Chapter 49: Percaya

2K 268 12
                                    

Berita Reskal dan Gisha pacaran sudah sampai ke telinga orangtua mereka. Karel mendukung saja keputusan mereka.

Dulu Karel sering mendengar cerita dari Arlan tentang Reskal menyukai putrinya itu. Karel dulu juga berharap mereka akan bersatu dan hari ini harapannya terkabul juga.

Sarah dan Arlan terlepas dari perjodohan ini sebenarnya menyerahkan semuanya saja pada Reskal. Reskal bebas memilih pasangannya sendiri dan mereka akan selalu mendukung itu. Mereka percaya, pilihan Reskal bukan gadis sembarangan.

Seperti hari ini, Sarah datang ke kediaman Farensa untuk merayakan kebahagiaan dua ibu itu.

Dua wanita itu bercerita panjang lebar membahas sekolah, hubungan Gisha dan Reskal, bisnis suami mereka dan masih banyak lagi.
Gisha yang tadi berada di antara mereka hanya tersenyum saja saat ditanya-tanya. Ia juga tidak begitu paham dengan topik pembicaraan mereka.

Akhirnya gadis itu naik ke atas untuk mandi. Tadi sepulang sekolah ia tidak jadi latihan karena mamahnya menyuruhnya untuk pulang.
Setelah selesai mandi, Gisha baru ingat bahwa ia lupa mengabari Reskal karena tadi ponselnya lowbat.
Ia pun mengambil ponselnya yang sedang di charger itu dan membuka whatsapp.

Benar saja Reskal sudah spam. Gisha jadi merasa sangat bersalah karena tadi ia sangat terburu-buru keluar sekolah dan lupa menemui Reskal. Toh juga kelas Reskal tadi keluarnya telat.

Reskal: Yang dimana? Jadi latihan?

Reskal: Aku ke kelas kok gak ada? Udah di gymnasium?

Reskal: Pulang gak ngabarin dulu. Aku tau dari Vinka btw katanya kamu pulang dulu.

Reskal: Mana gak aktif lagi WAnya😤

Reskal: Yanggggggg

Reskal: Ngilang terussss. Sesibuk itu lo sampe lupa laki lo?!!!! 😤

Reskal: Eh typo, maksudnya 'sayang' wkwkwk maklum yang. Kalo emosi suka pake 'lo gue' haha

Reskal: Masih gak dibales juga astaga
:(

Gisha terkikik sekaligus merasa kasihan membaca pesan pacarnya itu.
Reskal memang tidak menuntut 24 jam selalu chatingan dengan Gisha. Tapi Reskal selalu khawatir jika Gisha ngilang begitu saja tanpa mengabarinya.

Ia pun mengetik balasan pesannya.

Gisha: Maaf aku baru buka hp

Gisha: Sini kamu ke rumah. Tante Sarah juga ada di sini

Gisha menggigit bibir bawahnya gusar. Sudah beberapa menit, Reskal tidak merespon pesannya juga. Padahal biasanya Reskal akan meresponnya dengan cepat. Apa lagi cowok itu sedang online.

Gisha jadi berpikir, apa Reskal kini marah kepadanya?

Iseng Gisha menelpon pacarnya itu. Mata Gisha membulat ketika ternyata Reskal sedang berada di panggilan lain.

Gisha pun dengan cepat menutup teleponnya. Hatinya seketika bedenyut nyeri. Simpel tapi menyakitkan. Reskal sedang menelpon siapa?

Tapi dengan cepat Gisha menepis perasaan itu. Ia mencoba positif thinking. Mungkin Reskal sedang menghubungi temannya.

Tak berselang lama setelah itu, suara mobil terdengar baru saja memasuki halaman rumahnya.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang