Part 30

10.4K 669 52
                                    

Sabtu, pukul 13.45 pm

"Naufal.. Naufal sayang, ayo bangun.."

Naufal terlihat enggan untuk membuka matanya. Bagaimana tidak, baru sekitar lima belas menit terlelap, umi Adiba membangunkannya entah karena apa.

"Mmm..."Gumam Naufal sambil mengucek-ucek matanya mencoba mengembalikan kesadarannya.

Umi Adiba tersenyum, tangannya membelai lembut pucuk kepala Naufal.

"Dia mau bicara denganmu sayang.." Kata umi tiba-tiba sambil mengulurkan ponselnya kearah Naufal.

Naufal masih terlihat bingung. Ia tidak langsung menerima ponsel itu melainkan menatap umi dengan wajah penuh tanda tanya lebih dahulu. Tapi lagi-lagi umi Adiba hanya tersenyum sambil memberi kode dengan kedipan mata agar Naufal menerima panggilan di ponsel itu.

Mau gak mau, Naufal akhirnya menerima ponsel itu.

"Hallo."Sapa Naufal.

"Assalamualaikum." Sapa seseorang di seberang sana. Suara wanita yang tak asing lagi di telinga Naufal. Bahkan salam ini sering kali ia dengar beberapa bulan yang lalu.

Naufal terkejut. Kedua alisnya terangkat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bahkan lidahnya terasa kaku hanya untuk membalas ucapan salam dari dia.

Pandangannya lalu tertuju pada umi dengan sorot mata dipenuhi rasa penasaran. Tapi lagi-lagi umi hanya bisa tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya.

"Jangan menatap umi seperti itu, umi jadi takut.. haha.." Ujar umi disusul tawa di akhir ucapannya." Umi keluar dulu, takut ganggu.."Kata umi lalu berlalu keluar dari kamar Naufal dengan senyum jailnya.

"Umiiiiii.." panggil Naufal sedikit berteriak tapi umi tak sedikitpun menghiraukan panggilannya.

"Hmm.. Assalamualaikum.."Ulang si penelfon.

Mendengar suara itu kembali, Naufal jadi percaya kalau ini bukan mimpi. Ini nyata.

"Khan...sa...???"Sahut Naufal dengan suara terbata.

Ada jeda.
Naufal yakin, dia sedang tersenyum diseberang sana.

"Hmm.. wajib hukumnya menjawab salam." Kata si penelfon kembali.

Naufal tersenyum lebar sambil sedikit menunduk.. feeling nya sudah benar-benar yakin kalau dia adalah Khansa, wanita yang telah lama ia tunggu kabarnya.

"Hmm.. Waalaikumsalam."Sahut Naufal masih dengan senyum lebarnya. Naufal lalu bangkit menatap keluar jendela dengan pandangan tertuju pada langit sore yang masih terlihat cerah, secerah hati Naufal saat ini.

"Apa... kabar Fal..??"

Suara itu.... benar-benar suara yang Naufal sangat rindukan beberapa bulan ini. Bahkan sampai saat ini, Naufal tak henti-hentinya tersenyum. Matanya berkaca-kaca, lidahnya terasa kaku.

"Harusnya aku,
aku yang harus bertanya gimana kabarmu disana..?
Apa.. kamu sehat ??
Kamu makan teratur kan ??" Tanya Naufal dengan suara bergetar.

Kembali ada jeda sebelum menjawab,

"Aku..?? Aku baik Fal.. aku sehat... disini aku tinggal dengan mama jadi aku makannya teratur."

Naufal menunduk, entah mengapa ia masih merasa bersalah ketika mengingat kecelakaan itu.

"Syukurlah.. kapan kembali ??" Tanya Naufal.

"Entahlah, aku ikut keputusan mama.." Jawab Khansa dengan nada sedikit lemas.

Mendengar jawaban itu, Naufal ikut merasa sedikit kecewa. Tapi sebisa mungkin ia mencoba untuk kembali mencairkan suasana mengingat ini adalah hal yang paling ia tunggu-tunggu sejak dulu.

"Yaudah, gak usah dibahas lagi. Kamu nelfon aja udah buat aku senang. Oh iya, kamu harus tahu kalau aku udah pindah sekolah sekarang."Ujar Naufal dengan nada lebih semangat dari sebelumnya.

"Pindah kemana ?? Terus, Kiki, Alfin dan Evan gimana ??" Tanya Khansa dengan nada sedikit khawatir.

"Aku pindah ke SMA TRINANDIKA. Aku gak tahan di sekolah yang dulu Sa, bawaannya hanya ingat kamu terus, dan itu hampir membuatku depresi.

Alfin, Evan sama Kiki baik-baik saja, mereka yang nyaranin umi dan abi buat mindahin aku." Jelas Naufal menceritakan beberapa hal tersulit yang harus ia lewati kemarin.

Ada jeda sebelum akhirnya Khansa kembali berucap.

"Hmm, gak apa-apa Fal.. semua akan baik-baik saja, aku yakin itu. Tunggu aku yah, aku akan kembali untukmu. "Ujar Khansa dengan beberapa penekanan disetiap katanya.

Naufal tersenyum.

"Pasti Sa, pasti.."Kata Naufal dengan pandangan kosong kedepan.

"Yaudah, mama udah manggil-manggil dari tadi, aku tutup yahh..."Pamit Khansa.

"Sa....?????????"Panggil Naufal sebelum Khansa benar-benar menutup telfonnya.

"Yah.. Kenapa Fal ??"Tanya Khansa.

Ada jeda beberapa detik.. Naufal menunduk, dadanya terasa sesak seketika.

"Aku rindu kamu... Aku benar-benar rindu kamu.... Aku rindu pada semua yang ada didalam dirimu.." Ujar Naufal dengan nada serius, bahkan dari suaranya saja sudah menandakan bahwa dia telah menahan rindunya sejak lama.

Kalian pasti sudah bisa menebak kan kalau sekarang Khansa pasti sedang tersenyum manis di seberang sana.??

"Aku mencintaimu Fal, dan kamu tahu sendiri kan kalau rindu selalu mengikut kemanapun cinta melangkah ??"

Mungkin kata-kata Khansa sulit untuk dimengerti, tapi Naufal bisa menangkap maksud dari ucapan Khansa tersebut.

Senyum lebar kembali menghias wajah Naufal saat ini.

"Yaudah, aku tutup yah.. Salam rindu buat umi dan abi.. Aku rindu kalian.."Pamit Khansa sekali lagi sebelum akhirnya benar-benar menutup sambungan telfonnya.

_AOMH_

Speciall part untuk kalian yg nunggu kabarnya KHANSA..😁

Maaf klo lagi-lagi bikin kecewa😂

Kayaknya Khansa betah di Rumah mamanya..

Oh yah,
Author minta VOTE dan Comment nya dong...😬
Tapi klo ngerepotin, yah gak usah..
Udah baca cerita ini aja udah cukup buat aku, apalagi klo udah d tambah vomment😂

Makasih buat para pecinta Khansa😘😘

Assalamualaikum👋🏻

Asmara Anak SMAWhere stories live. Discover now