♡ 2. ピンクと光り輝く。

5.9K 950 103
                                    



🌊❤️🍰

Episode 2

ピンクと光り輝く。

_merah muda dan berkilauan_

🌊❤️🍰

Udara musim semi memenuhi kolam renang indoor SMA Shohouku, aromanya menenangkan walau cenderung manis di indra penciuman Jeongguk, aroma air dan bunga sakura yang tercampur sempurna. Jeongguk tersenyum tipis, tidak membiarkan siapapun melihatnya dan berbaring mengambang diatas air dengan perasaan tenang meliputi hatinya. Ah, jarang sekali ia menikmati keadaan seperti ini, mengingat lingkungannya begitu – berisik.

"Yo! Jeon!" Jeongguk membuka matanya dan mendapati Yuta di pinggir kolam renang, melambaikan tangannya dengan sebotol minuman isotonik berukuran sedang di genggamannya. Ia mengerenyit, memangnya siapa Nakamoto Yuta? Pacarnya?

"Nih, untukmu!"

Jeongguk menghela napas, belum sepuluh menit ia ditinggal pelatih dan teman-teman ekstrakulikulernya ke kamar mandi, ia sudah terganggu akan keberadaan Yuta. Walau begitu, ia tetap menuruti keinginan temannya itu, berenang ke arah pinggir kolam dan menerima minuman itu dari tangan Yuta tanpa pikir dua kali.

"Omong-omong, itu bukan dariku loh." Jeongguk melirik Yuta, tidak menghiraukan apa yang pemuda itu katakan dan meneguk cairan berperasa lemon itu hingga botolnya kosong, menunggu temannya melanjutkan kalimat. Yuta sering kali membawakannya makanan atau minuman – waktu SMP, itulah yang membuat Jeongguk berpikiran kalau teman baiknya adalah seorang yang dermawan. Sayangnya, Yuta berhenti memberinya ini dan itu ketika mereka masuk SMA.

Karena nyaris semua makhluk berjenis kelamin wanita menitipkan sesuatu untuknya lewat Yuta. Makanan, minuman, cokelat valentine – sebut saja.

Ia merasa tidak nyaman, tapi mengapa Yuta malah santai-santai saja?

Masuk SMA, kepopulerannya meningkat dan menembus batas kenyamanan Jeon Jeongguk yang lebih suka sendirian. Jeongguk mempelajari sesuatu ketika banyak siswi di SMA yang menyelipkan kertas di celah lokernya, atau di kolong mejanya, atau di bagian dalam baju hangat musim dinginnya, bahkan menggantung di payung yang ia tinggalkan di lorong sekolah ketika hujan datang – wanita yang sedang jatuh cinta itu agresif.

Merepotkan.

"Ah, tahun akhir sekolah." Yuta melenguh pasrah, senyum tipis yang samar menempel di bibirnya. Sementara Jeongguk tidak bergeming, tiga perempat tubuhnya masih ada di dalam kolam renang dan ia tidak berencana keluar sampai tempat ini ditutup. "Apa kau sudah mencari tahu tentang Universitas yang kau tuju? Beasiswa di Todai bagaimana? Sudah kau pertimbangkan?"

Jeongguk mendecak, mendorong tubuhnya naik dari bawah kolam renang, mau tak mau membuat beberapa siswi di sekitar kolam renang besar itu tersipu malu. Sudah tampan, atletis, pintar pula – tidak banyak bicara, namun sekalinya bicara pun pintar bersilat lidah.

"Siapa kau? Ibuku?"

Sahutan Jeongguk membuat Yuta tertawa.

"Maaf, maaf. Aku tidak bermaksud mendesakmu, aku hanya ingin tahu kemana arah hidupmu selanjutnya." Jeongguk nyaris mempercayai kalimat Yuta, tapi pemuda itu menyeringai usil dan mengatakan rentetan kalimat lain yang sebenarnya tidak berguna. "Plus, menemukan jawaban yang diinginkan penggemarmu."

"Apa-apaan sih kau ini, sudah kubilang berhenti meladeni mereka." Jeongguk mengeluh untuk yang kesekian kalinya, ia tahu keluhan tidak akan membuat Yuta berhenti, bujukan pun tak diindahkannya. Yuta terlalu menyukai makanan gratis dan perhatian dari siswi yang sebenarnya, memperhatikan Jeongguk. "Mereka buang-buang waktu, kau harusnya tidak begitu."

Together, from now on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang