11. Smooth Criminal

Start from the beginning
                                    

Kasus yang panjang.

===

Mulutku tak henti-hentinya ternganga. Kubandingkan kedua berkas yang sengaja kupisahkan, meletakkannya di sisi kiri dan kanan. Datanya sama, foto pun tak jauh berbeda. Bahkan, dapat kukatakan data yang berada pada sebelah kiriku lebih baik karena lebih lengkap, biarpun data di sebelah kananku memberikan ciri-ciri sang korban penculikan yang lebih banyak.

Sudah sekitar dua puluh arsip yang kucek kebenarannya, semuanya memiliki jenis kejahatan yang sama. Menghilang secara tiba-tiba. Umumnya, orang tua mereka yang melapor, kehilangan seorang anak, kemudian meminta bantuan kepolisian untuk mencarinya. Namun, semuanya selalu gagal, tak diketemukan, menghilang begitu saja. Bahkan, pihak kepolisian menunduga mereka menjadi korban perdagangan manusia, menjual kepolosan mereka untuk dijadikan pekerja yang tak seharusnya dijalani.

Mereka semua ada dalam catatan kepolisian. Gila, jika semua orang yang ada di rekap ini ternyata korban penculikan. Artinya dokter Ryan telah menculik sekitar 50 orang dalam 5 tahun terakhir, dan kemungkinan besar membunuh mereka semua. Dalam satu tahun dia bisa mengambil sepuluh orang, sekitar satu hingga dua bulan sekali dia melakukan aksinya.

Aku hampir muntah membayangkan betapa banyak perempuan yang sial, tertangkap olehnya. Mati di tangannya—jika memang ia yang melakukannya.

Akhirnya, aku kembali menemui dokter Ryan dalam ruang interogasi setelah kuputuskan bahwa semua orang yang berada di arsip itu—benar-benar semuanya—adalah orang-orang yang diculik, lalu dibunuh dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hatiku mulai mantap menuduh ia yang melakukannya. Brengseknya, aku tak dapat menetapkannya sebagai tersangka karena alibinya yang kuat.

Mungkin ia mengatakan tak pernah mengunjungi rumah itu dalam lima tahun terakhir karena ia tak sengaja mengingat mulai melakukan kegiatan keji itu dalam lima tahun terakhir, kan?

Aku meminta bantuan beberapa petugas untuk menggiringnya ke sini, ke ruangan yang tak disukainya. Namun, dokter Ryan terlihat lebih tenang daripada saat pertama kalinya ia mengunjungi tempat ini. Kini, seolah sudah mengerti, bahkan ia mengambil tempat duduknya sendiri tanpa perlu kuperintahkan.

Aku duduk di seberangnya.

"Pagi," sapaku dengan ramah. Namun, ia tak menanggapinya. Dokter Ryan lebih memilih untuk melayangkan tatapannya, serong ke bawah, tak ingin menatapku. Atau mungkin karena dia ingin meludahiku sehingga ia memilih untuk tak melihatku agar kejadian seperti itu tak perlu terjadi?

"Waktu penahananmu sebentar lagi, Dok," lanjutku.

Tiba-tiba saja dokter Ryan melayangkan sorot wajahnya padaku. "Kalian akan melepaskanku?"

"Tentu, jika kau bekerja sama."

Dokter Ryan terlihat sumringah. Wajahnya kembali bercahaya, senyumnya menapak pada raut wajah yang tak lagi muda. Ia sangat bahagia ketika aku mengatakan hal itu. Sayangnya, tidak sepenuhnya benar, karena aku hanya ingin ia menunjukkan batang hidungnya padaku walaupun sebenarnya ia memang akan dilepaskan jika aku tetap tak memiliki bukti untuk menuduhnya—Maksudku bukti bahwa alibinya dapat dipatahkan.

Kusodorkan kertas yang sedari tadi kusimpan dalam saku bajuku, meletakkannya di atas meja. "Ada nama yang Anda kenal, Dok?"

Dokter Ryan terlihat fokus. Ia mengambil lembaran kertas itu dengan segera, memperhatikan tulisan tangan jelekku yang kuharap masih dapat terbaca. Matanya menyisir dari atas hingga bawah. Namun, pada akhirnya ia malah menjawab, "Kurasa tidak."

Aku mengambil kertas itu, menghela napas akibat kekecewaan.

"Kau tahu arti dari rebirth atau resurrect?"

Detektif Roy : Ritual Pemenggalan Kepala [Selesai]Where stories live. Discover now