Part 40 💖Imitation💖

1.7K 103 1
                                    

~Kalau kau saja imitasi, berarti bunga yang telah kau taburkan selama ini juga imitasi?
Sayangnya, semua itu kubalas dengan yang asli.
Jangan salah persepsi! Sejujurnya, itu semua tanpa rasa yang pasti.~
🌷🌷🌷

Pagi yang melelahkan. Kumatikan jam bekerku yang berdering tepat pada pukul tiga pagi. Kondisiku yang lelah seperti ini membuatku ingin tidur kembali. Namun, seketika kuteringat akan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.

"Diceritakan di sisi Nabi saw. tentang seorang lelaki, dikatakan, "Ia berterusan tidur hingga masuk waktu subuh, ia tidak bangun mengerjakan salat." Beliau saw. bersabda, "Itu adalah orang yang telinganya dikencingi oleh setan.""

Ada yang berpendapat, diantaranya Imam Bukhari serta para pemilik kitab sunan, mengerjakan salat yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah salat sunah tahajud. Oleh karena itu, aku segera bangun dan beranjak untuk berwudu serta salat tahajud.

Selesai bermunajat dan berzikir, aku berjalan mendekati nakas. Kuambil kalender kecil yang kuletakkan di sana. Setelah kuhitung-hitung, ternyata sekarang sudah hampir memasuki siklus menstruasiku.

"Oh, pantesan badanku pegal semua!" seruku. Kembali kuletakkan kalender itu seperti semula.

"Allahu akbar Allahu akbar."

Tiba-tiba, suara azan menggema dengan begitu nyaringnya. Segera kuhampiri sajadah yang baru saja kuabaikan itu dan kembali mendudukinya.

Aku menunggu sampai azan selesai berkumandang. Setelah azan selesai, aku berdoa di antara waktu azan dan iqamah yang tentu saja dijamin terkabulnya. Baru kemudian aku melaksanakan salah sunah fajar. Aku tak ingin melewati salat sunah yang satu ini. Nabi Muhammad saw. bersabda,

"Dua rakaat salat sunah yang dikerjakan sebelum salat wajib subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya." (H.R. Muslim)

Selesai salat fajar, aku segera melaksanakan salat subuh. Mataku benar-benar berat saat ini. Ditambah tubuhku yang pegalnya tak bisa dikompromi lagi. Padahal, biasanya kalau akan memasuki siklus menstruasi, aku tidak terlalu lelah dan pegal seperti saat ini. Mungkin, semua ini juga pengaruh dari perjalananku kemarin dari Kediri-Surabaya-Kediri lagi.

Pagi kemarin, aku ke Surabaya untuk menghadiri acara wisuda mas Azka. Dia sudah menjadi sarjana sekarang. Selesai wisuda, aku, mas Azka, dan orangtuaku mampir ke rumah nenek sampai malam baru kembali ke Kediri. Perjalanan yang melelahkan.

Tak ingin melakukan aktivitas apapun, aku segera menghampiri kasurku dan kembali tidur. Cuaca yang tiba-tiba menjadi semakin dingin, membuatku bergelung diri di balik selimut tebal yang sudah menyelimutiku semalaman.

***

Entah sudah berapa lama aku tidur. Yang terpenting, sekarang kondisiku sudah mulai bisa diajak kompromi untuk beraktivitas kembali.

Namun, rasanya aku ingin tidur lebih lama lagi karena selimut yang kukenakan semakin hangat saja rasanya. Dan ada apa ini? Perutku terasa berat.

Ketika aku sedikit bergerak, sesuatu yang berat itu semakin membuatku tak bisa bergerak. Dari situ, aku merasa ada seseorang di sampingku. Ada sedikit geliatan tepat saat aku akan membuka selimut.

Jantungku berdetak di luar batas normal. Tanpa pikir panjang, segera kubuka selimutku. Aku berbalik dan menatap siapakah gerangan di sampingku. Dan ternyata,

"AAAAAAAA!!!!"

"AW!!" saking gopohnya, aku sampai terjatuh dari kasur dan itu membuat pantatku mencium lantai. Sakit sekali!!

Alhamdulillah, bukan tulang ekorku yang kena.

"Aduh, duh, astaghfirullah hal 'adhim," aduhku sambil mengusap-usap pantat dan berusaha berdiri.

Tuntutan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang