-25- Status Berpacaran

41 3 1
                                    

Hari ini terjadi perubahan padaku,  aku yang biasanya jadi kebo saat pagi hari apalagi hari minggu. kini aku bangun pagi. Yah meskipun ferina sudah bangun lebih awal dariku,  dan kini dia pasti sedang didapur bersama mamah.

Semenjak kemarin malam aku merasa aneh. Aku merasa canggung pada ferdy. Ini aneh.

Karena bosan dan kasur ini masih lengket, akupun akhirnya memainkan ponselku. Kuputuskan untuk membuka facebook, karena sudah lumayan lama aku tak membukanya.

Terdapat 256 Notifikasi, yang terdapat paling atas adalah dari ferdy yang meminta persetujuan status berpacaran denganku. Aku jadi bingung. Jika aku menerimanya, nanti kami akan diserbu dengan banyak pertanyaan dan menjadi ledekan anak-anak. Tapi jika aku tak menyetujuinya,  nanti ferdy pasti kecewa padaku.

"Kebo bangun!" ucap seseorang sambil mengetuk pintu kamarku. Seseorang itu adalah ferdy.

"Iyaa!!" jawabku.

Dengan tiba-tiba ferdy membuka pintu kamarku itu membuatku kaget.

"Tumben udah bangun,  atau jangan-jangan lu ngga tidur semaleman? " tanya ferdy khawatir.

"Gua tidur nyenyak malah fer" jawabku.

'Tinung' ponsel ferdy berbunyi, dan ia segera mengeceknya.

Akupun kembali mengalihkan perhatianku pada ponselku.  Ketika kulihat ternyata aku telah menyetujui permintaan ferdy.  Aku sangat kaget, Akupun beralih ke beranda,  dan disana terpampang nyata dan jelas bahwa kami berpacaran. Aku harus menyiapkan diri dengan berbagai pertanyaan dan ledekan nanti.

"Ciee pasang status di fb" ucap ferdy sambil berjalan kearahku.

"Apasih,  kepencet tau tadi" jawabku.

"Alahh alesan aja nih ayaaaa.. Ng" ucap ferdy.

"Dihh alay nih manggilnya" ucapku,  serius aku jadi bingug harus ngomong apa.

"Gapapa biar beda dari yang lain,  yang lain kan manggil ay dari ayano.  Kalo gua manggil ay dari ayang" ucap ferdy.

"Hmm serah laahh" jawabku sebisanya.

"Udah sono mandi,  bentar lagi sarapan siap" ucap ferdy sambil mengelus-elus kepalaku,  lebih tepatnya mengacak-acak rambutku. Lalu pergi keluar kamar.

Akupun bergegas mandi,  setelah mandi aku pergi ke dapur membantu mamah menyiapkan makanan.

"Kalian udah pacaran?" tanya ferina setelah menuangkan sayur ke nasinya.

Pertanyaan itupun membuatku kaget dan bingung harus menjawab apa, kulirik ferdy namun ia malah asik makan. Aku harus bagaimana.

"Wah yah, kita harus hati-hati nih jangan tinggalin mereka berdua dirumah, bisa bahaya nanti" ucap mamah yang tidak pernah lelah menggodaku. Ayah hanya tersenyum,  nampaknya ia sudah tau.

Ferina pun bergegas membuka ponselnya,  ia seperti mencari sesuatu. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, ia memberikan ponselnya kepada mamah. Dan mereka jadi membuatku jengkel.

"Ternyata pas kita tinggal mereka malah pacaran tante" ucap ferina .

"Ferdy gerak cepat juga yah,  padahal tante niatnya mau jodohin aya sama dudung,  duh kalah cepet kan" ucap mamah.

Ferdy hanya tersenyum dan terlihat santai,  sangat beda denganku.

Ferina dan mamah memang sudah klop banget yah kalo urusan kayak gini. Kompak banget.

Seusai makan aku pergi kekamar menghindari godaan syaiton,  eh salah,  menghindari godaan mamah dan ferina.

Kuambil ponselku yang sedang di charger,  dan kunyalakan datanya. Dan tak lama setelah data menyala,  ponselku berbunyi terus menerus.  Sangat gaduh.

Aku harus siap!

Kubuka facebook yang notifikasinya paling sedikit. Saat kulihat,  isinya adalah para penyuka dan pengomentar status hubunganku dengan ferdy.

Statusku ramai oleh komentar dari teman-temanku dan para fans alaynya ferdy -_- ini menjengkelkan.

Aku langsung beralih pada line yang dari tadi masih gaduh minta dibuka. Saat kulihat,  ternyata itu dari grup kelas yang isinya ngomongin aku sama ferdy. Hufftt >< bentar lagi mau UAS juga bukannya ngomogin pelajaran malah ngomongin aku sama ferdy -_-

Akupun memutuskan untuk membaca novel agar pikiranku fresh.

"Ayaa beliin mamah bahan-bahan kue dong ke minimarket depan" panggil mamah dari depan pintu.

Selalu saja adaa yang mengganggu saat aku baca novel.

"Iyah maah" jawabku.

Akupun langsung bergegas menemui mamah. Mamah memberikan daftar barang yang harus aku beli. Dan daftarnya begitu banyak.

"Seriusan ini mah aku yang beli? Jalan kaki?" tanyaku masih tak percaya.

"Iyaah dianter calon mantu baru lahh" jawab mamah,  lagi-lagi si mamah ini.

Kamipun caw ke minimarket, ferdy membantuku membeli pesanan mamah. Setelah selesai kamipun bergegas keluar minimarket.

"Kak ano!" panggil seseorang.

Ano? Ini pasti Nayla yang manggil.  Akupun dengan cepat menoleh kearah panggilan tadi. Benar saja, itu adalah nayla.

"Nayla... Apa kabar?" tanyaku sambil menghampirinya.

"Baikka, kakak mau pulang?" tanya nayla. Aku hanya mengangguk.

"Yah... Temenin aku dong ka,  masa aku sendirian lagi sih" ucap nayla dengan wajah imutnya.

"Hmm gimana yah...  Mamah kakak nyuruh buru-buru soalnya. Gimana kalo kamu ikut kerumah kakak aja?" ajakku. Nayla terlihat sedikit bingung.

"Kakak izin ke ibu aku dulu yah.. " pintanya dengan memelas. Aku memberi anggukan padanya.

Akupun mengajak nayla menuju ferdy dan menjelaskan semuanya pada ferdy.

"Enak aja,  ini anak orang ay... Entar kalo emaknya ngira kita culik gimana?" ucap ferdy.

"Ibu aku ngga begitu kok kaa" ucap nayla dengan muka melas.

Aku tau ferdy tak tahan melihat ekspresi melas dari seorang anak kecil.

"Yaudah,  yaudah kita ke ibu kamu. Ayok" ucap ferdy.

-------------------------------------------------------
9 Juli 2018
PeronaT 👸

Thanks Ferdy!Where stories live. Discover now