tempat menjemur karena atapnya dibuat bisa langsung menghantarkan sinar matahari.

Di sanalah sosok itu berada. Dalam posisi duduk dan sedang menyikat kerah kemeja miliknya. Sejenak Rendra terpaku, tiba-tiba merasa kasihan sewaktu melihat sosok itu menunduk, menyikat dengan tatapan kosong yang pikirannya entah berkelana kemana.

Secepat datangnya rasa kasihan itu, secepat itu pula hilangnya saat suara-suara kembali mengingatkan bahwa sosok yang sedang di pandanginya itu memiliki jalinan darah dengan orang yang bertanggung jawab atas kematian adiknya. Sudah sepantasnya sosok itu juga bertanggung jawab dan harus menanggung amarahnya.

Harapan Di Ujung Senja [TTS #2 | TAMAT]Where stories live. Discover now