'Oh, Aku sudah mengurus semuanya...', ujar Hyungwon Kihyun membuat kedua matanya seketika terbuka. Ada raut serius di wajahnya.

"Oh. Okay.".

'Are you sure? Haruskah kau melakukan ini,Ki?' , tanya Hyungwon dengan suara yang tampak khawatir.

Kihyun diam. Ia memengang erat ponselnya, tidak tahu apakah ia yakin dengan keputusannya ini.

'Kapan kau akan kembali ke NYC?', tanya Hyungwon lagi.

"Aku memperpanjang kontrak kerjaku. Dan kembali kesana saat urusan ini sudah selesai.", jawab Kihyun kaku.

'Are you sure?'

"Yep. I. Am. Aku tidak bisa begitu saja melepaskan Daehyun dari Appanya.", ucap Kihyun. Ia teringat kejadian semalam yg akan ia sesali sepanjang hidupnya. Tentu Daehyun juga berhak mendapatkan kasih sayang dari Ayah kandungnya juga, dan keegoannya justru melukai Daehyun. Nafas hidupnya. Dan sekarang Kihyun hanya perlu untuk tidak egois, ia tidak perlu kebahagian, jika itu akan melukai orang-orang di sekitarnya. Ia bahkan sudah menyerah dengan kebahagiaannya sendiri. Daehyun, adalah prioritasnya. Begitu pikirnya.

"Bawalah dan datang ke kantorku nanti. Aku akan menandatanganinya.", ucap Kihyun mulai menyalakan mesin mobilnya. Ia mengakhiri panggilan telpon itu dan melajukan mesin mobilnya.

*****

(Kantor Hyunwoo)

Hyunwoo berjalan menghampiri Seungcheol yg sedang memeriksa beberapa berkas di mejanya.

"Seungcheol?", ucap Hyunwoo dengan suara yg membuat Seungcheol tersentak dari duduknya. Hyunwoo menatap dalam kedua mata Seungcheol, membuat sekretrisnya itu salah tingkah.

"Kau sudah sarapan?", tanya Hyunwoo. Seungcheol menatap tak percaya dengan pertanyaan Hyunwoo di hadapannya.

"Ayo temani aku makan. Kau bisa tinggalkan itu. Jooheon—"

Mata Seungcheol membulat mendengar nama yg Hyunwoo sebutkan. Perasaan tak nyaman juga mulai menyelimutinya.

"—Jooheon akan mengurus berkas-berkas itu nanti.", lanjut Hyunwoo beranjak meninggalkannya. Seungcheol segera berdiri dan mengikuti Hyunwoo. Entah ada kharisma tersendiri dalam nada Hyunwoo yg membuat Seungcheol merasa terintimidasi jika berada di dekat Hyunwoo. Seungcheol mengagumi itu. Dan hal itulah yg Seungcheol benci dari dirinya sendiri.

Mereka berdua kini duduk berhadapan di salah satu mini-market. Mereka duduk menyantap ramen instan di dahapannya. Seungcheol berpikir keras, mengapa Hyunwoo, sekelas CEO justru makan di tempat seperti ini. Ia menatap Hyunwoo yg mulai melonggarkan dasinya dan meniup ramen sebelum memasukkan ke mulutnya. Hyunwoo yg bahkan tidak berkata apa-apa membuat Seungcheol berpikir keras dengan dugaan-dugaannya.

"Cheollie...", panggil Hyunwoo. Seungcheol menatap Hyunwoo. "Dulu kita sering makan disini ya?", ucap Hyunwoo.

Seungcheol terkejut. Ia tersadar dan ingatan itu mulai terlintas di pikirannya. Bagaimana ia memaksa Hyunwoo untuk makan disini. Saat Hyunwoo mengunci dirinya sendiri dikamar. Seungcheol tersenyum dan mulai memakan ramennya.

"Kau tahu, saat itu ramen itu sangat terasa nikmat. Mungkin karena aku mogok makan 3 hari haha", ucap Hyunwoo terkekeh.

"Kau gila Hyung, kau pasti akan mati kelaparan kalau aku tidak memaksamu keluar kamar saat itu...", ucap Seungcheol.

Hyunwoo tersenyum. "Kau benar...kau menyelamatkanku..."

"Kau ingat, kau menghabiskan 5cup ramen!! Kau bahkan makan sambil terus menangis, seperti orang gila. Kau membuatku malu Hyung.", ucap Seungcheol.

Hyunwoo tersenyum mengingat kenangan itu. Saat itu ia merasa bersalah, harus makan saat ia benar-benar tidak tahu keberadaan kekasihnya. "Gomawo, kau menyelamatkan kami...", ucap Hyunwoo. Membuat Seungcheol menautkan kedua alisnya.

"Kami?"

"Ya. Kami...", ucap Hyunwoo mengarahkan matanya menatap kendaraan yg berlalu lalang dari balik kaca minimarket itu. "Saat itu aku benar-benar bodoh.. mengunci diriku sendiri di kamar, karena aku putus asa. Aku putus asa karena aku tidak tahu di mana Kihyun berada.", ucap Hyunwoo. Seungcheol menatap Hyunwoo.

"Harusnya saat itu aku makan banyak dan berlari keliling dunia mencarinya.", Hyunwoo terkekeh. "Tapi kau saat itu menarik tubuhku yg berat ini untuk makan. Dan kau menyelamatkan nyawaku. Jika aku tidak makan saat itu aku pasti sudah mati. Dan karena kau menyelamatkanku, aku hidup sampai saat ini... aku bahkan bisa bertemu kembali dengan Kihyunku.", ucap Hyunwoo.

Seungcheol merasakan jantungnya berdetak tak karuan. Ia melihat Hyunwoo mengambil ponsel dari sakunya dan menunjukkan foto di ponselnya. Jantung Seungcheol seakan berhenti melihat foto di ponsel itu. Ia menatap Hyunwoo yg tersenyum memandang foto itu.

"Ini Kihyun. Kihyunku. Yg aku cari sejak dulu. Dan hebatnya ia melahirkan anakku, Cheollie...", ucap Hyunwoo dengan senyum di wajahnya.

"M-mwo?? Anak?"

"Hmm", Hyunwoo mengangguk. "Kihyun mengandung anakku saat ia pergi."

Seungcheol melemas di tempat duduknya. Ada perasaan takut dan penyesalan dalam dirinya.

"Hyung, a-aku tidak tahu k-kau ini berbicara apa.", ucap Seungcheol gagap.

Hyunwoo tersenyum mengabaikan ucapan Seungcheol. "Gomawo kau menyelamatkan kami Seungcheolie... Aku tahu kau yg mengirimnya ke NYC waktu itu. Aku juga tahu Ibu yg menyuruhmu untuk menyingkirkannya. Tapi kau orang baik Cheollie.. kau justru mengirimnya ke NYC daripada membunuhnya..."

"A-Apa yg kau maksud Hyu—"

"Andai saat itu kau tidak mengirim Kihyun ke NYC, aku akan kehilangan Kihyun dan anakku. Aku tahu Ibu bisa berbuat apa saja. Gomawo, Cheollie...", ucap Hyunwoo menatap Seungcheol yg kini salah tingkah dihadapannya.

"Aku tahu semuanya, aku tahu. Jooheon. Aku yg memintanya untuk menyelidiki semua.". Ia membuka file di ponselnya dan menunjukkan kepada Seungcheol.

Seungcheol merasakan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.

"H-hyung, a-aku bisa jelaskan—"

"Aku tahu... kau melakukan semua ini agar Ibu menganggapmu dan mengakuimu sebagai anaknya. Tapi kau tahu, Cheollie? Ibu tidak sebaik itu. Ia hanya memanfaatkanmu untuk mencapai ambisinya. Ia bahkan membuatmu melakukan hal-hal yg berbahaya, Cheollie...", Hyunwoo.

"A-aku—"

"Aku tidak menyalahkanmu. Aku bahkan sudah memaafkanmu atas apa yg kau lakukan kepada Kihyun. Tapi kau tidak seharusnya melakukan perjanjian bodoh dengan Hoseok Hyung untuk menghancurkan perusahaan Appa. Kau tahu? Hoseok Hyung adalah Hyung yg aku hormati. Dan kau tahu? Ia juga tunangan Kihyun. Aku tidak ingin semua jadi berantakan Seungcheollie.. Aku sudah kehilangan Kihyun, Cheol... Dan aku tidak ingin melepaskan Kihyun kepada orang yg kau buat menjadi orang yg jahat. Aku tahu kalau Ibu membuatmu memanfaatkan situasi ini. Tapi tolong, aku mohon kepadamu. Jangan teruskan. Hentikan. Aku sudah menganggau sebagai adikku sendiri."

"Hyung...", Seungcheol menatap Hyunwoo yg kini masih bisa tersenyum setelah apa yg ia lakukan kepadanya. Seungcheol menunduk mengepalkan kedua tangannya menahan airmatanya sendiri.

"Dan aku senang ketika kau ternyata adalah adikku, meski Ibu tidak pernah mengakuimu sebagai anaknya. Hentikan semuanya.. jangan kotori dirimu sendiri—", ucapan Hyunwoo terpotong oleh dering telpon di ponselnya.

Seungcheol menghela nafasnya kasar. Dadanya terasa sesak. Ia melihat foto Kihyun dengan senyum manis menghiasi  layar ponsel itu. Hyunwoo tersenyum dan buru-buru mengangkat telpon itu.

"Halo Ki?", Hyunwoo seketika mengernyitkan keningnya. "No, aku Hyunwoo. Anda siapa?", ucap Hyunwoo tegas. "Stela?...Mwo???", Hyunwoo bangkit berdiri dan meraih kunci mobilnya. "Aku kesana.", ucap Hyunwoo menutup telponnya. Ada kepanikan terlihat jelas di wajahnya. "Cheollie, pikirkan yg aku katakan tadi. Jebal. Aku harus pergi."

.
.
.
.
.
.
.
April 02, 2018

"Are you still here?"

OrangeKken ❤

DAEHYUN! My Little Hamster (SHOWKI) ✔Where stories live. Discover now