-2- Bad Boy!

173 11 0
                                    

Maaf untuk semuanya,  karena kesalahan...  Cerita saya update ulang 😂😂
Tapi masih sama,  hanya mulai dari eps 16 saja yang berbeda..
Akan di update 3episode per hari.
Terimakasih

********

Dengan penampilan serba merah ditambah bau asap rokok, dia 100% memang anak nakal.

Perkataan Akbar memang benar, tapi kenapa dia bisa lolos dari kakak osis? Dan dari bau asap rokoknya, dia baru saja menghisap racun kedalam tubuhnya itu sekitar 15menit yang lalu, disaat kami Masih melakukan kegiatan upacara. Benar-benar nakal.

Penciumanku memang lebih baik dari semua indraku. Apalagi dengan yang namanya bau rokok, aku sudah hafal dan dapat menciumnya dari jarak 10m dariku. Hebat bukan? Biasa saja sih kata Akbar -_-

"Wey bar apakab.... Ebuset Lu yang bener aja duduk didepan?" Tanyanya kaget Saat baru menyadari bahwa -memang sedari tadi- akbar duduk dikursi paling depan.

"Lah kenapa? Gaapaapa disini sinyalnya kenceng fer" ucap akbar meyakinkan.

"Atuh gua gabisa tidur inimah, hahah" ucap ferdy sambil tertawa diikuti dengan akbar dan risa -haduhh, Nih anak niat sekolah aja ngga-

Entah. menurutku tak ada yang lucu, tapi risa sampai ikut tertawa seperti sudah lama sekali kita berteman. Padahal baru beberapa menit yang lalu.

"Terus mana temen Lu yang punya sinyal kenceng? Yang namanya kayak orang jepang itu? Siapa ya... ay apalah itu..." ucapnya sambil mencari-cari orang yang baru saja ia sebutkan.

"Ayano Tateyama" ucapku sedikit ketus.

"Nah iya Ayano, Ayano ta.. Ayano siapa tadi?" Tanyanya dengan sedikit mengingat-ingat.

"Ayano Tateyama, fer.." jawab Akbar.

"Iya itulah pokoknya, lagian punya nama ribet banget sih..."ucapnya. -sumpah ini membuatku sedikit kesal-

"Aduhh ada cewek dari tadi gua lupa ajak kenalan, nama kalian siapa?" Ucapnya terdengar sedikit modus. Namun hal itu membuat Akbar dan risa tertawa, aku hanya diam dan bertambah kesal.

"Loh kok pada ketawa? Ada yang salahh yah?" Tanyanya kebingungan sambil menggaruk tengkuk lehernya. Akhirnya tawa Akbar dan risa terhenti.

"Ohh ngga, ngga ada yang salah. Risa. Risa Riyanti" ucap risa sambil mengulurkan tangan.

"Ferdy Alviano" ucapnya membalas uluran tangan risa.

"Terus lu gamau kenalan Nih sama gua? Nanti nyesel lohh..." Ucapnya sambil memandangku. Nih anak rasanya pengen banget dibejek-bejek.

"Hm, Ayano Tateyama" ucapku ketus. Dan benar saja ia pun tertawa mendengar namaku.

"Ebuset bar, Lu ngapa ngga bilang ini orangnya... Atuh inimah gua ngomingin depan orangnya, bisa gadapet koneksi nanti gua" ucapnya pada akbar. Ternyata aku salah, Ku kira dia tertawa karena mendengar namaku, ternyata ia tertawa karena dirinya sendiri.

"Lah elu kaga nanya gua, nyerocos mulu dari tadi"ucap akbar lalu tertawa karena sedari tadi sudah menahan tawanya itu. Dan Entah bagaimana Risa pun ikut tertawa.

Saking gaduhnya kami, semua anak menujukan perhatiannya pada kami, Entah hanya untuk melihat ada apa, ada juga yang memang kepo, ada yang sepertinya ingin bergabung, adapula yang iri.

"Maaf yaa nona ayano, gua khilaf. Jadi jangan putusin koneksi Lu Yah" ucapnya sedikit memohon yang memang tak lepas dengan karakter modusnya. Meskipun dari mata dan ucapannya terlihat tulus.

*********

Well acara MOS untuk hari ini telah selesai, akupun memutuskan untuk cepat-cepat pulang.

Karena aku adalah anak semata wayang yang mempunyai orangtua protektif. Akupun harus segera pulang kerumah. Tak ada yang menjemputku. Karena pagi tadi aku dan ika diantar ayah menggunakan mobilnya sekalian ayah berangkat kerja. Akupun harus menaiki angkot sendirian karena ika Masih banyak kerjaan sebagai anggota osis.

Akupun memutuskan untuk mencopot pita-pita menyebalkan ini, memakai jaket, dan memasukkan tas pipa kedalam tas ranselku yang disimpan didalam tas pipa. Aku sudah mempersiapkan semuanya, Yah agar tampilanku tidak mencolok Saat di angkot nanti.

******

"Aya, masa tadi ada cowok keren loh..." curhat ika Saat ia tiba dirumahku.

"Anak baru?"tanyaku sambil membaca novel yang baru dibelikan ibu. Aku adalah pendengar yang baik -kata ika-

"Iyaah, tadi dia telat... Terus diomelin sama Bu Eko, mana gapake peralatan MOS lagi" terang ika, ia begitu antusias menceritakan calon gebetannya itu.

"Hmm.. Terus? Terus?" Tanyaku meskipun tak tertarik dengan yang ia bicarakan -menghargai-

"Terus Bu Eko nanya knpa dia telat, eh alasannya bikin Bu Eko ketawa tau.. " ucapnya lalu tertawa sendiri -kurasa ika mulai kena virus-

"lagi dia ada-ada ajah.. masa jawabnya 'maaf Bu, saya salah informasi tanggal MOS jadinya ngga ada persiapan, saya kira minggu depan. Untung aja Temen saya telpon tadi pagi pas saya lagi jemput emak dipasar' kan lucu anaknya ya" terang ika sambil memperagakan cara berbicara anak baru itu.

"Ya dengerin ngga sih dari tadi gua ngomong?" tanya ika sedikit kesal.

"Iyahh denger, Terus dia boleh masuk?" Tanyaku asal.

"Iyaah, baru kali ini ada yang bikin luluh Bu Eko. Terus Bu Eko nyerahin dia ke gua, Gua disuruh ngawasin dia selama MOS. Mangkanya tadi gua pulang sore" ucapnya senang.

"Dih kok seneng? Bukannya ngerepotin?" Tanyaku.

"Nggak Lah, mana ada yang ngga seneng bareng aja cowok keceh ganteng pula" ucapnya dengan bangga.

"Hmm, Terus elu udah tau siapa namanya?" Tanyaku sambil mengambil minum.

"Udahlah, kan disuruh ngawasin masa ngga tau nama" ucapnya kesal.

"Siapa?" Tanyaku sambil memberikan segelas es syrup pada ika.

"Ferdy" ucap ika lalu meminun es yang aku berikan tadi.

"Hmm? Uhuk ohok... " aku kaget sampai tersedak.

"Dih elu minumnya gimana kali.." ucap ika sambil menaruh gelasnya dan gelas yang berada ditanganku.

"Tadi siapa namanya?" Tanyaku ulang sambil membersihkan tumpahan air di badan.

"Ferdy, Ferdy Alviano" terang ika seraya memberikan tisu padaku.

"Yang rambutnya merah? Terus pake Sepatu sama jaket merah?" Tanyaku memastikan.

"Iyah, oiyaah gua kok bisa lupa, kalian sekelas Yah?" Tanya ika  lebih kepo mode on dari ku.

*********

OH Nooo!!! Aku kesiangan!
Aduhh bagaimana ini...
Ayah tidak tahu bahwa MOS selama 3hari, ayah mengira hanya sehari. Alhasil ia tak membangunkanku, dan Akupun terlambat.

Gerbang sudah ditutup, karena hari ini tidak ada toleransi lagi untuk siswa yang telat. Mampus aku, baru sehari udah di cap bandel.

Dengan dandanan seperti orang gila ditambah lagi terlambat dan tidak boleh masuk Akupun memutuskan untuk pulang dengan perasaan sedih. Bagaana tidak? Aku belum pernah terlambat sebelumnya. Tapi kali ini, baru saja sehari udah terlambat.

"Sttt... weh ay!" Panggil seseorang dengan hati-hati.

Siapa sih? Dimana lagi?

"Ahh lamaa, ayok cepetan.. mau masuk ngga?" Ucap seorang laki-laki lalu menarik tanganku.

****TBC****

______________________________________________

15 Mei 2016
Perona 👸

Thanks Ferdy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang