HIKARI - 30

Depuis le début
                                    

"Halo? Nyonya Tomotsune?!" ucap Kazumi terburu-buru.

"Kazumiiiiiiin!! Apa kabar?!"

"Maki?" seru Kazumi sambl mengernyitkan dahinya. Tubuh tegang Kazumi seketika relaks, "ternyata kau, ada apa?"

"Eh kenapa tiba-tiba lesu? Kemana semangatmu yang barusan itu?" rajuk Maki dari balik telepon. Kazumi tertawa, "jangan tertawa. Bulan depan aku sudah di Tokyo, aku akan mampir ke tempat kalian nanti. Boleh kah?"

Kazumi terdiam. Bulan depan, entah apakah dia dan Yuuki akan masih bersama. Nyeri di hatinya perlahan muncul. Pria itu menangkupkan wajahnya ke dalam genggaman tangannya yang bebas.

"Bulan depan ya?"

"Iya... ada apa Kazumin? Suaramu berubah?" selidik Maki ketika mendengar suara temannya itu sedikit bergetar. Kazumi menghela napas.

"Ah tidak apa-apa, aku hanya lelah... kalau begitu aku tunggu kedatanganmu ya," ucap Kazumi berusaha tegar.

"Hahaha tentu, salam untuk Tomotsune-kun juga ya. Sampai ketemu bulan depan," balas Maki sebelum mengakhiri sambungan teleponnya.

Kazumi tersungkur di meja kerjanya, dagunya ia letakkan di atas tangannya yang berlipat. Tidak pernah dalam hidupnya sesulit ini umtuk memilih. Bahkan ketika harus meninggalkan Yuma dengan keluarga Nakayama pun ia dengan cepat memutuskan. Perasaan sedih bercampur takut kini menggelayuti hatinya. Pria itu menutup matanya sambil mengingat semua kejadian indah bersama Yuuki.

.

Yuuki baru saja menyelesaikan pekerjaannya ketika dia menoleh jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Ia merapikan semua peralatannya ke dalam lemari penyimpanan dengan terburu-buru. Kakinya berjalan ke arah jendela ruang kerjanya untuk dapat melihat langsung para penghuni sekolah yang berhamburan keluar sore itu.

Yuuki merenggangkan otot-ototnya yang kaku sambil matanya menatap pintu gerbang sekolah, berharap dapat melihat sang kekasih. Matanya memicing ketika melihat sebuah mobil berwarna hitam dengan plat nomor yang tidak asing baginya berhenti tak jauh dari area pintu masuk sekolah tersebut. Terlebih lagi saat Kazumi berjalan tergesa-gesa menghampirinya.

"Oh, Shit!" umpatnya.

Yuuki bergegas mengambil kunci mobil serta jaketnya dan melangkah keluar ruang kerjanya.

Pria besar itu buru-buru masuk ke dalam salah satu mobilnya yang berwarna merah dan segera melajukan mobil tersebut saat melihat mobil hitam yang diincarnya sudah menjauh dari area sekolah.

"Kenapa aku bisa sesantai ini," bisiknya kesal sambil matanya masih mengawasi mobil hitam yang berjarak agak jauh darinya.

Mobil hitam itu membawa mereka pada daerah Shinjuku tempat di mana perusahaan fashion milik ibunda Yuuki berada. Mobil tersebut berhenti di depan gedung berkaca putih dan menurunkan Kazumi di depan pintu masuk sebelum berjalan menjauh.

Yuuki melihat Kazumi memasuki gedung tersebut dengan dituntun oleh seorang wanita cantik berkacamata yang diketahuinya sebagai sekretaris sang ibunda.

Kazumi berjalan di sepanjang koridor putih, melewati beberapa ruangan yang terlihat masih sibuk di jam pulang kerja. Pria itu mengintip sebuah ruangan di mana seorang model sedang melalukan pemotretan dari kaca yang terdapat pada pintunya. Matanya mengerjap kagum pada wanita tinggi yang sedang berdiri dikelilingi alat-alat fotografi itu.

Kazumi hendak melanjutkan perjalanan ketika seorang pria berdiri di sampingnya, mengamati Kazumi dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"A... ada apa?" tanya Kazumi ketakutan sementara pria itu masih memindainya. Kemudian pria tersebut menatap wajah Kazumi sambil mengernyit.

HIKARIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant