Terusik Dengan Sikap Mu

4.3K 285 3
                                    

"Mari berteman kembali, hanya sebatas teman. Hanya itu yang bisa ku tawarkan untuk hubungan kita. Berjanjilah kau tak akan mengubahnya, aku tak ingin lebih dari itu..." aku memantapkan hati ku. "Mari berteman seperti sebelum kau bertemu Riana.....sahabat ku"

Setelah lama menatap ku diam, ia tersenyum kecil. "Apa segitu sulitnya kau meminta hal itu dari ku?" Aku berdehem canggung, namun senyumnya melebar. "Aku masih ingat bagaimana kita waktu itu. Akan ku usahakan walau semuanya berbeda sekarang"

"Apa yang berbeda?" tiba-tiba Azka muncul dengan nampan di tangannya. "Kalian sedang berbaikan?" Aku gelagapan. "Apa aku salah waktu datang kesini?"

"Tidak. Kami selesai" jawab Axell tenang.

"Jadi...kalian berbaikan?" tanya Azka lagi.

"Pengaruh buat mu?"

"Tentu saja. Hubungan kalian membaik berarti hubungan kami pun membaik" aku dan Axell saling lirik. "Melihat hubungan kalian aku yakin terjadi sesuatu yang besar diantara kalian dulu. Tapi, melihat hubungan kalian bisa membaik, itu artinya sesuatu yang tergores sejak lama bisa terobati dan memudahkan ku berjalan selangkah dengannya"

Ku garuk leher ku yang tak gatal. "Kau terang-terangan menjelaskan tujuan mu pada ku?" ku jilat bibir ku yang kering.

"Sejak awal aku sudah terang-terangan pada mu" Azka menoleh pada Axell yang memperhatikan gelagat Azka sedari tadi. "Aku tak tau apa yang terjadi pada kalian dulu, apa yang kalian sembunyikan juga, aku tak tau. Tapi, satu hal yang ku tau sekarang..." Azka melihat ku dan Axell bergantian. "Tujuan kita sama.....benarkan?" tanya nya tepat memandang Axell. Senyum Azka masih tersungging di bibirnya.

Tanpa ada yang menjelaskannya pun aku paham situasi apa yang sedang bergelut di hadapan ku sekarang.

Aku berdehem mengalihkan pandangan mereka pada ku. "Ku rasa yang lain sedang menunggu kita..."

"Tentu saja. Aku kesini untuk memanggil kalian" jelasnya. "Ayo!"

Azka duluan diikuti Axell dan aku di belakangnya.

Malam ini kami habiskan hanya untuk pesta dan bertukar pikiran mengenai banyak hal. Azka, Bintang, dan Tifa yang paling aktif bersuara. Sedang Aku, Axell, dan Kian hanya menimpali jika mereka bertanya dan meminta pendapat.

Malam ini cukup menyenangkan meski kegugupan ku sepanjang waktu tak berhenti mendapati Axell yang terus memperhatikan ku terang-terangan dan terkadang pandangan kami bertemu.

*****

"Zi..."

"Hmmm?"

Hari ini kami bertiga berbelanja ke pasar. Karena semalam, persediaan dapur kami menipis.

"Ada yang ingin kau ceritakan pada ku?" tanya Tifa. "Azka semalam menanyakan tentang mu. Tentang hubungan mu dengan pria itu, Axell"

Aku belum menceritakan masalah ku pada Tifa. Hanya Kian yang tau. Sesekali ku lirik Kian berjalan di samping ku.

"Apa pria itu cinta pertama mu?" aku tersedak air liur ku sendiri. "Sejak bertemu dengannya, matanya tak pernah beralih dari mu. Bahkan semalam terang-terangan memperhatikan mu" jelasnya sambil terus berjalan mencari barang yang lain.

"Tak ada. Hanya bertemu teman lama yang sudah lama berpisah"

"Berhati-hatilah! Ada 2 pria terang-terangan sedang memancing kemudian menangkap mu..." langkah Tifa berhenti. Aku dan Kian pun ikut berhenti. "Dan para pemancing berjalan ke arah kita sekarang" kami mengikuti arah pandang Tifa.

Please, Accept My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang