01. Ketidaksengajaan

6.5K 887 1K
                                    

"Barangkali benar, adakalanya ketidaksengajaan adalah awal cara takdir mempersatukan."

*****

Sore yang tenang di bawah pohon yang rimbun, masih tersisa basah hujan di dedaunan. Sangat tepat untuk melamunkan segala hal indah yang hanya mampu terjamah dalam angan. Gadis itu duduk di atas bongkahan kayu tepat di bawah pohon, pandangannya terlempar jauh ke awan pekat, menelisik pangkal hati tercekat duka yang terlewat.

"Huufth," Diembuskannya napas berat, mengusir lelah hati dan pikirannya sesaat.

Bruuuk! Terdengar suara benda berat terjatuh tidak jauh dari tempat ia duduk. Ia beringsut bangkit mencari sumber suara itu.

"Siapa di sana?" tanya Neira seraya mendekat ke tepi jurang. Ia meyakini di sanalah asal sumber suara yang membuyarkan lamunannya.

"Ya ampun!" Neira terkejut ketika melihat seseorang nyaris jatuh dari lereng gunung yang cukup curam itu.

"Bagaimana kau bisa jatuh?"

Lelaki itu mendongak, tetapi nyatanya tak berniat menjawab. Neira dapat merasakan aura datar sekaligus dingin pada kedua bola mata yang lurus menatapnya.

Neira mendengus melihat tatapan tak bersahabat itu. Jenis tatapan yang dibencinya.

Ia sepertinya tergelincir jatuh karena menginjak tanah yang longsor selepas hujan, batin Neira menduga.

"Apakah kau baik-baik saja?"
Neira kembali bertanya mencoba memecah kebisuan yang tak kunjung ada jawaban.

"Tunggu aku akan menolongmu," Neira terheran-heran dengan sikap laki-laki itu, tampak sebaliknya dari manusia normal umumnya, yang akan berteriak keras untuk meminta tolong jika situasi genting. Apalagi diambang kematian bukan?

"Tidak perlu!" jawabnya singkat dan keras dengan tatapan arogannya. Tubuhnya menggantung pada sebuah batang pohon, dengan kedua tangan mencengkramnya erat. Nyaris terjatuh.

Sontak jawaban itu membuat Neira terkesiap dengan sikapnya.

Bahkan saat seperti ini, ia masih saja enggan meminta bantuan seseorang untuk menyelamatkan nyawanya?!

Bagaimana bisa ada orang arogan semacam ini bertahan hidup di dunia?

GRECKK!!!

Tiba-tiba batang pohon yang landai ke sisi jurang itu patah. Tak mampu lagi menahan beban tubuh lelaki itu.

Jelas ia tidak akan mampu naik ke atas tanpa bantuan orang lain.

Tubuhnya terperosok sampai terhenti saat ia berhasil mencengkeram tonggak kayu di tepi jurang sebagai pegangan hidupnya. Ia merasakan kepedihan terlebih pada kedua tangan kekarnya yang tersayat krikil dan bebatuan.

Neira terbeliak menyaksikannya. Namun, nyatanya ia sama sekali diam, tidak tergerak untuk meminta bantuan setelah semua itu berlanjut.

Benar-benar congkak laki-laki ini.

Dengan langkah tergesa gadis itu kembali menuju tempatnya duduk untuk mengambil tali di dalam tas ransel yang telah dipersiapkan untuk kegiatannya saat itu.

Neira mengaitkan tali yang lumayan panjang itu pada sebuah batang pohon dengan erat. Lalu dibawanya ujung tali itu di dekat tepi jurang.

Gadis itu melongokkan kepala ke bawah "Peganglah tali ini!" perintah Neira dengan kemantapannya sembari dengan sigap menjulurkan tali tersebut kepada lelaki di bawah sana.

"Rupanya tidak ada pilihan lain!" gumam lelaki itu, tetap dengan wajah datarnya menerima juluran tali Neira.

"Kau pikir apa lagi yang kau bisa lakukan, hah? Sepertinya kau mulai bosan untuk hidup!" cecarnya dengan kegeraman yang menggelegak.

BERDETAK (Berakhir dengan Takdir) {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang