♡ 16. 砂糖のドーナツ。

3.8K 703 141
                                    

🌊❤️🍰

Episode 16

 砂糖のドーナツ

_donat gula_

🌊❤️🍰

"Kenapa kau senyam-senyum seperti orang sinting begitu?" Jung Jaehyun menepuk kepala Yerim dengan lembut, ekspresi wajahnya yang penuh keingintahuan nampak jelas dibalik sepasang iris mata hitam kecokelatannya. Pemuda itu mengerungkan kepalanya, sudah pasti ada sesuatu dengan Jeon Jeongguk. "Kau senang sekali, ada sesuatu yang terjadi dengan Jeongguk?"

Yerim tersenyum tipis, tentu saja pemuda itu masih menyebalkan dan menjengkelkan seperti biasanya, namun ia yakin ada sesuatu yang berubah – ia tidak tahu apa.

"Kukira kau sudah punya rencana untuk mencari ikan lain di laut." Jaehyun pura-pura melenguh kecewa, ia memang merasakan perasaan itu, namun menunjukkannya dengan cara yang berbeda. Beruntung hari sudah gelap, ia yakin Yerim bahkan tidak melihat wajahnya sekarang ini. "Setelah kau menuduhnya punya pacar kemarin, harusnya kau tahu kan kau sebaiknya tidak meneruskan hal-hal semacam ini."

Walau Jaehyun harusnya membersihkan kesalahpahaman antara Jeongguk, Momo, dan Yerim – mungkin seisi Midomori juga – ia memilih untuk tetap diam dan mengunci mulutnya rapat-rapat. Bukan, bukan karena ia berniat untuk bermain kotor, dari awal pun ini bukan permainan. Hanya saja, menurut pemuda itu, Jeongguk harus meluruskan sendiri kesalahpahaman yang ia buat sendiri – atau dalam kasus ini, yang Momo buat.

"Aku tahu kok." Gadis itu tersenyum masam, memeluk dua kakinya diatas tatami ruang tamu, merasa sesak karena ia harus menggunakan piyama yang panas di luar kamar. Beruntung malam hari sudah datang dan gerahnya matahari siang tadi sudah tak lagi memiliki kontak langsung dengan kulitnya, kalau tidak ia sudah kembali mandi keringat. "Tapi aku tidak melakukan apapun sedari awal, Jaehyun. Melihat Hirai-san saja aku sudah merasa kalah telak."

"Jadi tidak ada salahnya bersenang-senang sedikit, iya kan?"

"Yerim! Astaga, kucari kemana-mana ternyata ada disini." Joohyun tergepoh-gepoh menghampirinya dengan gulungan tebal di tangannya, menyaingi gulungan jutsu Naruto yang sering ia lihat di televisi. "Kau bisa bantu aku tidak? Ada beberapa macam sayuran yang harus dibeli di supermarket, bahan makanan untuk makan malam musim panas kita kurang. Bisakah kau pergi membelinya?"

"Tentu saja dia bisa, Joohyun-ssi, aku akan menemaninya." Jaehyun menyahuti tanpa perintah sedikit pun, membuat Yerim yang tadinya hendak menolak memelototinya tanpa ampun. Pemuda itu terkekeh, namun tidak menyadari keanehan di wajah Joohyun saat ia menyahutinya.

"Sebenarnya, maaf Jaehyun – aku sudah menyuruh Jeongguk dan aku hanya meminta Yerim untuk menemani." Joohyun tersenyum canggung, menatap keduanya bergantian di detik selanjutnya. Kim Yerim jelas saja nampak bersemangat sekarang ini, dengan mata berbinar dan senyum sepanjang Sungai Han. Walau bagaimanapun, ekspresi Jaehyun mungkin kebalikannya, bibirnya menekuk ke bawah sempurna. "Kalau kau mau membantu, kurasa Seungwan butuh bantuan dengan wortelnya – di dapur."

Jeon Jeongguk keluar dari biliknya dengan wajah datar, hoodie abu-abu yang seringkali dipakainya berolahraga kini menempel di tubuhnya dengan sempurna – ditemani celana jins berwarna senada. Pemuda itu memandangi tiga manusia yang ada di hadapannya, samar-samar mendengar percakapan mereka beberapa detik yang lalu. Matanya terpaku pada Yerim, mengabaikan ekspresi masam Jaehyun dan melewatinya tanpa mengatakan apapun.

"Yerim?" Pemuda itu berbalik dan menatapnya dengan serius. "Jadi ikut atau tidak?"

Kim Yerim mengikutinya dengan senang hati.

Together, from now on!Where stories live. Discover now