♡ 5. 闇の王子。

5K 858 76
                                    




          

🌊❤️🍰

Episode 5

闇の王子。

_sang pangeran kegelapan_

🌊❤️🍰

                Yerim tidak tahu bagaimana ia bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang ini. Ia belum pulih dari keterkejutannya walau Jeon Jeongguk, yang menolaknya, yang disiramnya dengan jus jeruk, yang ditabraknya dengan kasar adalah satu dari belasan tetangganya di Rumah Sewa Midomori. Ia pernah berkata pada dirinya sendiri bahwa kemungkinan terbesar buku hariannya ditemukan oleh Jeon Jeongguk hanyalah satu berbanding seribu, menjadi tetangganya mungkin satu berbanding sepuluh ribu.

Sayangnya kemungkinan yang hanya satu itu terjadi juga.

                Yang jelas, rasa jengkel yang sudah mulai menghilang karena rasa lelah itu kembali lagi.

                Pertama, mungkin karena tidak ada satu orang pun yang memberitahunya tentang Jeon Jeongguk. Ia ingin sekali menodong Guanlin atau Daniel, mengingat keduanya lebih muda darinya dan bisa ditindas – bukan dengan cara yang tidak manusiawi tentunya. Kemudian ia teringat sesuatu, memangnya ada yang punya kewajiban memberitahunya kalau orang yang disukainya tinggal dibawah atap gedung yang sama?

                Kedua, mungkin karena pemuda itu sudah tahu lebih dulu. Dilihat dari reaksinya ketika mereka bertatap muka beberapa menit yang lalu, Jeon Jeongguk tidak nampak terkejut, tidak juga nampak marah, apalagi nampak senang – tidak sama sekali. Kemudian ia teringat sesuatu, Jeon Jeongguk memang manusia yang irit ekspresi, bukannya tidak punya ekspresi – tapi tidak mau berbagi. Lalu apa, dia tahu pun tidak berefek apapun padanya kan?

                Ketiga, mungkin karena ini pertama kalinya Yerim melihat pemuda itu dengan pakaian selain seragam sekolah dan kaus olah raga. Pemuda itu memakai kaus tipis dan celana panjang, celana piyama yang dipadupadankan dengan cardigan abu-abu yang hangat untuk sekedar melindungi dari angin malam. Yerim akan meraung-raung dalam hati sambil menangis karena tersiksa akan ketampanan tiada batas Jeon Jeongguk, kenapa juga ia tidak bisa kebal dengan penampilannya walau sudah dipermalukan oleh orang yang sama?

                Kim Yerim porak poranda, kini ia melihat alasan keempat dari alasan mengapa ia merasa jengkel sekarang ini.

                Keempat, mungkin karena mereka duduk berhadapan sekarang ini dan ia harus menonton Chou Tzuyu bergelayut manja di lengan Jeon Jeongguk, melakukannya dengan sesuka hati tanpa penolakan dari pemuda itu. Punya hak cemburu pun tidak, mau merasa cemburu pun tidak, tapi mengapa rasanya menjengkelkan sekali ya? Oh, ia benar-benar ingin melempar sendalnya ke wajah Tzuyu ketika ia merengek manja untuk sepasang sumpit dari tangan pemuda itu, sayangnya – ia tidak bisa melakukan apapun selain merenggut kesal.

                "Yerimmie?" Panggilan sok dekat yang diutarakan Jeon Wonwoo membuatnya nyaris mengerenyit menjauh, pemuda itu punya personaliti yang berbeda jauh dari adiknya, ceria dan cenderung berisik. Yerim tidak akan mengeluh, setidaknya ia bisa berteman dengan Jeon Wonwoo tanpa harus menyiramnya dengan jus jeruk. "Ada apa? Kau melamun dan mengerucutkan bibirmu sejak tadi."

                 "Tidak apa-apa, mungkin aku terlalu kenyang." Yerim menyahuti dengan sopan sementara dua iris matanya mengikuti Bae Joohyun yang sibuk mengomeli Guanlin tentang mencuci piring, rasanya ia lebih ingin menemani Guanlin dan ikut dimarahi dibanding harus terjebak kecanggungan tiada akhir di meja makan. "Makanannya enak, sepertinya aku terlalu banyak makan."

Together, from now on!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon