3. Dunia Itu Kecil

3.6K 342 59
                                    

Belakangan ini aku sering menampar diriku sendiri. Mengapa ya? Apa mungkin aku sedang membuat penolakan terhadap sesuatu sehingga aku menyiksa diri sendiri? Kejadian seperti ini terus berulang semenjak aku makan siang bersama Yoongi di ruang kesehatan. Ah.. Apa yang terjadi dengan diriku? Wajah pria itu seakan menghantui pikiran.

Kalau memang hal ini bersangkutan dengan itu, aku juga bingung. Aku baru tinggal dengannya selama beberapa minggu, tapi kenapa aku bisa memiliki perasaan semacam itu? Tidak mungkin.

Malam ini, Yoongi pergi. Aku tak tanya ia pergi kemana, ia juga tidak bilang. Mas-mas yang satu itu memang pergi dan pulang sesuka hatinya.

Ketika aku melihat layar ponsel, nama Han Hyoah muncul disana. Aku memencet tombol berwarna hijau dan menjawab panggilannya.

'GHANIAAAAAAAAA GIMANA DISANAA?!?!??'

Ah, sunbae ku ini.

Namanya Han Hyoah. Ia diatasku setahun saat kami SMA. Aku mengenalnya saat aku masuk ekstrakulikuler Japanese Club. Sejak saat itu, aku sering bertemu dengannya dan bertukar cerita soal kesukaan masing-masing. Karena kami berdua suka dengan hal-hal yang berbau Korea atau Jepang, tak heran kami bisa dekat dalam waktu yang cepat. Sekarang ia sedang menuntut ilmu di salah satu Universitas di Indonesia dan mengambil jurusan Kedokteran.

"Setdah, kak. Di kuping pisan ini."

'Heheee gimana?? Ketemu sama Jimin gak?'

Jimin dimana, aku dimana.

Han Hyoah ini adalah putri dari Mr. Han ㅡ itu berarti dia adalah sepupunya Yoongi. Ayah kami berteman, Hyoah juga jadi kakak kelasku. Bisa dibilang hubungan keluarga kami sudah merekat satu sama lain.

Yang ia maksud Jimin adalah kekasihnya. Ia bercerita bahwa ia sedang dalam hubungan jarak jauh dengan teman SMP nya bernama Park Jimin. Sekali lagi, aku kagum bagaimana dunia ini menjadi sangat sempit.

"Ya kagak atuh, Kak Jimin emang dimana?"

'Di Seoul juga!'

"Seoul kan luas."

'Hehehe. Kalo ketemu salamin ya buat dia.'

"Aduh gilaaa yang ldr mah beda sih!!!!"

'Ah. Sa ae luh. By the way, gimana sepupu gue?? Lo bisa berkomunikasi dengan baik sama dia? Ada masalah gak?'

Aku berpikir. Masalah sih, tidak. Eh, mungkin iya. Tapi ada dalam diriku sendiri jadi takkan aku uraikan panjang lebar pada Hyoah.

"Gak ada sih. Cuma ya gitu..."

'Gitu gimana? Jangan-jangan..'

"Apaan?"

'Ngaku deh, ganteng kan sepupu gue.'

Aku tertawa. Hehe bener juga sih.

"Iya. Banget njir."

'MENANG BANYAK LO. GUE BILANGIN BOKAP GUE NIH.'

"Jangan ah!!!"

'Udah dosen lo, roommate lo juga. Kenapa papa gamau dengerin omongan gue.'

Memang awalnya Hyoah tidak setuju aku tinggal bersama Yoongi. Ia bilang, akan berbahaya jika aku bertemu dengan sepupunya ini. Ia juga mengungkit bahwa aku pernah bertemu dengan Yoongi, tapi aku tidak mengingat apapun soal pertemuan dengan sepupunya yang bermarga Min itu, aku menganggapnya omong kosong. Karena pada saat itu aku tidak tahu Yoongi ini manusia yang seperti apa, jadi aku tak ikut campur dan menjalani keputusan yang sudah dibuat ayah dan Mr. Han.

My WorldWo Geschichten leben. Entdecke jetzt