-13- Nyaman

72 2 2
                                    

Ferdy's POV

Begitu banyak masalah yang sedang menghampiriku. Hingga akhir-akhir ini aku sering bolos.

Aku sudah tak mengantar jemput Aya lagi, kata Om Farhan Aya sekarang diantar jemput Angga. Tak apalah selama anak itu bahagia.

Aku yang sedang asik mengobrol bersama bi edah sambil menghisap rokok.

Tiba-tiba ponselku berdering.

Ternyata itu dari Akbar.

"Fer?! Lu dimana?" Tanya Akbar panik.

"Ada apaan? Gua di tempat bi edah" jawabku.

"Aya Fer, Aya pingsan" Ucap Akbar.

Setelah mendengar itu, aku langsung menutup telpon dan berlari menuju UKS sekolah. Aku melewati jalan tikus, yang biasa dilewati siswa yang ingin bolos.

Saat tiba di UKS aku melihat gadis itu terbaring lemah, mukanya begitu pucat.

aku menunggunya bangun untuk mengantarnya pulang, Hingga aku ikut tertidur.

*****

Libur panjang membuatku hanya duduk sambil menonton TV dirumah.

Saat malam hari, Ferina adikku mengajakku ke mall untuk membeli keperluan bulanan.

Akhirnya aku mengantarnya.
Saat baru sampai di tempat tujuan, Seseorang menelponku. Itu adalah kak Ika.

Aku mengangkatnya. Dan Ia memberitahuku apa yang baru terjadi pada Aya.

Aku begitu geram Saat mendengarnya.

"Dek, lu kalo Udah mau pulang sms aja yah, kakak ada perlu dulu" ucapku pada Ferina.

Ia Hanya mengangguk lalu masuk kedalam mall, lalu aku langsung menancapkan gas, pergi ke tempat yang membuat Aya menangis tadi.

Saat tiba disebuah cafe, aku langsung masuk dan mencari-cari dimana Angga dan Linda. Setelah menemukan mereka, emosiku semakin memuncak.

Rahangku mengeras Saat tiba di hadapan mereka. Tanganku sudah tak terkendali.

Aku melemparkan dua pukulan pada wajah Angga Hingga hidungnya berdarah. Aku yakin, wajahnya akan lebam selama beberapa hari.

Ia menatapku kaget. Dan Linda ketakutan. Seisi cafe melirik kami.

"Kalo bukan karena lo cewek, Udah abis lo sama gue! Inget yah jangan bikin kesabaran gua abis, kalo sampe itu terjadi, gua ngga mandang lo cewek ato bukan!" Bentakku pada Linda.

"Dan lo cowok brengsek! Jangan berani deketin Aya lagi!!" Ucapku dengan teramat kesal.

Setelah itu Aku langsung meninggalkan mereka.

Tadinya aku berniat untuk langsung pergi kerumah Aya. Namun aku urungkan, biarkan Ia menenangkan dirinya dulu.


******

Aku telah tiba dirumah Aya pagi ini. Dengan izin Om Farhan, aku mengetuk pintu kamar aya.

"Aya, boleh gua masuk?" Ucapku.

Beberapa Saat kemudian, pintu kamarnya terbuka.

Terlihatlah Aya dengan Piyama birunya. Wajah gadis manis itu kini kusut.

Ketika melihat aku yang sedang berdiri didepan pintunya, Ia langsung memelukku.

Tangisnya pecah dalam pelukanku. Betapa sakit hati ini Saat melihatnya menangis. Ini semua salahku, harusnya Aku tak membiarkannya didekati oleh Angga.

Aku membalas pelukannya, mengelus-elus rambutnya. Rasanya begitu nyaman Saat bersamanya seperti ini.

Setelah Tangisnya sedikit reda, Ia melepaskan pelukannya. Aku membawanya duduk di sofa ruang tamu.

Keheningan terjadi.
Hanya terdengar dentingan jarum jam.
Rumah ini menjadi begitu sunyi. Om Farhan dan tante imel sedang dihalaman belakang. Hanya tersisa kami di ruang tamu.

"Maaf Fer, Harusnya gua ngikutin kata-kata Lu. Angga emang cowok brengsek!" Ucap Aya, Ia mulai menangis kembali.

Aku menariknya ke dalam pelukanku, sungguh hancurnya hati ini. Melihat gadis yang kusayangi menangis dihadapanku karena lelaki lain.

"Ini salah gue Ay, Harusnya gua ngga biarin lu gitu aja. Harusnya gua ngga percaya sama Angga" ucapku.

Aya kembali menagis, kali ini Ia tak cerewet seperti biasanya. Aku yakin, bukan Hanya masalah itu yang membuatnya sesedih ini.

"Makasih Fer, Udah selalu ada buat gua" Ucap Aya.

Gadis manis ini tak henti menangis. Ku lepaskan pelukanku, Ku tarik wajahnya dengan kedua tanganku. Kami menjadi saling bertatapan.

Kuusap air mata yang mengalir dipipinya.

"Gue bakal selalu ada buat elu Ay, jangan pernah takut buat manggil gua disaat elu butuh" ucapku lalu tersenyum padanya.

Aku menurunkan tanganku dari wajahnya. Kulihat aya sedikit berfikir. Lalu memandang lurus kedepan.

"Gua marahan Fer sama risa" Ucap Aya lemas.

"Gua emang bodoh! Padahal dia Udah nanya baik-baik apa salahnya, tapi jawaban gua cuma bikin di sakit hati, gua emang bodoh Fer" ucapnya kembali menangis.

"Gua kesel sama risa, akhir-akhir ini dia sering banget maen sama anak baru yang namanya Selvi itu! Gua gasuka sama Selvi Fer! Gua ngga sukaaaa" terang Aya dengan nada kesal dan menyesal.

"Lo tau Fer Kenapa gua benci selvi? Karena dia bikin masa SD gua hancur! Diaa bikin hidup gua menderita Fer..." Ucap aya lemas.

Aya sudah mulai mau menceritakan masalalunya padaku. Aku senang karena Ia kini terbuka padaku.

Ferdy's pov end

****TBC****

_____________________________________________

14 Agustus 2016
Perona 👸

Thanks Ferdy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang