Dua Puluh Enam

800 101 5
                                    


Sohyun memejamkan matanya sambil merebahkan diri di pinggir lapangan olahraga usai berlari keliling lapangan itu. Kelas XI IPA 5 sedang pelajaran olahraga dan mereka baru selesai pemanasan. Tapi, kebanyakan siswi sudah tepar dan tertidur di pinggir lapangan, seperti Sohyun yang baru saja menjatuhkan dirinya di antara Yoojung dan Saeron. Selain mereka, hampir semua siswi IPA 5 ada di area itu. Sementara para anak lelaki masih sibuk berlarian tak jelas di tengah lapangan.

"Ini pemanasan apa penyiksaan sih?" Saeron mendumel malas, menghentakan kakinya dengan kesal sebelum merentangkan kedua tangan pada posisi berbaringnya.

"Anjir, dendam kali ya Pak Jeck sama kita," balas Yoojung yang masih ngos-ngosan.

"YA AMPUN, KAKI GUE BISA PATAH INI!"

Dan jangan tanyakan itu ungkapan kekesalan siapa!

Sohyun hanya diam, memejamkan mata sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya. Ia tak terlalu peduli dengan ungkapan kekesalan teman-temannya. Mengatur nafasnya sambil menikmati angin jauh lebih menyenangkan dari apa yang teman-temannya lakukan.

"SOHYUN!"

"AW! SAKIT ANJIR! APAAN SIH, NA?!"

"DIAM! LO GAK LIAT GUE LAGI ISTIRAHAT? GUE TUH BUTUH KETENANGAN!"

"LO MAU MATI, PAKE BUTUH KETENANGAN SEGALA?!"

"SIALAN, LO!"

"MARK, HANA, DIEM IIIH!"

"APA SIH, ANJIR? LO KALO CARI SOHYUN GAK USAH SALFOK SAMA HANA!"

Mark mengatup bibirnya sambil mengulum senyum kecut saat pertengkarannya dengan Hana diinterupsi Jisoo di susul amukan Rosie. Sementara Hana hanya mendengus kesal, menendang kaki Mark dengan kesal sebelum ia kembali duduk dengan Kyulkyung dan Hayi.

Mark lalu mengalihkan perhatiannya dari Rosie yang menatapnya tajam. Ia kemudian menatap Sohyun yang masih anteng di tempatnya, tak bergerak dan seakan tak terganggu sama sekali dengan keributan yang baru saja terjadi.

"Sohyun?" lelaki itu menurunkan nada suaranya, memanggil Sohyun lebih pelan dan berjalan menghampiri mereka. Lelaki itu lalu menghentikan langkah di sisi Saeron yang kini sudah duduk sambil menarik lengan Sohyun.

"Hyun?"

"Apa?" tanpa membuka matanya dan bangun, Sohyun mengajukan pertanyaan dengan malas.

"Bantuin Hanbin dong," jawab Mark cepat.

Mendengar jawaban Mark, Sohyun langsung membuka matanya dan menghembuskan nafas kesal. Bukan apa-apa. Ia hanya merasa tak karuan jika harus bersama lelaki itu. Ingatan tentang reaksinya saat Jungkook memukul lelaki itu kemarin, ditambah percakapan mereka tadi pagi membuatnya tak tenang. Ia belum ingin bersama dengan Hanbin saat ini. Itu merusak ketenangan hatinya.

"Buat apaan sih?"

Mark melongoh tak percaya, sementara Saeron menatap Sohyun tak yakin. Yoojung bahkan bangkit dari rebahannya dan menatap Sohyun yang kini sudah duduk, menggerakan kakinya dengan gaya merengek sambil menatap Mark dengan tatapan malas.

"Eh, Sohyun kenapa?" Yuju yang juga melihat itu membuka suara, mengajukan pertanyaan yang jelas akan diabaikan Sohyun. Ia dan temannya yang lain heran. Bagaimana bisa wakil ketua kelas yang biasanya terlihat jutek dan galak itu merengek seperti itu?

"Lo gak demam, anjir! Lo kenapa sih?" Yoojung yang sudah kenal Sohyun sejak kecil bahkan tak percaya dengan kelakuan Sohyun.

"Ck, apa sih, lo?" Sohyun mendumel, menjauhkan tangan Yoojung dari keningnya.

Detik berikutnya, ia kembali melempar tatapan memelasnya pada Mark.

"Gak mau, Mark ihh! Emang mau bantuin apa sih?"

Leader Couple (Hanbin-Sohyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang