-24- Jadian

51 6 5
                                    

Ferdy's pov

Setelah sarapan tadi pagi hingga kini, aku belum makan apapun, rasanya lapar sekali.

Apalagi aya yah?

Akhirnya ku matikan laptopku dan keluar kamar.
Sekarang sudah jam 7 malam, aku rasa sepertinya om Farhan, tante imel dan ferina sengaja meninggalkan aku dan aya dirumah, hanya kami berdua.
Mereka pergi ke acara pernikahan anak temannya om Farhan, dan dengan sengajanya mereka tidak mengajak kami.

Saat ku cari diruang tamu, aya tak ada. Akhirnya akupun memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Aku ragu, apakah sikap aya akan berubah padaku setelah pengakuan konyolku semalam. Untung saja permainan itu berakhir setelah secara terus menerus ferina mendapatkan kekalahan.

Akhirnya aku memberanikan diri. Aku masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Saat kubuka pintunya, aya sedang asik membaca novel yang baru dibelikan oleh tante imel kemarin. Gadis manis ini sangat suka membaca, terlihat begitu serius. Namun aku tak suka saat ia menyanyi, karena suaranya mengganggu pendengaran. Maaf ay aku harus jujur wkwk

"Ay lapar ngga?" tanyaku. Berharap sikap aya tak berubah.

"Lumayan.. " tanyanya tanpa berpaling sedikitpun.

"Cari makan yuk! " ajakku.

"Ayok! Ketempat seafood langganan kita yah!" ucap aya antusias, kini ia sudah berpaling dari novelnya. Dan untungnya anak ini tidak berubah sikap padaku. Masih tetap sama, Aya yang ku kenal.

"Haahh -_- tapi jangan pesen apa yang lu ngga doyan" ucapku.

"Yaelah fer, nasi gorengnya enak, cuma udangnya doang ko yang gua ngga doyan" ucap aya.

"Sama aja" jawabku.

"Ihh gpp yah, yah, yah" ucap aya, kini mirip bocah minta beliin ice cream.

"Yaudah cepet siap-siap, gua tunggu diluar" ucapku lalu beranjak dari kamar aya.

******

"Fer... " ucap aya sambil tersenyum penuh arti, anak ini... Kalo emang ngga doyan udang yah gausah pesen nasi goreng seafood, udah tau isinya seafood yah berarti ada udangnya.

"Apadah? Gua ganerima makaann buangan yah" ucapku.

"Ayolaah... Nihh aaa buka mulutnya" ucap aya sambil menyuapkan udang padaku.

"Bisaan yah" ucapku lalu memakan udang tersebut. Aya hanya tertawa melihat aku seperi anak kecil yang lagi disuapin emaknya makan sayur.

"Fer, abis makan ke pasar malem yuk!" ajak aya antusias.

"Ciee ngajakin ngedate nih yaa" godaku pada aya.

"Ihh apaan sih, orang cuma ngajakin ke pasar malem doang... Kalo ngedate mah ada juga cowok yang ngajakin, masa cewek" ucap aya.

"Ohh jadi nona ayano pengen gua ajakin date nih?" tanyaku.

"Ngga ihh geer" jawabnya.

"Okeh, ay mau ngedate sama gua ngga malem ini?" tanyaku.

Aya mengangguk, tandanya ia mau.
Akhirnya setelah selesai makan, kami caw ke pasar malem. Disana ada komedi putar, perahu ayun, kincir angin, dan macam macam stand.
Wahana yang pertama kami naiki adalah perahu ayun. Sangat susah membujuk aya untuk menaiki perahu ayun. Setelah menggunakan berbagai cara membujuknya, akhirnya aya mau juga.

Aya begitu ketakutan saat ayunan perahu mulai cepat. Ia berteriak hingga menangis. Anak ini sungguh membuatku gemas.
Setelah menaiki perahu ayun, aya memintaku menaiki komedi putar. Ia seperti anak kecil saja. Tanpa malu ia menarikku menaiki komedi putar. Dan kami duduk di kereta kuda bagaikan seorang Putri dan pangeran.

Thanks Ferdy!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt