Bagian 9

808 75 2
                                    

HARRY'S P.O.V

Kami menunggu diluar rumah Beth, Matt dengan tidak sabar menekan klakson lagi dan lagi. Kami telah menunggu diluar rumah Beth setidaknya sekitar 5 menit dan tidak ada jawaban darinya. Matt mulai mengeluarkan kata-kata kasarnya sekarang, memukul klaksonnya.

"Tenanglah bung." Aku memindahkan pergelangan tangannya dari setiran, memberhentikannya. Ia melihatku sekilas sebelum akhirnya menengadah lagi. Akhirnya, kami melihat Beth melambaikan tangannya dari jendela memberi isyarat kepada kami bahwa ia akan berada disini.

"Aku akan kembali." Megan meloncat keluar dari mobil, berjalan ke rumah Beth. Matt menghembuskan napas frustasi membuatku tertawa.

Itu terasa nyaman untuk mendapatkan teman-teman yang baik. Aku tahu bahwa itu hanya penampilanku saja; itu adalah kepercayaan diriku yang harus aku bangun untuk mendapatkan posisi yang baik. Aku tidak terkejut ketika Beth tidak mengenaliku awalnya, seperti apa yang dipikirkannya tentangku selama 3 tahun ini. Ia sedikit berubah. Tubuhnya semakin berlekuk; ia semakin seksi semenjak terakhir aku melihatnya. Kecantikkannya selalu ada di pikiranku, sejauh yang aku ingat aku menangis ketika ia pergi. Ia satu-satunya perempuan yang aku tangisi dan mungkin aku sedikit terlalu sensitif pada waktu itu.

Tadi malam sangat luar biasa; Aku mendapat pertunjukkan paling bagus yang pernah ada. Melihat Beth menari seperti itu tentu menimbulkan hasrat nafsu yang besar. Aku sangat ingin memukuli pria itu; Beth telah menggodanya jadi tentu saja pria itu akan kembali menggoda Beth. Sial, Aku cemburu akan itu, Aku benci tantangan itu.

Aku tidak bermaksud untuk membuatnya sedih ketika berkata apakah ia akan berjalan dengan 'aku' yang sebelumnya. Aku tahu ia akan merasa buruk, aku tahu ia merasa tidak nyaman di dekatku karena masa lalu yang menyeramkan. Tapi aku mencoba untuk mendorongnya kembali dan memulai hubungan baru dengannya. Berbicara tentang hubungan, kesepakatannya. Itu hal pertama yang aku katakan untuk membuat ia setidaknya menyadari bahwa aku sangat mengingatnya. Aku 19, ia telah berumur 19 dan sebuah kesepakatan tetaplah kesepakatan. Tetapi aku memiliki perasaan ia masih...kau tahu...tidak menyukaiku..tapi aku akan merubahnya, tak perlu khawatir.

"Maaf Aku telat." Beth menarik perhatianku, masuk ke dalam jeep. Aku ragu-ragu melihat ke belakang, menemukan ia yang telah memerhatikanku. Ia tersenyum yang membuatku tak kuasa untuk tidak memutar.

"Kau selalu telat." Matt menghembuskan nafas jengkel, menyalakan mesin.

"Diamlah dan menyetir." Ia terkekeh sedikit. Aku tidak kuasa tapi memerhatikannya dari kaca spion. Bagimana ia ikut bernyanyi mengikuti musik yang berdentum di dalam mobil, bagaimana ia menyentak kepalanya ke belakang ketika ia tertawa, bagaimana ia menjulurkan lidahnya ke Megan. Kau bisa memerhatikannya sepanjang hari dan tidak akan jenuh. Yup, Aku pikir ia secantik itu.

Matt meninju bahuku, memecahkan kesadaranku. Aku memutar ke arahnya, mengusap bahuku dengan main-main.

"Aku pikir itu cukup untuk sekarang." Ia terkekeh, mengacu akan aku yang memerhatikan Beth. Aku terkekeh dengannya, mataku melesat kembali ke kaca spion. Kali ini menangkapnya sedang melihatku. Perutku seperti berontak ketika aku mendapati ia sedang melihatku.

Ia tersenyum sebelum kembali melihat jendela. Aku membalas senyumnya melihat ke sekeliling pemandangan indah yang berada diluar kami.

Aku tidak benar-benar berprediksi apapun akan 2 minggu ini. Tapi aku sangat yakin aku akan memenangkan kesepakatan itu dan mendapatkannya lebih cepat.

BETH'S P.O.V

Setelah membongkar seluruh barang dari koper kami. Aku pergi mandi untuk menyegarkan tubuh dan berganti pakaian menjadi kaus tanpa lengan sederhana dan celana pendek biasa.

When we're 19 (Indonesian Translation)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant