Chapter 56: Intact but Fragile

1.9K 263 57
                                    

       Akibat skandal itu yang tersebar di jagat maya, Karel dibuat sangat kewalahan karena banyak wartawan yang menyerbu perusahaannya. Karel sendiri memutuskan untuk tidak melakukan klarifikasi.

Sama halnya dengan Karel, Zena Arthemia sendiri menolak untuk melakukan konferensi pers.

Menjadi publik figur jelas tindakannya itu sangat menuai kontroversi. Tapi untuk ukuran Zena, dia merasa cuek dan biasa saja meskipun berita miring sedang menerpanya. Sudah hal biasa baginya. Harga dirinya pun tidak akan merosot begitu saja hanya karena berita seperti itu.

Zena justru tertawa puas melihat huru-hara yang terjadi. Sangat menarik sekali pemandangan hari ini.

Di lain tempat Gisha sepulang sekolah langsung pergi ke mansion Reskal. Tadi saat bel pulang, ia memang mendatangi kelas cowok itu. Tapi kata Milo, Reskal dan Diaz sudah dipulangkan sejak pagi setelah mereka berdua masuk ruang BK.

Itu dikarenakan Reskal sendiri sedang demam tinggi dan Diaz yang terluka parah akibat hantaman Reskal.

Arlan bahkan sampai turun tangan lalu bertemu dengan maminya Diaz. Beruntung mereka mengambil jalur damai dan tidak membesar-besarkan masalah. Mengingat keluarga Diaz dan keluarga Reskal juga memiliki hubungan yang baik.

Diaz dan Reskal dipaksa saling meminta maaf di hadapan orangtua mereka. Diaz yang masih memiliki rasa dongkol kepada Reskal pun akhirnya terpaksa meminta maaf juga. Meski di mata Reskal dan Diaz masih terselip api permusuhan.

Setelah keluar dari ruang BK, Arlan memaksa putranya untuk pulang dan istirahat ketika melihat Reskal yang sangat pucat dan sempoyongan. Anak itu memang keras kepala, padahal sudah diperingati dari pagi untuk tidak usah berangkat sekolah.

Arlan juga meminta Diaz untuk pulang karena tampak laki-laki itu masih menahan rasa nyeri.

Di rumah Reskal, Gisha tetap disambut baik oleh Sarah meskipun keluarga mereka sudah tahu berita miring itu. Fransisca pun kemungkinan besar sudah mengetahuinya.

Sarah yang tahu Gisha sangat menyesali itu, sengaja tidak membahas apapun. Ia yakin Gisha juga sangat terguncang karena huru-hara tersebut.

Rasa bersalah Gisha makin menumpuk melihat kebaikan dan kemuliaan keluarga Reskal. Harusnya keluarga itu memakinya dan menghinanya bukan? Kenapa mereka masih saja berbaik hati dalam memperlakukan Gisha?

Seperti sekarang, Sarah justru meminta Gisha untuk menemani Reskal yang sedang terbaring lemah di kamarnya.

Gisha duduk di ranjang persis di sebelah kekasihnya. Ia merasa sangat miris melihat Reskal yang sedang tertidur lelap.

Laki-laki itu pasti sangat letih karena semalam menunggunya hingga pagi.

Gisha perlahan-lahan mengambil handuk basah yang digunakan untuk mengompres Reskal. Ia kemudian menyentuh kening Reskal, ternyata masih panas.

"Maaf..." gumam gadis itu lirih.

"Kamu menderita kayak gini karena aku. Aku emang jahat banget."

Gisha memasang kembali kompresan itu. Ia kemudian mengelus-ngelus wajah tampan kekasihnya itu.

"Cepet sembuh ya."

Reskal perlahan membuka matanya karena tidurnya merasa terganggu.

Cowok itu langsung mencengkram tangan Gisha. Menahannya agar tidak menyentuhnya.

Gisha terperanjat. Ia sudah mengganggu laki-laki itu. Gisha sedikit beringsut.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Reskal tak ramah.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang