Part 8

14.6K 738 9
                                    

Kepingan kenangan itu muncul dalam satu rangkaian cerita indah di masa lalu.

Naufal menyadarkan dirinya dengan mengusap kasar wajahnya. Ini bukan saatnya untuk kembali ke masa lalumu, Naufal bangkit dari ayunan itu dan kembali bergabung dengan mereka.

"Fal, Lo tau gak apa yang paling berharga dalam persahabatan..??"Tanya Alfin dengan heboh, semua mata seketika mengarah pada Naufal menanti jawaban yang akan keluar dari mulutnya.

Datar, tak ada ekspresi apapun di wajah itu kecuali memandang lurus pada beberapa tusuk daging yang telah dipotong-potong kecil seperti sate yang berada di tangan Alfin.

"Kekompakan mungkin. Tanpa ada kekompakan, mana mungkin terjalin sebuah persahabatan."Jawabnya kemudian beralih merebut sate itu dari tangan Alfin.

Alfin memegangi dagunya seperti berpikir,"Masuk akal sihh... Nah, kalau lo gimana Ki ??"Tanya Alfin pada Kiki yang lagi sibuk menggelar tikar diatas rumput-rumput kecil yang menjalar bagaikan sebuah tikar bulu berwarna hijau.

"Kalau gue sih, kayaknya kesetiaan deh.. Kalau gak ada kesetiaan dalam persahabatan, mana mungkin kita bisa bertahan sampai sejauh ini."Jawab Kiki disusul senyum kecil di wajah Evan.

"Nice. Evan ??"Tanya Alfin pada Evan yang sibuk membantu Naufal menyiapkan pembakaran.

"Mm... apa yah.. Mungkin kebersamaan. Jika cuma status yang mengatakan sahabat tapi kebersamaan masih ditelan waktu, itu sama aja bohong. Karena sahabat akan selalu ada disaat kamu senang maupun duka." Jawab Evan seperti menerawang jauh menembus langit.

"Hmm.. hmm... Sungguh puitis.. "Kata Alfin di sambut tawa dari mereka.

"Nah yang terakhir. Ayo kita dengar pendapat dari si jenius kita."Alfin menunjuk Khansa.

Khansa tersenyum." Giliran aku yah..?? Mm.. kalau buat aku sendiri, Kata persahabatan tidak akan ada artinya tanpa cinta dan kasih sayang diantara kita. Karena sejatinya cinta tidak akan pernah mati, tapi hanya berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dan begitupun kasih sayang, sebuah rasa yang tulus bukan cuma dibibir tapi dapat kita rasakan disini, di dalam hati kita."

Khansa menatap satu persatu sahabatnya, tapi tepat saat matanya menangkap mata Naufal, pandangan itu cepat-cepat ia alihkan kearah lain.

"Aku harap persahabat kita selalu mencerminkan kata cinta dan kasih sayang, tak akan pernah mati, dan bukan hanya terucap dibibir tapi akan selalu ada disini, dihati kita."Kata Khansa disambut senyuman hangat dari mereka, kecuali Naufal yang terlihat mengalihkan pandangannya pada tempat pembakaran dihadapannya.

"Lo sendiri bagaimana ??"Tanya Kiki dan Evan bersamaan.

Alfin terlihat berpikir sambil meletakkan ibu jari dan jari telunjuknya di dagu." Kalau gue... Mmm, jawaban gue ada pada jawaban lo semua. Hal yang terpenting dalam persahabatan ialah kekompakan, kesetiaan, kebersamaan, serta cinta dan Kasih sayang. Keren gak jawaban gue ??"Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Yeiii... Itu sih namanya gak kreatif."Kata Kiki sambil melempar sebuah jeruk kearah Alfin. Untungnya Alfin bisa menangkap buah itu dengan baik.

"Kreatif dikit dong Fin." Ujar Evant ikut menyerang Alfin.

Yang diserang hanya bisa cengar cengir gak jelas." Kalian kan tau sendiri, diantara kita berlima, otaknya paling beku kan gue, mana bisa gue memikirkan hal seperti yang kalian pikirkan."Kata Alfin menyadari kelemahannya sendiri.

Bukan merendahkan diri, tapi itulah kenyataannya. Bukannya bangga dengan otak pas-pasan ini, tapi setidaknya Alfin mensyukuri apa yang Allah kasih untuknya. Karena Alfin yakin, dibalik kelemahannya terdapat sebuah kelebihan yang tak dimiliki oleh orang lain.

Hanya butuh waktu kurang lebih tiga puluh menit, sate ayam kini telah siap disantap. Mereka membentuk sebuah lingkaran kecil diatas karpet.

Ditengah sudah tersedia lima piring nasi plus beberapa tusuk sate disetiap piring, dan tak lupa juice orange kesukaan mereka telah menambah rasa ngiler di bibir masing-masing.

"Ayo santap."Kata Alfin yang telah meraih satu tusuk sate di tangannya tapi Khansa dengan cepat menahannya.

"Baca doa dulu Fin."Kata Khansa mengingatkan.

"Tau nih, kebiasaan dianya."Tambah Kiki.

"Yaudah, gak usah ribut. Ayo Fal, pimpin doa."Kata Evan menengahi.

Naufal tersenyum, dan Khansa menyaksikan itu semua. Sudah lama ia tidak melihat senyum itu lagi.

Naufal memimpin doa dengan khusyuk di ikuti oleh keempat sahabatnya.

******

"Entar jadi kan, ke partinya Naisya ??"Tanya Kiki sebelum mereka bubar.
Yah, mereka sekarang bersiap untuk pulang. Sebentar lagi matahari akan terbenam di ufuk barat, itu artinya sebentar lagi malam akan tiba.

"Jadi dong."Jawab Alfin dengan semangat.

"Kalau gue terserah si Naufalnya aja, kan Naisya ngundang kita karena dia."Kata Evan sambil menepuk pundak Naufal.

"Oh iyya yah.. Terus gimana Fal, jadi gak ??"Tanya Alfin kembali.

"Guys, aku duluan yah.. Taxinya udah dateng. Kasian nunggu lama entar."Pamit Khansa.

Semua mata kembali tertuju kearahnya." Lo gak mau nunggu jawaban Naufal dulu ??"Tanya Kiki.

"Gak perlu, kalau kalian jadi berangkat, silahkan. Tapi maaf, kayaknya kali ini aku gak bisa ikut. Aku pulang yah..."Katanya kemudian berjalan meninggalkan keempat sahabatnya.

Tanpa ia sadari, seseorang memperhatikannya dari belakang, menunggu punggung itu hilang dari pandangannya.

******


Jangan Lupa Vote dan Comment yahh...

Makasih :-)

Asmara Anak SMAWhere stories live. Discover now