Bagian~1

11.2K 657 16
                                    

"Persiapkan semuanya dengan matang, aku tidak mau ada satupun kesalahan yang terjadi nanti."

Bima, yang merangkap sebagai tangan kanan juga asisten pribadi hanya bisa mengangguk mendengar kalimat bernada tegas yang diucapkan oleh atasannya. "Segera saya laksanakan." jawabnya mantap laksana perwira yang sedang menghadapi atasannya di kepolisian.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Rendra yang kepalanya masih tertunduk memandangi sesuatu di dalam hp-nya.

"Siapa yang anda maksud?"

Kepala Rendra seketika mendongak, memandang tajam Bima yang belum memberikan jawaban yang Rendra inginkan.
"Wanita iblis itu. Memangnya siapa lagi yang aku tanyakan selain dia?"

Bima masih terlihat tenang, sama seperti sebelumnya ketika ia baru saja memberikan laporan dari hasil pencariannya selama hampir 4 tahun. Meski sekarang ekspresi wajah atasannya seakan siap memakan Bima hidup-hidup, ia tetap tidak merasa terintimidasi ataupun takut.
"Masih sama seperti terakhir kali saya melihatnya 2 hari yang lalu. Wanita itu belum juga sadarkan diri dari tidur panjangnya."

"Apakah wanita itu benaran koma, atau hanya berpura-pura untuk mengelabuiku?"

"Iya," jawab Bima disertai anggukkan, kemudian kembali menambahkan. "Saya sudah menanyai dokter yang selama satu tahun terakhir menanganinya, dan jawaban yang diberikan sama seperti apa yang saya sampaikan kepada anda."

Rendra mengangguk-angguk sembari mengusap dagunya yang sedikit kasar karena belum bercukur pagi tadi. "Ke mana wanita itu menghilang sebelum ditemukan koma?" wajah Rendra telah kembali seperti semula, tenang tanpa ekspresi yang bisa mencerminkan isi hatinya.

"Singapura. Berkat bantuan dari kekasihnya yang merupakan salah satu pengusaha besar di Indonesia, semua data diri wanita itu bisa tersamarkan. Sehingga kami yang mencarinya hanya menemukan jalan buntu dan selalu gagal di tengah jalan."

"Lalu, di mana pengusaha itu sekarang?"

"Menghilang. Kabar terakhir yang saya dapat dari orang di lapangan, pengusaha itu menghilang tanpa jejak setelah kecelakaan tragis yang menimpa dirinya dan wanita itu. Ada yang mengatakan jika dia disembunyikan oleh keluarganya dan dibawa berobat ke luar negeri. Ada juga yang mengatakan pengusaha itu meninggal sebelum mendapat penanganan dokter."

"Kalau begitu, terus cari keberadaannya. Bahkan jika hasil yang didapat hanya kuburan dengan batu nisan bertulisankan namanya sekalipun, tetap temukan pengusaha itu." titah Rendra tidak ingin dibantah.

Kernyitan di dahi Bima membuat Rendra memandang orang kepercayaannya itu penuh tanya dan langsung menyuarakannya. "Apa yang kau pikirkan?"

"Maaf jika saya lancang telah menanyakan hal ini kepada anda. Apakah anda ingin menuntut pembalasan juga kepada pengusaha itu? Bukannya pengusaha itu tidak ikut terlibat dalam insiden yang menyebabkan adik anda meninggal dunia?"

Seulas senyum Rendra berikan untuk keberanian Bima dalam mengutarakan pikirannya. Tanpa merasa takut apa lagi terintimidasi akan aura kejam yang selalu menguar dari tubuh Rendra. "Bukan untuk pembalasan tapi pembuktian."

"Maksud anda?"

"Aku ingin melihat seperti apa orang yang sudah berhasil mengelabuiku selama bertahun-tahun. Yang sudah menutupi jejak wanita iblis itu dengan sangat rapi sehingga kau ataupun aku tidak berhasil menemukan keberadaan wanita iblis itu." Rendra terlihat menyeringai, menampakkan ekspresi wajah yang bisa membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri. Terkecuali Bima tentunya, karena pria itu hanya menatap lurus atasannya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sudah biasa katanya jika ada yang bertanya, apakah Bima tidak takut melihat ekspresi keras atasannya itu?

Harapan Di Ujung Senja [TTS #2 | TAMAT]Where stories live. Discover now