Chapter 19 : KONFLIK

10 0 0
                                    

#DILAPANGANBADMINTON

Setelah menyeleasikan permainan, mereka bergegas untuk pulang. Namun disela-sela mereka sibuk membereskan barang. Gibran datang menghampiri Ayuka yang sedang duduk sendirian. Gibran menggeretakkan giginya memasang wajah kesal.

"Lo kenapa sih Yuka?? Lo ada masalah sama gua?". Ucap Gibran kesal

"Harusnya gua yang tanya sama lo!! Lo ada masalah apa sampe lo ga bisa menghargai Syfa?". Ayuka lamgsung berdiri dari tempat duduknya.

"Gua ga menghargai gimana?"

"Lo sadar diri deh Gib, lo kalo gini aja terus bakalan kedeluan sama yang ngantri mau dapetin Syfa. Dan emang tadi ga bikin Syfa sakit hati liat dia"

"Maksud lo Selly? Kan lo tau sendiri gua ke Selly ga ada apa-apa, lo tanya suami lo. Kenapa lo ga pernah dipihak gua? diacara Aisha dan suaminya lo undang Indra, sekarang lo mendukung siapa itu tadi namanya, oh ya! Dio!!"

"Lo mau gua dukung? lo mau gua dipihak lo? sebaiknya lo jadi lebih peka terhadap Cipa dulu baru gua dukung!! lo bisa bedain kan Gib?? mana friendly sama flirty!!"

Selly datang menghampiri Gibran untuk mengajaknya pulang sehingga memutus pembahasan diantara Gibran dan juga Ayuka.

"tuh bidadari lo jemput minta dianter pulang!!". Ucap Ayuka kesal dan meninggalkan keduanya.

Gibra bergegas pulang, didalam mobil Gibran hanya terdiam. Selly berusaha mengajak Gibran untuk mengobrol, tapi sayang Gibran sibuk dengan pikirannya. Gibran tiba-tiba menepikan mobilnya. Gibran mematung, perkataan Ayuka terus berputar di kepalanya.

"Sel, sorry lo bisa pulang sendiri kan? gua bisa pesenin gojek atau bantu panggilin taxi". Tanya Gibran.

"Ma.. maksudnya Gib??"

"Iya Sel, sorry gua ga bisa anterin lo, lo turun sini yaa, gua gak mau nanti ada salah paham lagi". Jelas Gibran.

"Salah paham? maksud lo? lo beneran suka? atu cinta sama si Syfa Syfa itu??"

"Gua gak tau Sel, dan sorry kayaknya gua ga perlu jelasin ini ke lo". Ucap Gibran seraya menekan central lock mobilnya.

"Gibran? are you seriously saying that?". Tanya Selly dengan mata berkaca-kaca. Gibran mengangguk sebagai jawaban.

Selly keluar dari mobil Gibran, ia membanting pintu dengan kasar. Gibran memastikan dari dalam mobil bahwa Selly memanggil taxi atau apapun kendaraan yang akan membawanya pulang. Setelah memastikan itu Gibran bergegas memutar balik mobilnya, ia melaju ke arah rumah Syfa. Diperjalanan Gibran merenungi dirinya. Apa yang membuat Syfa sakit hati kepadanya. Lama termenung, tibalah mobil putih itu didepan rumah Syfa.

Gibran tidak langsung keluar dari mobil, ia melihat seorang wanita yang turun dari mobil yang ia pernah lihat kemarin, yaa itu mobil Dio dan wanita yang turun adalah Syfa. Akan tetapi Gibran nampak heran, mengapa Syfa turun dari bangku belakang penumpang? ya belakang!! Harusnya Syfa turun dari samping kiri. Gibran tersenyum unjuk gigi sambil menggigit bibir bawahnya tipis. "aih..shh Syfaaaa hahaha, bener-bener gila gua dibuatnya, haha". Batin Gibran bahagia.

Syfa memasuki rumahnya. Dio pun sudah masuk ke dalam mobilnya lagi, bahkan disana Gibran melihat cara Syfa meladenin Dio, sangat ramah berbeda dengan wanita lainnya yang pernah Gibran temui, dengan cara Syfa sendiri yang membuat orang lain segan akan dirinya tapi tetap menghargai Syfa dengan selayaknya wanita yang baik dan juga lembut. Saat Dio sudah pergi, Gibran pun tak lama langsung menghiduplam mobilnya dan bergegas untuk pulang.

————————————————————

Satu minggu..

Dua minggu..

Diary untuk calon imamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang