Aku Meragukan Mu

3.4K 245 2
                                    

Aku menyempatkan diri mampir ke rumah makan saat dalam perjalanan pulang. Aku memesan mie goreng pedas. Seharian ini aku belum menyentuh makanan sedikit pun. Ntah kenapa nafsu makan ku berkurang.

"Kau makan sendirian?"

Aku tersedak pada suapan pertama, tak menyangka bertemu dengannya setelah 2 hari ini tak bertemu. "K-kau..."

"Aku sedang tugas di sekitar sini" dia mengambil duduk di meja yang sama dengan ku.

"Ah, begitu..." ku lanjutkan suapan ku.

Dia memperhatikan ku, menunggu makanannya datang. "Kau belum makan siang?"

"Aku belum sempat makan seharian ini"

Ia bersender, melipat kedua tangannya, masih dengan mengamati ku. Aku menikmati makanan ku tanpa merasa terganggu dengan arti tatapannya.

Selang beberapa waktu, makanan pesanannya pun terhidang di atas meja kami. Namun, bersamaan dengan itu, Axell merebut makanan ku dan menggantinya dengan mangkuk nasi miliknya. Aku memandangnya protes tapi dihiraukannya. Aku kesal makanan ku direbut begitu saja. Dengan mengabaikan ku, ia memakan sisa mie ku hingga habis tak bersisa dalam beberapa detik.

"Perhatikan kesehatan mu. Pesan lah mie nya lagi nanti setelah kau menghabiskan nasi mu" perintahnya sembari mengambil mangkuk nasi lainnya dan melahapnya.

Jadi ia sengaja memesannya juga untuk ku?

"Kau terlalu sibuk dengan pekerjaan mu sampai melupakan isi perut mu. Lain kali jangan lakukan lagi. Kalau kau sibuk, kau bisa meminta ku membawakannya" sambungnya.

Ku hembuskan nafas pendek. "Aku tak akan pernah meminta mu"

"Kenapa? Kau takut berhutang budi pada ku?"

Ku suapi nasi ku perlahan. "Kebaikan semua orang hutang bagi ku. Aku harus menggantinya suatu hari..."

"Kalau begitu kau berhutang pada ku" suapan ku berhenti. "Aku sudah membelikan mu semua makanan ini. Jadi kau harus membayarnya lain waktu. Begitu kan?"

Aku mendesah pelan. "Mmm...lain waktu" ku lanjutkan makan ku.

"Kalau kau begini terus, akan banyak pria yang memanfaatkan sifat mu itu"

"Termasuk kau"

"Anggap lah begitu kalau kau menganggapnya begitu"

Selanjutnya kami makan dengan tenang hingga makanan di atas meja habis tak bersisa. Axell membayar semuanya. Percuma aku menolak, ia tetap memaksa membayarnya sendiri.

"Biar ku antar"

"Tak perlu"

"Aku sedang tak menawarkan tumpangan, naik lah!" ia membukakan pintu mobil untuk ku, setelah itu ia duduk di kursi kemudi dan menjalankan mobilnya. "Tidur lah selagi aku menyetir. Kita ke kantor ku dulu"

"Ha?"

"Ada berkas yang perlu ku ambil. Sebentar saja"

Karena lelah aku tak banyak berkomentar. Ku sandarkan tubuh ku memandang lurus ke depan. Axell mengendarai dengan pelan. Jalan yang kami lewati kembali melewati apotek ku. Kalau aku menolak tumpangan ini, aku pasti sudah berbaring di ranjang ku sekarang.

"Mau masuk?" tawarnya sesampainya di kantor polisi.

Aku menggeleng. "Cepat lah"

"Oke" dia keluar.

Ku sangga kepala ku di kaca mobil, mengamati orang berlalu lalang keluar masuk kantor polisi. Jika dilihat dari pakaian mereka yang turun dari truk mobil polisi, ku rasa malam ini mereka selesai melakukan operasi me-razia para PSK. Banyak wanita sexi dan pria hidung belang berbaris masuk ke dalam.

Please, Accept My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang