Bagian 33

473 41 0
                                    

BETH'S P.O.V.

Mengapa ia tidak  mengangkat? Aku telah menelponnya selama 5 jam terakhir. Ia marah padaku  karena apa? Berbincang ramah. Aku sadar akan sikap posesif alaminya  tapi tak harus selalu seperti ini kan. Ia harus percaya padaku sekarang.  Huh, seperti kau percaya padanya saja.

Aku pulang dari rumah  Megan 3 jam lalu dan aku merasa kosong. Sungguh, aku melupakan kunciku  di mobil Harry. Tapi aku selalu menjaga kunci cadangan diantara kotak  pos yang terpaku ke dinding.

Sebagian diriku hanya  ingin meminta maaf pada apapun dengan mengirim pesan tapi bagian lain  dari diriku tak ingin. Aku menyimpulkan keputusanku dengan menyampingkan  gambaran tentang Harry. Jika ia ingin berbicara padaku, ia akan  menelpon atau memberiku pesan. Itu bukan salahku.

Setelah menonton banyaknya episode X Factor yang  tertinggal, aku mulai membereskan beberapa hal kecil karena aku akan  pindah dari sini tak lama lagi. Aku memberitahu Megan tentang  perpindahanku ke apartemen sementara ia hanya menyemburkan pertanyaan  yang tidak terlintas di pikiranku sekalipun.

Tidakkah kalian ingin tinggal bersama cepat atau lambat?

Aku tak pernah berpikir  tentang itu. Maksudku tidakkah ini terlalu cepat untuk memikirkan itu.  Ini baru kurang dari satu bulan dan aku tak ingin Harry berpikir bahwa  aku memaksanya atau apapun tapi Megan benar. Kami akan pindah suatu saat  nanti jadi mengapa tak lebih cepat. Aku penasaran apa pendapat Harry  tentang ini tapi terlalu gugup untuk bertanya. Jika ia ingin kami untuk  pindah secepat ini mengapa kita tidak pindah ke tempatku. Aku dapat  mendengar kekehan Harry akan pendapat bodohku.

Apa yang bahkan aku pikirkan?

Kakiku menuntunku menuju  dapur dan mulai menyiapkan secangkir teh untuk diriku. Aku sengaja  meninggalkan ponselku diatas, ia harus tahu bagaimana rasanya.  Bersenandung, aku merebus air dan menyiapkan bahan-bahan dihadapanku.

Setelah menonton The X Factor  selama hampir 2 jam. Pikiranku melesat tentang bagaimana seorang  manusia dapat merubah seluruh hidupnya pada sesuatu yang baru hanya  dengan menunjukkan bakatnya. Semua kontestannya selalu keren dan mereka  tak pernah gagal untuk mencengangkanku. Ada remaja disana, ia hampir  berumur 18 dan hal yang ia terima luar-biasa. Ia sangat bertalenta dan  ia layak menerima setiap suksesnya. Ia mengingatkanku tentang Harry.  Harry memiliki talenta yang luar biasa. Suaranya indah dan aku tak  mengerti mengapa ia sangat malu.

Pikiranku diinterupsi  oleh beberapa suara yang berdenting. Aku menjentikkan kepalaku, mataku  mencari sumbernya. Aku hanya mengangkat bahu kembali menyiapkan tehku.  Ini sangat mengecawakan bagaimana Harry masih belum menelponku. Mengapa  sangat sulit untuk orang mengerti apa yang kuinginkan?

Denturan kayu bergema di  rumah yang jelas-jelas hening dan aku memutar cepat. Mengkonfirmasi  diriku bahwa tak ada apa-apa, kakiku perlahan mengambil beberapa langkah  maju. Aku dapat mendengar hatiku berdegup kencang. Walaupun aku ingin  agar tetap kuat, rasa takut memasuki otakku. Setelah mendengar beberapa  langkah kaki aku mengetahui ada yang salah dan aku merasa tubuhku  menegang. Aku bergumam doa yang berada di pikiranku tapi pikiranku tak  puas hingga aku melihat sekeliling.

Ketika aku mengintipkan  kepalaku dan melihat sekeliling ruang tamu yang kosong. Tak ada  pandangan yang mencurigakan. Semuanya rapih sesuai bagaiamana aku  meninggalkannya, sejauh yang kuingat. Mendengarkan otak bodohku, aku  mengambil salah satu sandal dan memegangnya erat di tanganku. Aku dapat  mendengar hatiku berdentum di dadaku, rasa cemas meningkat. Aku telah  tinggal disini cukup lama dan ini tak pernah terjadi, sama sekali.

Ruang tamunya aman dan  hatiku menenang. Ku menduga itu hanya pikiranku yang kembali bermain.  Kakiku menuntunku kembali ke dapur. Aku merindukan Harry. Apakah ia  semarah itu padaku tentang sesuatu yang sangat kecil. Maksudku ia tak  pernah memperingatiku atau bahkan menginformasiku tentang 'jangan  berbicara pada Dave'. Kupikir mereka semua teman yang baik. Menunduk  pada langkah kecilku, mataku sedikit menyengat karena air mata.

When we're 19 (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang