48. Looking For Nothing

1.2K 140 0
                                    

"Ini sih namanya nekat."

"Abis mau gimana lagi. Gue berani nekat kalo urusannya soal Yoongi."

"Gila. Cinta mati banget kayaknya ama sepupu gue."

"Emang. Ayo ah! Kemana dulu kita?"

Setelah setahun lebih tak menghirup udara di negeri gingseng, aku kembali kesini. Sekarang tujuanku bukan untuk menuntut ilmu, melainkan mencari dia. Mau bagaimanapun harus bertemu dalam tujuh hari. Aku harus bertemu dengannya. Harus!

"Ya Tuhan, Ghan. Balik ke rumah nenek gue dulu aja kek, capek nih. Delapan jam itu lama loh?!" Kata Hyoah, membuka lima jari penuh di tangan kanan dan hanya tiga jadi di tangan kiri.

Kali ini Hyoah menemaniku untuk mencari keberadaan sepupunya itu. Aku berjalan di depan Hyoah yang menggeret kopernya dengan malas. Setelah sempat berhenti untuk menunjukkan angka delapan dengan jarinya, ia kembali mengekoriku.

"Kalau lo capek balik aja kak, gue mau ke apartemennya Yoongi dulu. Kali aja ada di sana."

"Hmmh oke deh, nanti kabar-kabar ya kalo mau balik ke rumah nenek gue. Hati-hati loh Ghan. Kalo pusing minum obatnya!!"

"Iyaa woles. Pisah disini ya, byee."

Aku berpisah dengan Hyoah di bandara itu. Ia mengambil arah ke terminal bus, sedangkan aku pergi ke arah stasiun kereta yang langsung menuju ke arah kampus lama.

Sakit di sekujur tubuh tidak separah sakit di benak. Mengingat waktu yang dimiliki sangat sedikit, aku tak ingin menyia-nyiakannya. Bahkan jika harus mencari tujuh hari penuh tanpa jeda, aku akan berusaha. Asal aku bisa membawanya ke hadapan ayahku.

Yoongi, aku rela buang tenaga dan uang hanya untuk mencarimu, aku harap kau tidak kemana-mana dan tetap percaya bahwa aku sama usahanya denganmu.

🎡

Selama perjalananku dari Incheon, transit sana sini, aku tiba di stasiun dekat kampus lama. Dari stasiun itu aku berjalan selama 15 menit. Ditemani oleh lagu yang terdengar di telinga berkat earphone, aku berjalan dengan santai dan menikmati setiap beat yang ada dalam lagu ini.

Saat aku menginjak tanah apartemen itu kembali, melihat gedung yang hampir tak berubah. Aku masuk ke apartemen tersebut dan sempat menyapa para pekerja di sana yang pernah aku kenal sebelumnya. Tanpa ragu, aku naik ke lantai 6 dan menggunakan lift, lalu pergi ke pintu apartemen itu. Seperti sedia kala, dengan harapan ia berada di sana membuka pintu apartemen untukku.

Aku memencet belnya. Menunggu seseorang datang. Berapa menit kemudian, yang membukakan pintu adalah wanita muda yang sangat cantik dengan kulit yang bagus. Heol.. Tidak mungkin, 'kan? Jika dibandingkan, aku hanya butiran remah kentang goreng yang dijual di restoran cepat saji. Orang ini sangat cantik.

"Selamat siang." Aku membungkukkan tubuhku. Wanita itu tersenyum padaku.

"Siang juga. Cari siapa?" Tanyanya.

"Apa Yoongi ada di dalam?" Tanyaku. Kenapa hatiku berdebar-debar?

Wanita itu membulatkan matanya, "Yoongi? Oh.. yang dulu tinggal di apartemen ini?" Ungkapnya.

Alu mengerutkan dahiku sesaat, "Dulu?" Tanyaku heran. Wanita itu mengangguk.

"Iya. Sekitar 6 bulan lalu, ia menjual apartemen ini, lalu ia pindah."

Seketika kakiku lemas. Ingin rasanya terjatuh di hadapan wanita ini dan mungkin kehilangan kesadaran juga. Segala rasa sakit yang aku alami di sekujur tubuhku terasa lebih berat saat ini juga. Astaga.. Min Yoongi, aku harus mencarimu kemana kalau begini ceritanya?

Dalam kenangan akan kau yang kejam
Aku mengembara melalui kenangan itu, mencarimu
-오늘 취하면 (ft. 창모) (Prod. SUGA)-

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang