-27- Qtime

44 4 3
                                    

Pagi ini aku sudah siap pergi ketempat ferdy ingin mengajaku bertemu seseorang. Aku mengenakan dress putih selutut, sebenarnya aku bingung dalam memilih baju hari ini, karena aku tak tau akan bertemu siapa nanti.

Ferdy langsung menancapkan gas setelah kami berpamitan pada ayah dan mamah.

"Udah ngga kepo nih kita mau kemana?" tanya ferdy disela keheningan.

"Masih sih, cuma ditahan-tahan aja" jawabku.

"Yodah tahan aja ya bentar lagi nyampe ko" ucapnya lalu menancapkan gas, hingga aku memeluknya dengan sangat erat.

Aku tau dibalik punggungnya ini bahwa ia tengah tersenyum.
Karena hal ini membuatku nyaman, akupun jadi semakin memeluknya erat-erat, meskipun sedikit terganggu oleh helm yang kukenakan, tapi entah kenapa rasanya tak mau melepaskannya.

Tak terasa motor kami berhenti disebuah pemakaman dekat pedesaan. Pemakaman ini sungguh terawat dan udaranya begitu sejuk.
"Hey, udah sampe kali sayang. Mau sampe kapan ini meluknya?" ucapnya sambil meletakkan helm diatas spion.
Akubaru sadar bahwa ternyata tujuan kami adalah pemakaman, langsung kulepaskan pelukanku dan membuka helm.
"Pasti bingung ya? Kita mau ketemu ibu ay" ucap ferdy lalu melangkahkan kaki menuju makam ibunya sambil menggenggam tanganku. Takut ilang katanya.

Kamipun berhenti disebuah makam yang terletak di paling pojok belakang. Makam ini begitu sederhana, dengan nisan bertuliskan Larscrea Putri. Nama yang begitu Indah.

"Ibu kali ini ferdy ngga sama rina dulu soalnya mau kenalin orang. ini aya, yang sering ferdy ceritain" ucap ferdy sambil menabur bunga. Bunga yang kami beli dipos penjagaan makam.

Perkataan ferdy tersebut sangat menyentuh hatiku. Bagaimana tidak? Siapa yang akan menyangkan lelaki seperti ferdy dengan dandanan tengil dan nakalnya itu adalah seorang anak yang begitu mencintai ibunya, seorang anak yang berubah menjadi lebih sopan dan kalem saat menemui ibunya. kali ini aku menemukan sosok ferdy yang lainnya.

"Halo tante, terimakasih telah melahirkan lelaki seperti ferdy" ucapku. Seolah oleh kehadiran ibunya ferdy ada disebelahku.

"Kamu ini lebay, pasti ibu bakal ngomong gitu" ucap ferdy lalu tersenyum.

Langit yang begitu gelap, menandakan hujan akan turun dengan segera karena memang sekarang sudah masuk pada musim penghujan, akhirnya kamipun beranjak pulang.

Namun sayangnya, hujan turun saat kami sedang dalam perjalanan.

"Neduh dulu ya sayang" ucap ferdy sedikit berteriak karena suaranya teredam suara hujan.

"Lanjut aja, kapan lagi hujan-hujanan berdua fer" jawabku, perasaanku yang sedang bahagia ini begitu tak peduli dengan hujan.

"Oke, pegangan yang kenceng" ucap ferdy lalu akupun langsung memeluknya dengan erat, ya erat sekali.

Kami tiba dirumah dengan keadaan basah kuyup. Jelas karena ferdy tak mengenakan jas hujan, begitupula denganku.

Aku segera menuju kamarku untuk mengganti pakaian. Ketika sudah beres aku segera menuju ke ruang TV Dengan selimut tebal yang aku kenakan karena udara terasa begitu dingin, kurasa ferdy masih dikamarnya.

Kunyalakan TV, namun tak ada acara yang menarik. Aku terus mengganti channel, mencari apakah masih ada film kartun.

Ferdy muncul dari arah dapur membawa dua cangkir kopi hitam. Anak ini memang paling ngerti. Ia menaruhnya di meja yang berada dihadapan kami. Lalu ferdy meraih selimut yang aku kenakan dengan maksud 'berbagi selimut'. Akhirnya kamipun terbalut selimut yang sama. Rasanya bertambah hangat setelah berbagi selimut dengannya. Setelah kopi buatan ferdy habis, kini hanya tinggal tersisa suara hujan dan para kodok yang bernyanyi.

Kali ini tumben ferdy hanya diam, biasanya dia yang kebanyakan ngoceh.

Akupun mendekatkan tubuhku padanya, bersandar. Tangan ferdy pun merangkul bahuku.

"Kalo lagi sepi gini nyaman ya, cuma kita doang bedua" akhirnya ferdy mulai berbicara.

"Iyaa, gua sayang banget fer sama lu" tiba tiba kata-kata itu terlontar begitu saja.

"Gua lebih lagi ay, tapi gimana kalo nanti gua pergi?"

"Loh ko gitu? Kenapa pergi?" tanyaku polos

"Ya seandainya, kalo misalkan gua jadi brengsek dan pergi ninggalin lu, jangan nangis terus, tapi cari lagi yang lebih baik dari gua. Harus lebih baik" ucapnya memandang kosong kedepan.

"Loh ko tiba tiba gini fer? Gua tau lu gabakal jadi brengsek" ucapku lalu memeluknya.

Ia mempererat rangkulannya sembari mengelus-elus kepalaku. Rasanya ingin sekali waktu berhenti dan hanya kami yang hidup dan bergerak.

"Makasih yaa udah sayang sama gua ay" ucapnya.

Rasanya waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah pukul 8 malam. Namun ayah dan mamah tak kunjung pulang, begitupun dengan rina.
Dan hal aneh apa ini, rasanya tak mau lepas dari ferdy. Iya kami masih terbalut Selimut yang sama. Aku masih bersandar pada tubuhnya.
Yang berbeda hanyalah rasa kantuk yang datang menyerang, hingga membuatku tertidur.

Aku terbangun pukul 4 dini hari. Diatas kasurku, seorang diri. Iyah karena rina sudah pindah kamar, semenjak gudang disamping dapur dialihfungsikan menjadi sebuah kamar kecil yang nyaman.
Katanya sih rina gaenak terus terusan nebeng tidur bareng aku. Jadinya kita serumah jadi ada aktifitas bersih bersih.  Itu sudah sekitar seminggu yang lalu.

Kembali padaku, yang masih mengingat ngingat bagaimana bisa aku berada disini. Dengan ingatanku yang jelek ini, aku yakin terakhir kali aku masih berada di sofa bersama ferdy mengenakan selimut ini.  Ih astaga!! Jangan jangan?!  Ah tidak mungkin aku ini ngaco. Toh aku masih rapih, gaada yang aneh terjadi semalam. Ferdy takan mungkin sejahat itu.

Ya, hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas dilaksanakan.
Dan aku belum sama sekali belajar!  Yaps hebat kan?
Memang prinsipku sih, gausah belajar pake aja yang udah didapet otak dari guru yang pernah jelasin.
Tapi masalahnya, ada beberapa guru pada masa sekarang yang penting lulus kuliah dan punya sertifikat. Mau cara ngajarnya jelek kek. Mau ngga nguasain materi kek. Mau muridnya pada gangerti kek. Mau muridnya jadi pada bego kek.  Yang penting gua dapet gaji.
Dan itulah yang aku sesalkan. Gimana ngga? Itu kadang kadang bikin aku jadi harus baca buku biar paham. Jadinyakan bikin sulit.
Aku cuma bisa berdoa semoga ujianku menyenangkan dengan hasil yang sesuai harapan.

---------------------------------------------------------

26 Juli 2018
PeronaT 👸

Thanks Ferdy!Where stories live. Discover now