♡ 13. 宙返り。

3.8K 731 229
                                    


🌊❤️🍰

Episode 13

宙返り。

_jungkir balik_

🌊❤️🍰

"Astaga, aku bisa gila!" Kim Yerim melempar kertas hasil ujiannya ke sembarang arah, nilainya memang tidak jelek, tidak bernoda merah, tidak dalam angka yang rendah – kecuali satu mata pelajaran laknat yang memang sedari dulu dibencinya. Yerim menguasai Bahasa Jepang dengan baik, tapi Bahasa Inggris? Ia hanya mampu memperoleh nilai 5,8 yang dicetak dengan tinta merah diatas kertasnya yang hitam sempurna – nyaris. Chou Tzuyu yang duduk disampingnya sambil mengunyah keripik kentang hanya menatapnya dengan tatapan aneh, mengerenyit tiap kali gadis itu mengeluh.

"Unnie, mau sampai kapan sih kau merengek seperti itu?"

Tzuyu berhenti mengunyah hanya untuk bicara dengan Yerim. Melihat ekspresi lemah dan lesu di wajah gadis itu, Chou Tzuyu tidak bisa tidak merasa iba. Pandangan matanya melayang ke arah kertas tipis di tangan Yerim, dengan angka-angka bernilai besar yang pantas dibanggakan. Demi tuhan, tidak semua nilainya jelek. Kenapa sih gadis ini tidak bisa bersyukur? Nilainya yang rendah hanya Bahasa Inggris, bukan begitu? Ia bisa hidup tanpa harus bicara menggunakan Bahasa Inggris!

"Semua nilaimu itu sudah diatas rata-rata. Matematikamu 8,8. Bahasa Jepangmu 9,2 – kecuali si Bahasa Inggris ini, bersyukur saja kenapa sih?"

"Mana bisa begitu, Tzuyu." Joohyun membawakan keduanya cemilan, mengingat dua gadis itu sedang sibuk belajar walau musim panas sudah datang. Beruntungnya, nilai keseluruhan Yerim mencapai 8,9. Jika ia mendapat angka dibawah 7,5 ia harus tersiksa selama musim panas dan pergi kesekolah ketika yang lain berlibur. "Ia perlu nilai setidaknya 7,5 untuk Ujian Nasional. Mana mau dia dapat nilai 5,8 di Ujian Nasional nanti?"

"Iya. Aku paham, Joohyun-unnie." Tzuyu berbicara dengan intonasi yang benar-benar berbeda ketika ia bicara dengan Joohyun, fakta yang satu itu malah membuat Yerim semakin terganggu. Rasanya ia sudah tidak punya pilihan lain selain terjebak bersama gadis itu selama dua hari dalam seminggu sepanjang musim panas. "Kalau tidak, mana mungkin dia ada disini bersamaku – menunggu tutor Bahasa Inggris kami yang baru."

"Jangan mengeluh, kalian ini harusnya belajar bersama." Joohyun menepuk kepala Tzuyu dengan buku yang tipis, tanpa tenaga – tapi cukup untuk membuatnya mengaduh. "Lagipula kalian juga yang sepakat mau membayar setengah-setengah demi kursus Bahasa Inggris. Yerim memang perlu kursus karena ia harus memperoleh nilai ujian yang lebih tinggi, kalau kau hanya ikut karena saran Jeongguk saja kan?"

Pipi Tzuyu bersemburat merah.

"Tidak kok! Aku berniat belajar conversation, mana bisa aku kerja di perusahaan ekspat jika aku tidak bisa berkomunikasi dengan lancar!" Yerim membiarkan matanya mengikuti gerak-gerik Chou Tzuyu, gadis itu kentara sekali – terlihat dengan jelas ketika mereka bicara seperti ini maupun ketika ia asyik melendoti lengan Jeongguk. Ia mendecak, ck, ck, ck – dasar anak SMP.

"Kau juga samanya, Yerim. Hanya karena kalian saingan cinta, jangan sampai kalian bersaing dengan cara yang tidak sehat." Tubuhnya menegang ketika ia mendengar Joohyun meninggikan suaranya, berjengit dari baringan kepalanya di atas meja setelah gadis muda itu menyelesaikan kalimatnya. Yerim dan Tzuyu hanya bertatapan canggung, sementara Joohyun yang tidak memperhatikan kondisi dan situasi asyik melanjutkan celotehannya. "Pokoknya, kalian harus bekerja sama dan saling membantu dalam belajar."

Belum sempat menyahuti, ketukan ringan terdengar di telinga tiga gadis muda yang sedang duduk manis diatas tatami itu. Yerim merenggut, sudah pasti itu guru lesnya – ia akan menghabiskan waktu dua jam penuh dalam sehari untuk mengingat grammar dengan orang dibalik pintu itu. Ekspresi wajah Tzuyu sama dengan ekspresi wajahnya, mungkin gadis itu memang butuh belajar Bahasa Inggris – kalau tidak, mana mungkin ia memasang ekspresi seperti itu?

Together, from now on!जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें