Ji Ah meninggalkan bangkunya. Syukur makananya telah habis sebelum ia marah. Kalau tidak, makanannya akan terbuang sia-sia. Setidaknya Ji Ah lebih memikirkan makanan daripada gengsinya.

Sesampainya Ji Ah di kelas, masih tersisa 15 menit untuk istirahat. Ia pun menyumpal kedua telinganya dengan earphone untuk mendengarkan lagu ballad favoritnya. 

Tak lama kemudian, muncul sosok Kim Mingyu di sebelahnya. Ya, ia duduk di bangku Hye Ri. Sedangkan Ji Ah tidak menyadari kehadiran Mingyu karena ia menghadap ke arah jendela dengan posisi tiduran di atas jaket berwarna armynya.

"Annyeong, Jeon Ji Ah'', sapa Mingyu sambil tersenyum manis. Meski senyuman itu tidak dilihat oleh Ji Ah.

"Hm?'', Ji Ah pun menolehka  kepalanya pada sumber suara dan mendapati Mingyu di sebelahnya. Ia pun merapikan rambutnya perlahan.

"Pr matematika sudah selesai?'', tanyanya sambil menatap penuh harapan pada Ji Ah.

"Ne, sudah kukerjakan. Wae?'', jawab Ji Ah menanya balik.

"Pinjam ya, aku lupa'', ucap Mingyu dengan wajah memelasnya.

Ji Ah sebenarnya bukan orang yang dengan gampang membagikan tugasnya pada orang lain, apalagi kalau pelajarannya sulit. Namun, ini demi orang yang ia sukai dan ia pun rela.

"Arraseo, arraseo. Nih, ambil saja. Tapu jangan kasih lihat ke yang lainnya'', pesan Ji Ah sambil menyodorkan bukunya.

"Tenang. Aku kerjain di sini kok biar bisa kau awasi'', jawab Mingyu sambil  tersenyum simpul.

Kenapa banyak senyum sih. Ga kuat :' batin Ji Ah.

Sebelum merasa malu, ia pun kembali menolehkan pandangannya ke arah jendela dan tidur di atas jaketnya.

"Hye Ri masih di sana bersama Soonyoung'', ucap Mingyu tanpa ada yang bertanya.

Ji Ah pun menolehkan pandangannya pada Mingyu namun tidak merubah posisi tidurnya.

"Mereka memang sejenis. Sama-sama cerewet'', jawabnya dengan nada malas.

"Kau akan terbiasa dengannya. Sama seperti kau terbiasa dengan Hye Ri'', kata Mingyu sambil senyum sekilas tanpa menolehkan pandangannya dari buku.

Ji Ah hanya diam tanpa membalas perkataan Mingyu. Namun posisi kepala yang menghadap Mingyu tidak berubah. Ia memperhatikan wajah Mingyu. Bulu mata yang lentik, mata yang lebar, hidung mancung, garid dagu yang tajam. Kenapa begitu sempurna?

Keheningan terjadi beberapa saat, hingga Mingyu memecah lamunan Ji Ah, "Kau mendengarkan lagu apa?''

"Ah?.. oh lagu ballad'', jawab Ji Ah sambil mendudukkan kembali badannya dan menatap bola mata Mingyu.

"Oh... boleh dengar?'', tanyanya lagi. Kali ini ia menatap balik Ji Ah.

"Boleh. Nih'', jawab Ji Ah memberikan handphone beserta earphonenya.

"Bukan. Maksudku satu earphone di telingamu, satunya di telingaku'', ucapnya sambil memasangkan earphone di telinga Ji Ah. Irama jantungnya pun mulai terdengar cepat.

"Ah iya'', balas Ji Ah dengan wajahnya yang mulai memerah.

Mingyu pun mulai menggeser kursinya mendekat ke arah Ji Ah agar kabel earphonenya sampai ke telinga Mingyu. Ia pun kembali mengerjakan tugasnya tanpa ada rasa canggung atau apapun itu. Sedangkan orang di sebelahnya sudah gugup tidak karuan. Ji Ah hanya bisa menolehkan pandangannya ke jendela dan berusaha untuk bersenandung mengikuti nada lagu agar tidak terlihat gugup.

Sekitar 10 menit kejadian itu berlangsung hingga kedua teman mereka kembali ke kelas. Mingyu pun telah selesai menyalin tugas Ji Ah.

"Sudah, Ji. Kapan-kapan aku traktir. Gomapda!'', ucapnya sambil melemparkan senyuman khasnya.

Ji Ah hanya mengangguk dan tersenyum sekilas padanya.

"Selesai menyalin tugas, selesai juga mendengarkan earphonenya. Semoga lebih banyak tugas'', gumam Ji Ah sambil melihat punggung Mingyu yang semakin menjauh.

"Ini semua gara-gara kau'', ucap Ji Ah sambil melihat Hye Ri yang ada di ujung meja bangkunya.

"Wae? Aku kenapa?'', tanya Hye Ri bingung.

"Molla'', jawab Ji Ah singkat.

"Ayolah kenapa? Malhae!'', paksa Hye Ri sambil mengguncang lengan sahabatnya.

Aish! Kau salah ngomong, Jeon Ji Ah.

Gimana readers? Hehe
Mereka yg ngalamin, aku yg baper :'

Vommentnya please, itu akan sangat membantu yaa apalagi aku masih newbiee ;;;;;;;

Makasih yg udah read ❤❤

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon