Tiga Puluh

782 98 4
                                    


Sohyun mendumel. Gadis itu akhirnya melangkah ke luar rumah setelah sedikit mengarang cerita bohong pada mamanya yang masih terjaga di ruang keluarga, sibuk dengan pekerjaannya.

Dan saat keluar, gadis itu langsung langsung melempar tatapan penuh delikan pada lelaki yang masih betah di tempatnya dengan mawar merah di tangannya.

Sohyun mencibir tak jelas, sementara Hanbin menggerakan kedua ujung bibirnya dan membentuk senyum paling manis di wajah tampannya.

"Kenapa lo?" tanya Sohyun malas.

Hanbin menggeleng, tak menjawab dengan jelas dan hanya melebarkan senyumnya. Ya, senyumnya yang bisa membuat semua gadis pingsan. Tak terkecuali Sohyun yang kini tengah menahan dirinya mati-matian agar tak pingsan.

"Gak!" jawab Hanbin setelah Sohyun tak merubah ekspresi usai mengajukan pertanyaan tadi.

"Ngapain ke sini?" tanya Sohyun lagi.

Hanbin berdecak, lalu mengarahkan bunga di tangannya dan memukul pelan kening Sohyun.

Sementara Sohyun langsung melotot tajam padanya. Tapi, Hanbin sudah kebal. Ia tak akan menciut lagi hanya karena tatapan dan ekspresi Sohyun itu.

"Tadi kan udah bilang kalo mau jemput lo ke rumah June," jawabnya antara kesal dan gemas.

"Ya ngapain ke sana malam-malam begini?"

"Ikut aja biar lo tahu," jawaban sok misterius Hanbin membuat Sohyun mengumpat dalam diam. Mengapa lelaki itu jadi semakin menyebalkan sih?

"Gue gak mau ikut kalo alasannya gak jelas."

Jika tadi Sohyun yang kelabakan karena semua ucapan Hanbin yang menjurus pada memaksanya ke luar, kini giliran Hanbin yang kelabakan karena ucapan datar Sohyun itu.

Masa ia harus mengatakan tujuannya yang sebenarnya? Bisa berantakan rencananya yang ia susun selama tiga puluh menit dan ia rancang selama beberapa jam itu. Hanbin tidak mau!

"Jelas elah. Yang jemput lo aja jelas gini," ucap Hanbin tanpa menjawab ucapan Sohyun tadi.

"Lo lebih gak jelas," balas Sohyun tanpa beban.

Hanbin berdecak lagi. Merasa lelah sendiri jika sudah seperti ini. Maka, ia harus merelakan perjuangannya. Sial! Kalau tahu begitu, ia tak akan sibuk mempersiapkan semua itu.

Lelaki itu akhirnya mengulurkan tangannya, memberi buket mawar merah di tangannya pada Sohyun. Yang jelas membuat gadis itu mengeryit bingung.

"Apa?"

"Ambil, kek," Hanbin kesal sendiri dengan pertanyaan Sohyun. "Terus senyum malu-malu kucing gitu, biar gue seneng."

"Ck, apaan? Geli," jawab Sohyun dan masih pada posisinya, membuat Hanbin gemas sendiri.

Yoa be like: Mampus lo, Bin.

Baiklah! Tak ada pilihan lain. Hanbin harus mengorbankan persiapannya.

Hanbin manarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Ia memejamkan matanya sebentar, kemudian membuka matanya dan menatap Sohyun dengan tatapan dalam.

Jika dalam keadaan seperti ini dan ada orang lain yang melihatnya, orang mungkin berpikir bahwa tampang Hanbin benar-benar meyakinkan. Tapi kenyataannya, Hanbin sedang gugup setengah mati.

"Hyun."

Sohyun mengerjap, merasa merinding sendiri karena nada suara Hanbin yang terdengar berbeda dari biasanya. Dan ia semakin membatu saat Hanbin tiba-tiba meraih tangan kanannya, meletekan buket bunga yang lelaki itu bawa tadi ke tangannya.

Leader Couple (Hanbin-Sohyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang