♡ 14. 愛のライバル。

3.4K 736 131
                                    

🌊❤️🍰

Episode 14

愛のライバル。

_saingan cinta_

🌊❤️🍰

"Oi! Aku ini laki-laki. Kalau kau ketahuan membawaku masuk tanpa penjelasan, apa kata orang nanti?!" Yerim sungguh tidak peduli, itu adalah hal terakhir yang ada di kepalanya sekarang ini, sungguh. Gadis itu segera mendorong Jung Jaehyun kedalam kamarnya, tergesa-gesa segera setelah pemuda itu menginjakkan kakinya di Midomori. "Yerim, kau ini kenapa sih?"

"Kau, teman macam apa kau! Kenapa tak bilang padaku kalau Jeongguk sudah punya pacar!" Belum sempat menyela atau memberi penjelasan, Jaehyun disuguhi pemandangan luar biasa yang sulit ditolak kaum adam. Gadis itu entah sejak kapan mengganti pakaiannya dengan jaket yang terlalu besar di tubuhnya, menutupi hanya sampai pangkal paha – wajahnya yang menggemaskan dan imut itu nampak lebih manis ketika menahan tangis.

Jaehyun menghela napas, Jeongguk mengabaikan sesuatu yang penting lagi, begitu pikirnya.

"Ck, ganti dulu bajumu sana. Aku ini laki-laki Yerim, kalau kau belum lihat aku setengah telanjang, akan kubuka pakaianku sekarang!"

Yerim melemparnya dengan bantal.

"Jangan lakukan sesuatu yang bodoh, aku tidak bercanda tahu!"

Bantal itu sukses mendarat di wajahnya hanya karena ia membiarkan benda empuk itu sukses mendarat di wajahnya. Ia terpikir beberapa hal, pertama – gadis ini sedang haid dan mendengar kesalahpahaman yang belum diluruskan, atau dua – Jeon Jeongguk sialan itu memang sudah punya pacar diluar pengetahuannya. Ia tidak mengerti apa yang dibicarakan Yerim, matanya malah memperhatikan jaket yang menempel di tubuh Yerim, ukurannya terlalu besar dan familiar.

Oh tunggu, ia tahu jaket itu milik siapa. Kenapa Yerim bisa memilikinya?

"Memangnya kenapa sih kalau dia punya pacar?" Pemuda itu menangkis lemparan bantal kedua, sementara Yerim hanya bisa menatapnya dengan tatapan jengkel ketika ia kehabisan bantal untuk dijadikan senjata. Gadis itu sendiri tidak mengerti mengapa air wajah temannya berubah dalam hitungan detik, memutuskan untuk membiarkan Jaehyun bicara walau hatinya serasa diremas. "Dari bagaimana dia meladenimu, kau bisa lihat sendiri kan kalau dia tidak merasakan sesuatu yang sama denganmu?"

"Tetap saja, kalau dia punya pacar kau harusnya beritahu aku."

Yerim bergumam, meredakan suara jeritan yang mungkin terdengar ke kamar Seungwan dan Joohyun disebelah kamarnya. Tetap saja, hatinya masih terasa diaduk-aduk dan pikirannya masih melayang kemana-mana, bagaimana tidak? Jeongguk dan Momo keluar dari Midomori bersama dengan tangan bergandengan dan senyum selembut permen kapas menempel di wajah mereka – untuk pertama kalinya, Yerim ingin sekali berbuat jahat. Untungnya, dia masih waras – tidak peduli betapa inginnya ia mencekik leher Jaehyun saat ini.

Jaehyun malah tersenyum tipis, dan itu malah membuatnya kembali naik pitam.

"Jangan senyum-senyum begitu! Jawab aku dong!"

Jaehyun terkekeh.

"Maaf, maaf. Habisnya kau manis sekali sih, ngambek hanya karena cemburu." Tawa Jaehyun menempel di akhir kalimatnya, dan Yerim tidak mengerti apa yang dikatakan Jaehyun. Gadis itu bergeming sejenak, mengapa pernyataan Jaehyun terdengar seperti rayuan? "Sudah kubilang kan padamu, kalau dia tak punya perasaan padamu ya percuma saja. Dia bukan pacarmu lho, capek-capek cemburu."

Niat awal menghibur gadis itu luntur sudah ketika Jaehyun melihat kerutan di wajah Yerim semakin bertambah. Kenapa gadis itu malah semakin ingin menangis mendengar kalimat Jaehyun tadi? Dasar idiot, kalau bisa memilih pun ia tidak akan memilih cemburu di setting emosinya. Ia tahu ia bukan orang yang mudah cemburu, tapi melihat orang yang disuka dengan orang lain bukannya terasa menyedihkan? Memang seharusnya ia menggulung diri saja tanpa mengundang pemuda itu masuk.

Together, from now on!Where stories live. Discover now