Chapter 3: Gerald

8K 805 291
                                    

Sudah lama mereka tidak berjumpa, sejak laki-laki itu memutuskan berkuliah di luar negeri, sekitar empat tahun yang lalu.

Gerald Kafeelino Arcandra. Anak dari rekan bisnis papah Gisha, yang sudah Gisha kenal sejak SD. Dulu mereka selalu bersama. Tapi sejak SMA kelas 11, cowok itu mulai sibuk dengan dunianya. Mereka pun sudah jarang bahkan bertemu sesekali saja saat itu.
Laki-laki itu melambaikan tangannya.

Senyuman manis khasnya tak ingin tanggal di sana. "Hai. Apa kabar, Gi?"

Gisha mengangguk tipis. "Baik. Lo?"

"Baik juga." Laki-laki itu masuk ke kamar Gisha dan duduk di ranjang king size yang ada di sana.

Tadi ia sudah bertemu dengan orangtua Gisha dan berbincang lumayan lama di bawah. Kemudian mamah Gisha menyuruhnya untuk menyambangi kamar gadis itu.
Tentu saja Gerald masih ingat betul letak kamar Gisha. Karena dulu Gerald sering sekali bermain di rumah ini.

"Seneng deh liat lo baik-baik aja. Lama juga ya kita udah ga ketemu," ucapnya kemudian.

Gisha hanya berdeham. Gerald terkikik. Tak ada yang berubah dari Gisha sejak saat itu. "Lo masih aja kayak dulu ya ternyata haha."

"Lo kapan balik?" tanya Gisha lalu menghentikan aktivitas pada rambutnya.

"Baru aja gue sampe. Gue udah wisuda jadi gue memutuskan untuk pindah ke sini lagi," urai Gerald.

"Oohhh... Menetap?"

"Lo gak suka kehadiran gue?" tanya cowok itu iseng.

"Gue lagi tanya," elak Gisha.

"Maybe. Rindu aja sama kota ini."

"Cih..."

Gerald menaikan dua alisnya.
"Kenapa lo gak percaya?"

"Emang ada gue bilang nggak percaya?"

"Huh. Masih aja gue kalah ya sama bocah kayak lo."

Gerald lalu mencolokkan kabel hair dryer-nya ke stop kontak.

"Oke Tuan Putri kali ini ijinkan hamba kaum jelata mengeringkan rambutmu," cicit Gerald.

Laki-laki itu masih saja sama seperti dulu memperlakukan Gisha layaknya saudara kandung.

Gisha terdiam. Sudut bibirnya tertarik sedikit. Ia membiarkan laki-laki itu melakukannya. Dia memang sudah seperti kakak baginya.

Sebenarnya Gisha merasa kehilangan laki-laki itu ketika Gerald memutuskan bersekolah di luar negeri. Tapi sikap jual mahal Gisha itu yang membuat Gerald merasa Gisha baik-baik saja tanpanya.

"Lo gak tanya gitu Gi tentang kehidupan gue di sana? Dan apa yang udah gue lalui---"

"Tau kalo lo masih hidup dan bahagia dengan orang-orang baru lo di sana, itu aja udah cukup," sela Gisha.

Gerald tersenyum simpul mendengarnya. "Tapi kalo apa yang terlihat di sosial media lo itu ternyata berbanding terbalik sama real life lo, nggak pa-pa. Lo hebat udah bertahan sampai sini," lanjut Gisha seolah bisa menerka isi kehidupan Gerald sebenarnya.

Gisha mengerti apa yang menerpa keluarga Gerald. Sejak kehilangan ibunya untuk selama-lamanya, lalu papahnya menikah lagi dengan wanita muda yang usianya tak jauh beda dengan Gerald. Itu benar-benar pukulan telak untuk cowok itu.

Gerald bahkan harus ke luar negeri untuk menyembuhkan lukanya. Itu yang hanya Gisha tahu. Mungkin Gisha terlihat cuek, dingin, dan memiliki rasa tenggang rasa yang minim. Akan tetapi, ia selalu stalking kehidupan cowok itu untuk memastikan Gerald baik-baik saja, dan mulai bangun untuk hidup maju.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang