-1- MOS? Damn it!

367 15 12
                                    

Maaf untuk semuanya, karena kesalahan... Cerita saya update ulang 😂😂
Tapi masih sama, hanya mulai dari eps 16 saja yang berbeda..
Terimakasih
26 Agustus 2016

*********

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah menengah kejuruan atau biasa disebut SMK. Banyak guruku yang menyayangkan kenapa aku masuk SMK, bukan ke SMA.

Aku lebih memilih masuk SMK dengan jurusan Tehnik Komputer Jaringan, dibandingkan dengan SMA jurusan IPA bukan tanpa sebab. Aku lebih menyukai kelas dengan isinya dominan laki-laki. Kenapa? Bukan karena aku genit yaah, itu semua dikarenakan aku tak menyukai anak perempuan yang doyannya ngegosipin orang, rempongnya minta ampun dan Sukanya main bergenk.

Saat melihat papan pengumuman kemarin sore, aku lega karena aku mendapat kelas yang berisi 32 anak laki-laki dan 10 anak perempuan, yaitu kelas 10 TKJ 3.

Aku semalam memikirkan siapa teman sebangku ku? Dan apakah aku akan mendapat Teman? Siapa yang akan menjadi temanku? Apa yang akan menjadi topik pembicaraan nanti? Sungguh aku memikirkan Banyak hal.

Jujur saja aku adalah orang yang susah bersosialisasi, jika bukan karena memiliki hobi dan suatu kesamaan. Karena aku pernah mempunyai masalalu yang tak layak dikenang tentang pertemanan. Aku tak mau memiliki begitu banyak teman perempuan, apalagi sampai segenk. No way!

Mempunyai Teman segenk yang isinya perempuan semua itu menjengkelkan, aku sangat tahu itu. Jadi aku hanya butuh 1-3 Teman perempuan saja dikelas, tak lebih dari itu. Aku lebih memilih memiliki banyak teman laki-laki, karena mereka tidak rempong dan solideritasnya tinggi.

Pukul 06:30 tepat aku sudah menginjakkan kaki di sekolah baruku. Aku berangkat bersama saudaraku (anak dari adik ayah), dia adalah salah satu anggota osis. Namanya ika, dia temanku dari kecil, hanya dia yang aku punya. Parasnya cantik, manis, berkulit putih, mata sipit, pipinya yang menggemaskan, namun sayang ia pendek. Tapi ia termasuk gadis populer yang menjadi incaran para laki-laki.

Aku berdoa dalam hati, Semoga sekolah ini bukan neraka untukku.

Dengan dandanan seperti orang gila, rambut dipenuhi pita pink, kalung yang terbuat dari kulit pohon, kaus kaki yang tinggi sebelah, sepatu beda warna, dan tas yang terbuat dari pipa besar, ini memalukan! Aku heran kenapa harus ada acara MOS dengan dandanan seperti ini? Ditambah lagi pasti ada acara bullying dari kakak senior. Yah meskipun tidak parah dan dengan niat agar kita menjadi berani tampil didepan umum. Tapi aku tak suka cara seperti ini. Jika nanti aku menjadi ketua osis aku akan menjadikan MOS adalah ajang untuk mengenal sekolah lebih baik tanpa dandanan yang aneh-aneh.

Tepat Pukul 07:00 semua siswa dikumpulkan di lapangan untuk upacara pembukaan. Yah seperti upacara pada umumnya, Pasti amanat dari pembina sukses membuat beberapa siswa jatuh pingsan dan membuat anak PMR kerepotan. Tapi mekipun sudah banyak korban berjatuhan, amanat tetap saja berlangsung sampai sang pembina kehausan.

Setelah upacara selesai, akhirnya kami digiring menuju kelas. Aku Sungguh cemas dengan nasibku. Semoga tak terjadi hal yang aneh. Saat memasuki kelas, aku memilih bangku dibarisan ke 2, karena mataku minus, agar tidak merepotkan.

Aku menunggu siapakah yang akan duduk disampingku. Tiba-tiba saja ada anak laki-laki yang duduk didepanku. Dia adalah Akbar. Akbar adalah teman sekelasku ketika kelas 8-9 SMP. Dan sekarang kami sekelas lagi, Sungguh membosankan.

"Wey ay, gua duduk depan elu Yah, hehehe" ucapnya dengan tertawa garing penuh maksud.

Aku tau apa tujuannya, pasti untuk mencontek. Dia sudah terbiasa bergantung padaku sejak SMP. Tak hanya dia, yusuf, arif, dwi, dan dudung pun sama. Namun sayangnya mereka beda sekolah dengan ku dan Akbar. Meskipun mereka merepotkan tapi mereka selalu membuatku tertawa. Yah temanku memang kebanyakan laki-laki, mangkanya aku sering dijuluki cewek tomboi, tapi aku tak peduli, bodo amat!

"yaelah bar, kaya baru kenal gua aja" jawabku. "lu duduk ama siapa bar?" Tanyaku sedikit kepo -karena memang aku adalah cewek kepoan-

"Sama Ferdy nih temen les gua dulu, anak motor dia. Keren loh... jangan naksir ya, bahaya nanti. Lukan anak alim, nanti jadi bandel" ucapnya diakhiri dengan tawa yang meledekku.

Aku memang termasuk anak yang nurut sama emak-bapak, karena mereka itu protektif. Jangankan keluar malem, pulang sekolah main keluar aja diomelin.

"Yaelah bar, ngga tergoda gua. Kalo temen lu mirip Luffy baru gua doyan" jawabku meyakinkan.

"Elu mah dikit-dikit Luffy, yang nyata napa, fiktif mulu. Pantesan lu jomblo, nyari Luffy mah kaga ada di bumi" ucap Akbar sambil menjitak kepalaku.

Yahh aku memang suka sekali dengan Luffy, lebih tepatnya Monkey D Luffy atau lebih sering disebut Mugiwara no Luffy, sebuah tokoh fiktif dari anime One Piece yang sering aku, Azid, yusuf dan yang lainnya tonton saat malam minggu di rumahku. Karena aku tak boleh pergi keluar, jadi saat kami main yah... dirumahku.

"Yah pasti ada bar, ngga ada yang ngga mungkin!" Tegasku.

"Ya gua sih kalo jadi elu, walopun ada, kaga bakal mau. Cowok codetan dibawah mata kiri terus luka bakar di dada, mana kupingnya caplang, kulitnya lentur, kurus kering, idih memaluin aja diajak kondangan" ucapnya geli.

"Aih sue lu, ayang mbeb gua tuh!" Jawabku kesal.

"Weh bar, mana si Ferdy temen lu itu, jadi penasaran gua" ucapku yang sedang kepo mode on.

"Ada, nanti juga dateng. Biasa anak teladan datangnya belakangan. Lah elu kaga punya temen?" ucapnya sambil tertawa.
"Aih niat banget dah ngeledek gua, nanti juga--

"Wey Maaf ganggu, gua boleh duduk disini?" Tanya seorang perempuan.

--Noh kan ada, wlee"ejekku pada Akbar.

"Iya duduk aja ngga apa-apa, lagian dia juga gapunya temen, kalo masih mau normal cari tempat lain aja, dia rada gila soalnya" ejek Akbar, dengan susulan cubitanku ditangannya.

"Jangan dengerin akbar, duduk aja" ucapku. Ia pun duduk sambil tersenyum dengan pikirannya tentang aku dan akbar, Pasti ia mengira yang tidak-tidak.

"Ayano Tateyama, panggil aja Ayano atau ay, atau apalah terserah" ucapku seraya menjulurkan tangan, mengajaknya untuk berkenalan.

"Risa Riyanti, panggil aja Risa" ucapnya sambil menjabat tanganku dan tersenyum, kurasa ia anak yang menyenangkan.

"Pasti namanya gacocok Yah? Muka oriental nama orang jepang" celetuk Akbar.

"Iyah, gua kira tadi dia becanda soal namanya, taunya beneran Yah?" ucap Risa sambil tertawa geli.

Respon yang sudah Biasa untukku. Hanya mata yang agak sipit dan kulit yang lumayan putihlah yang aku punya untuk sedikit membela namaku. Yahh akupun bingun ayahku memang sedikit aneh, menamai anaknya dengan nama mantan pacarnya Saat dijepang dulu, dia bilang agar selalu ingat dengannya, padahalkan sudah ada ibu.

"Kalian pacaran?" Tanya Risa Setelah tawanya usai. Omegat pacaran? Gila aja -_-

"Ngga kita cuma temen dari SMP, amit dah gua pacaran ama cewek urakan"celetuk akbar, sumpah ingin sekali aku tutup mulutnya itu.

"Yailah gua juga kaga mau bar"

Tiba-Tiba hidungku mencium bau yang amat teramat tak kusukai, yaitu bau asap rokok! Siapa sih pagi-pagi begini ngerokok, somflak kali!

Ada seorang anak laki-laki berjalan menuju Akbar. Sungguh penampilannya memang keren, tapi apakah boleh Saat mabis berpenampilan seperti itu? Rambut berwarna merah, menggunakan jaket merah, sepatu merah, tas? Tas biasa, sepertinya dia anak yang cukup nakal. Iapun berhenti di meja kami.

Dan ternyata bau asap rokok itu berasal darinya. Damn! Dia menjadi tidak keren lagi dimataku!

========================================================

Yoo minna sampai sini dulu 😂 tangannya udah gakuat ngetik lagi, maklum ngetiknya di hp jadi Yah begitulaah 😂
Maaf Yah kalo maksud + ngga seru, diusahakan selanjutnya lebih baik 😄 *masih belajar

14 Mei 2016
Perona 👸

Thanks Ferdy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang