Part 24

12.2K 703 67
                                    

Setelah sampai di rumah sakit, Naufal dan Khansa langsung di larikan ke ruang UGD.

Naufal mengalami cidera punggung dan patah tulang di bagian betis, pada bagian kepala tepatnya pada bagian kening sebelah kanan atas terdapat luka yang cukup dalam hingga harus mendapatkan perawatan beberapa jahitan. Benturan keras pada kepala Naufal mengakibatkan terjadi sebuah syok dari dalam diri Naufal hingga ia tak sadarkan diri sampai saat ini.

Sedangkan Khansa kini harus di bawa ke ruang operasi setelah melakukan CT SCAN. Menurut dokter, Khansa mengalami Concussion atau biasa disebut dengan gegar otak. Dan yang paling mengkhawatirkan, Khansa mengalami benturan hebat di bagian dada, tulang rusuknya patah dan menusuk paru-paru. Menurut dokter, ini memungkinkan terjadi sesak napas pada Khansa.

Lima belas menit kemudian, umi Adiba, abi Adnan, bunda Anin, ayah Andri dan Alif berjalan memasuki ruang ICU tempat dimana Naufal sekarang dipindahkan. Terlihat umi Adiba sudah tak sanggup untuk berjalan hingga harus di bantu oleh abi Adnan mengampiri tempat dimana Naufal kini sedang di rawat.

Beberapa alat medis sudah terpasang rapih pada tubuh Naufal lengkap dengan alat bantu pernafasan.

Sampai didepan pintu, umi Adiba sudah tak sanggup lagi menahan tubuhnya setelah menyaksikan anak semata wayangnya terbaring lemah tak berdaya dengan beberapa alat medis yang menempel pada tubuhnya. Tangisnya pecah.

"Innalillahi wa innailaihi rajiun.. Naufal.. anakku.."Ujar umi disela tangisnya yang cukup histeris melihat keadaan Naufal.
Abi Adnan mencoba menenangkan istrinya walaupun dia sendiri merasa sangat terpukul melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya.

"Sabar mi.. sabar.. ini musibah dan cobaan untuk kita.. Tenangkan hatimu sayang.."Kata abi Adnan sambil memeluk umi Adiba dengan erat.

"Sabar dek.. ini cobaan dari Allah.." Sahut bunda Anin yang ikut meneteskan airmata melihat keadaan Naufal.

Sedangkan diruang operasi, dokter masih terlihat sibuk menyelamatkan nyawa Khansa.

Tak ada keluarga maupun kerabat yang menunggu disana. Sampai di titik terberat bagi Khansa, tak ada satupun yang peduli dengan dirinya.

Apakah dunia sekejam ini hanya pada dirinya ?

Kurang lebih sudah hampir satu jam tim dokter bedah menangani Khansa diruang operasi, tapi sampai saat ini, tak ada tanda-tanda yang kuat untuk memastikan operasi itu berjalan lancar.

Di saat-saat seperti ini Khansa butuh papa..

Di saat-saat seperti ini Khansa butuh mama..

Di saat-saat seperti ini Khansa membutuhkan kehangatan keluarga untuk mendukungnya dari belakang..

Khansa bukan anak yatim,
Khansa juga bukan anak piatu,
Tapi kenapa Khansa merasa dirinya seolah berada dalam posisi keduanya ?
Kenapa Khansa merasa dirinya tak lebih hanyalah seorang anak yatim piatu.

Setengah jam kemudian, salah satu dari tim bedah yang menangani Khansa keluar dengan langkah yang cepat.
" Hallo.. Maaf bu, kami dari tim Rumah Sakit Umum mau mengabarkan kabar buruk untuk anda."Ujarnya.
---
"Anak ibu yang bernama Khansa Kayyisah Azka baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang sedang sedang di rawat di Rumah Sakit Umum Bakti Mulia."
---
"Nah, sekarang kami lagi proses operasi untuk menolong anak ibu, tapi kami ada kendala dengan alat-alat dari rumah sakit kami yang belum lengkap. Jadi kami hanya melakukan operasi ringan lebih dahulu, dan selanjutnya kami serahkan semuanya kepada ibu untuk keputusannya bagaimana. Mungkin ibu bisa merujuk atau mengirim anak ibu ke rumah sakit lain yang fasilitas dan alat-alatnya lebih baik dari kami. Mohon keputusannya secepat mungkin, karena kondisi pasien sangat lemah untuk sekarang ini."
---
"Baik, jadi kurang lebih tiga jam lagi, kami akan merujuk pasien ke Singapore."
---
"Ok bu. Saya tutup telfonnya. Assalamualaikum."

Asmara Anak SMAWhere stories live. Discover now