Bagian 10

724 63 0
                                    

BETH'S P.O.V.

Harry sedikit membungkuk ke depan, menambah jarak diantara kami. Aku dapat mendengar detak jantungku semakin cepat, telapak tanganku melembab. Apa yang ia lakukan?

Aku kehilangan inderaku ketika hidung kami bersentuhan, mataku perlahan tertutup siap untuk merasakan sensasi baru itu. Alam bawah sadarku melawan keinginanku untuk menciumnya tetapi jalang mabuk itu yang memimpin. Bibir kami sedikit tersapu, napasnya menyentuhku dan perutku terasa memberontak. Tangannya membuat kontak dengan pipiku memicu kekejutan ke seluruh tubuhku. Aku meletakkan tanganku di dadanya ketika bibir kami sepenuhnya bertemu.

Kau tahu 'kupu-kupu' yang orang lain rasakan, ya? Aku merasakan mereka di perutku, untuk pertama kalinya. Aku tak percaya apa yang ku lakukan tetapi ini terasa sangat luar biasa. Bibirnya hangat di bibirku, perasaan itu sangat luar biasa.

Harry perlahan melepaskan, tangannya terlepas dari pipiku. Tetapi aku tak yakin apakah ia bermaksud seperti itu, mungkin ia menganggap remeh jalang mabuk itu.

Aku membuka mataku melihat Harry yang sama terkejutnya denganku. Tanganku terlepas dari dadanya, pipiku terasa menggelitik akan panas. Tidak satupun dari kami tersenyum atau apapun. Itu semua terasa kosong, semuanya membingungkan.

"A-aku rasa kita harus masuk kedalam." bisik Harry. Bibirku terpisah untuk berbicara tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Mengapa? Apakah ciuman ini berarti sesuatu? Mengapa aku kembali menciumnya? Mengapa aku tidak dapat berbicara? Ini terasa seperti kata-kata yang aku miliki telah dirampas olehnya. Kata-kata yang dapat aku gunakan untuk melawannya telah sirna.

Aku mengangguk perlahan, bangkit dari posisiku. Bulu kuduk tersusun di tubuhku karena angin dingin. Kami berjalan masuk dalam diam, Harry mengikutiku. Aku menutup jendelanya setelah kami berdua telah di dalam. Aku gugup, lebih gugup dari yang aku duga.

Aku memutar dan menemukan pintunya terbuka lebar dan Harry tidak berada di pandanganku. Sebelum aku dapat memproses semuanya terdengar suara ketukan yang memberiku tanda bahwa ia telah pergi ke kamarnya. Napas yang tak terduga keluar dari mulutku. Apakah aku ingin ia untuk tinggal bahkan setelah apa yang terjadi? Ok, apa yang telah terjadi?

Pikiranku menanyakan diriku lagi dan lagi dan Aku tidak meninggalkan jawaban untuk diriku, tidak ada penjelasan untuk membela diriku sendiri.

Aku menjatuhkan diriku ke kasur, mematikan lampu. Menarik selimut hingga ke dekat dadaku, mengambil napas dalam. Ciumannya sangat lama. Bibir penuh itu sangat hangat di bibirku. Pada kenyataannya bahwa aku merasa sesuatu di perutku diantara koneksi kecil yang disebut sebagai 'kupu-kupu' membuat perutku semakin terasa memberontak.

Aku harus berhenti!

....

"Selamat pagi!" Megan berteriak berjalan menuruni tangga. Ia menguap dengan malas, berjalan menuju meja. Sekarang, kami semua telah duduk di meja memakan sarapan yang telat. Harry belum bergabung toh, bukannya aku menunggu. Aku mengisi mulutku dengan pancake hangat. Megan mengambil tempat disampingku, mendecitkan kursinya beberapa kali. Ia jatuh ke kursinya dengan malas, memutar ke arahku.

"Bukannya kau mabuk?" semburnya, mengacak-acak rambutku satu sisi ke sisi lainnya. Aku melotot ke arahnya, mengayunkan tangannya dariku. Ia terkekeh menjaga tangannya tetap pada dirinya. Aku membenarkan rambutku yang telah berantakan, mengambek padanya. Sebelum aku dapat menjawab pertanyaannya, suara lain menginterupsi yang membuatku beku di tempat.

"Pagi!" Suaranya lebih serak dari kemarin. Aku melawan desakkan itu untuk hanya melihatnya sekilas tetapi aku gagal dengan sangat buruk. Aku dengan santai memutar ke arahnya, mata kami bertemu secepat itu. Rambutnya sedikit basah, kaus putih polos menutup bagian atas tubuhnya sementara bagian bawahnya ditutupi oleh sepasang celana. Ia terlihat segar dan bersih.

When we're 19 (Indonesian Translation)Where stories live. Discover now