Chapter 3: Kebodohan yang pernah saya lakukan

Start from the beginning
                                    

" ada kok obatnya,si dokter tampan nan baik hati. Haha. eh cieee pakai saya, kamu. Ah lo mah so sweet kalo lagi marah..biasanya lo manggil saya kamu itu sama yang ga dikenal atau orang yang ga terlalu deket.. Auuu so sweet ahhhh haha" sambil mencolek daguku

" akh sudahlah saya lagi ga mood buat bercanda"

"ya maaf cip,gue ga tau kalo lo bakal semarah ini sama gue"ucapnya sambil menundukkan kepala.

Melihat tingkah aisya dan melihat ketulusan nya ketika meminta maaf,membuatku tersentuh. Kami disini hanya tinggal berdua, si Ayuka memutuskan melanjutkan sekolah di luar kota kami. Kemudian aku langsung memeluk Aisya.
"tenang,gue ga mungkin marahan lama sama lo kok,lo sahabat gue terbaik..Maaf ya gue udah marah sama lo" ucapku lembut.

"serius kan cip??" tanya Aisya, yang ku jawab dengan anggukkan.
"aaaaaaaaaa lo mah buat gue malu gini:v" sambil memeluk dengan pelukan yang kuat.

"umm.. Sya? Ini pelukannya bisa dilepasin ga? Dilihatin sama orang-orang nih. Gue malu"

"dipeluk sahabat sendiri masa malu"jawabnya

"bukan gitu,masalahnya kita diliatin dari tadi. Nanti kita disangka LGBT lagi" tegasku.

Aisya melihat sekeliling kami,terlihat beberapa orang melihat kelakuan kami. Kemudian Aisya perlahan lahan melepaskan pelukannya.
"hehe. Ternyata Bener ya yang lo omongin barusan, kita jadi sorotan orang-orang disini.hehe".

Aku tak menggubris perkataan Aisya, ku lihat jam yang melingkar ditanganku tepat pukul 14:16 WIB.

"o,ya cip. Soal nge DM pak dok itu, nanti sore aja ya? Kita ketemu dikelas renang jam 16:00 sore. Ok?"tanya Aisya. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"yaudah yuk kita pulang,kebetulan gue udah dijemput sama supir pribadi nyokap. Lo pulang bareng gue kan?"

"iya donggggg kalo ga bareng sama lo,gue pulang bareng siapa? Hehe. Yaudah yuk!"ucapnya cengengesan.

Sesampainya dirumah,aku salin dan merapikan pakaianku. Tak ku lihat satu orang pun dirumah,mungkin semua pada sibuk sama pekerjaannya. Aku berjalan menuju dapur,rasa haus yang membuat kerongkonganku menjadi kering. Membuat ku inget cepat-cepat menegak minum sebanyak-banyaknya. Saat aku sedang asik meminum air dingin yang ku ambil dari lemari pendingin. Terdengar suara adzan ashar yang membuatku segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat ashar. Setelah melaksanakan shalat ashar. Aku bersiap-siap untuk mengikuti kelas renang bersama guruku dan temen-temen satu kelasku.

-Di kolam renang-
Saat semua murid memperhatikan guruku menyampaikan materi,sekaligus praktik renang. Aku dan Aisya malah asik dengan pikiran masing-masing. Aku memikirkan " Apa mungkin chatan gue bakal dibales sama si pak dok itu? Atau malah dianggurin? Please gue ga bisa dianggurin terus, dedeq ga bisa dianggurin terus bang,dedeq lelah "* lebay amat ya?:v. Sedangkan Aisya mungkin sedang merencanakan sesuatu untuk memulai chat dengan si pak dok,atau mungkin dia malah mikirin cowok shaleh dan cakep yang bisa memikat hati? Oh nooo gue ga rela kalo sampai dia mikirin mamas tamvans nan ruvawans punya gue.

Tepat pukul 17:00 WIB jam renang pun berakhir. Aku dan Aisya menuju ke salah satu cafe yang berada tidak jauh dari tempat renang sebelumnya. Kami memesan capucino yang hangat, sangat pas untuk keadaan kami yang sehabis berenang.

" lo udah nyiapin strategi buat DM si pak dok?" tanya Aisya memecahkan keheningan sore itu.

" belum" jawabku sambil menatap wajahnya.

"yaudah yuk mulai,lo tinggal bales chat dari gue sesuai dengan contohnya tadi pagi"

" kayaknya ga bisa deh,sya. Gue takut ga dibales"

Diary untuk calon imamkuWhere stories live. Discover now