Part 18 💖Just A Dream💖

3K 145 4
                                    

Hasbia buru-buru mengambil motor matic hitam beserta helmya di garasi. Ia segera menyetarter motor, kemudian melajukannya dengan kecepatan sedang demi menjaga keselamatannya. Hingga sampai di depan rumah makan dekat perusahaan ayahnya, Hasbia menghentikan kemudinya.

Hasbia melihat mobil yang sangat ia kenal telah terparkir rapi di halaman depan rumah makan. Ia turun dari motornya, kemudian kakinya ia langkahkan untuk semakin mendekat ke dalam rumah makan. Matanya membelalak seketika tatkala pandangannya mengarah pada Farras yang sedang duduk berhadapan dengan Amira.

Hatinya semakin tak terima melihat Amira mengelus-elus rambut Farras yang duduk dalam posisi tertelungkup. Tak peduli dengan kondisi di sekitarnya, Hasbia buru-buru melarikan dirinya untuk melabrak Farras dan Amira.

Dan BYYUUUURRRRR!!!!! (Tubuh Hasbia tercebur ke selokan berair kotor)

Tepat saat itu pula, Azka mengguyur tubuh Hasbia dengan sebaskom air dingin. Basahlah sekujur tubuhnya.

"Baarakallahu fii umrik, Sayang!!!" ucap Yuyun tersenyum hangat sambil membawa kue ultah dengan lilin berangka 18 menyala di atasnya. Hasbia mengucek mata dengan kedua tangan yang ia kepalkan. Ia masih mengeriyip karena baru saja bangun tidur, matanya langsung disambut dengan sinar terang lampu kamarnya.

Hasbia masih bingung dengan keadaannya sekarang. Ia ubah posisinya untuk bersandar di leher ranjang.

"Selamat, Sayang! Semoga kamu bertambah shalihah seiring usia kamu yang juga bertambah tepat di pukul 12 malam ini. Selamat ulang tahun, Sayang!!" Ali mengecup ubun-ubun Hasbia dengan lembut kemudian mengelusnya.

12 malam?! Dan Azka mengguyurnya dengan air dingin? Ah, tak apalah! pikir Azka. Karena memang cuaca malam ini begitu engap. Cuaca sungguh berubah tak menentu, seperti kata CINTA.

"HBD, ya, adikku tersayang!!! Mas cuma bisa ngasih ini ke kamu. Semoga tambah plus-plus segalanya," Azka memberikan sebuah kotak kado bermotif boneka teddy bear.

"Bentar-bentar! Maksud dari ini semua apa?" Hasbia belum paham juga dengan semua ucapan selamat dari Ali, Yuyun, maupun Azka. Yang benar saja, baru tidur dua jam, mereka dengan seenaknya membangunkan tidurnya.

"Aduh, FAR!! Buruan masuk! Siapa tau, lo bisa ngilangin kelemotan adik gue," Farras yang sedari tadi menunggu di depan kamar, khawatir kalau Hasbia tak mengenakan hijab, sekarang masuk ke kamar atas perintah Azka seraya membawa sebuah kado untuk Hasbia.

Farras tersenyum ke Hasbia, "Baarakallahu fii umrik, Bia. Ini kado saya buat kamu."

Sedari tadi, Hasbia memang sudah mengenakan jilbab. Tadi, saat pulang dari toko buku, ia langsung tengkurap di kasur untuk membaca novel yang baru ia beli. Dan karena hari semakin larut malam, Hasbia pun ketiduran.

Hasbia hanya melongo melihat Farras di hadapannya. "Kak Farras!!" Hasbia menghamburkan diri ke Farras seraya merentangkan tangan hendak memeluknya. Namun, dengan sigap Azka menggeser posisi Farras dan menggantikan posisinya sekarang. Sehingga saat ini yang berada dalam pelukan Hasbia adalah Azka, bukan Farras.

"Maafin Bia, Kak. Maafin Bia udah ngelupain status Kakak sebagai suami Bia. Bia mohon, Kakak jangan selingkuhin Bia. Apalagi, sama bu Amira. Jangan, Kak!! Please, Bia minta maaf. Pikiran Bia waktu itu masih kalut akibat rapat ROHIS yang mau interview pengurus baru. Ditambah lagi dengan tugas sekolah yang menumpuk," papar Hasbia sesenggukan.

Seakan aktor betulan, Azka mengusap-usap punggung Hasbia dengan mulut berkedut menahan tawa mendengar kata 'suami' terlontar untuk Farras.

"Suami?!" tanya Farras memunculkan mukanya di balik tubuh Azka dalam posisi berdiri sambil menunduk dan mengangkat sebelah alis.

Tuntutan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang