Part 15

47 5 7
                                    

Lanjut gengs?

Yuk cuss ga pake lamaa...

Happy reading alls
———————★——————

Kediaman mewah milik kakek Wibisono sore ini tampak sedikit berbeda. Para pelayan hilir mudik membersihkan setiap sisi ruangan yang ada serta beberapa dari mereka sedang menyiapkan hidangan makan malam spesial atas permintaan Tuan Besar. Keynan yang telah kembali dari pengintaiannya di cafe tadi siang pun, menatap heran dengan tingkah para pelayan. Ada apa ini? Kenapa mereka merunduk saat papasan dengan ku? Apa yang telah diperbuat kakek? Pikir nya menerka-nerka.

Tok tok tok

Ketukan pintu yang berirama teratur pun berbunyi memecah konsentrasi sang pemilik ruangan tersebut.

"Kek, saya Alfa. Bolehkan saya masuk"

"Masuklah nak"

Setelah mendapatkan ijin masuk Alfa pun bergegas menghampiri sang kakek yang sedang sibuk membaca berkas. "Duduklah, ada hal apa yang ingin kau bicarakan"

Alfa mencoba bersikap tenang sebelum menanyakan apa yang jadi pertanyaan di benaknya. Kemungkinan besar jika kakek mengetahui hal ini akan menjadi jalan terang dari masalah besar keluarga nya namun bisa jadi kakek tidak mengetahui sama sekali dan ini adalah hal yang Alfa takutkan.

"Kakek, Alfa akan bertanya sesuatu hal penting namun Alfa mohon kakek jujur kepada Alfa."
Alfa menghela napas pelan sebelum melanjutkan pertayaannya.

"Kek, ini mengenai dokumen dan jurnal kesehatan bibi, jika benar dugaan ku berarti kita tinggal memancing dalang dibalik teror kepada Ariana untuk muncul dan mengakui semua perbuatannya" jelasnya sungguh-sungguh.

Kakek yang awalnya masih terfokus dengan berkas perusahaan pun akhirnya menatap penuh minat apa yang akan di tanyakan oleh cucu pertamanya ini. Sebenarnya beliau pun sudah punya dugaan siapa pelakunya namun belum cukup bukti untuk membuktikan dugaannya.

"Ada apa dengan jurnal bibi mu? Apakah kau mendapatkan jawaban dari masalah kita?"

"Siapa nama dokter yang menangani pengobatan bibi? Dan apakah kakek tidak menaruh curiga saat setelah bibi menghilang dokter itu juga tiba-tiba mengundurkan diri?"

Kakek terperanjat saat Keynan bertanya hal yang diluar dugaan. Memang sebelumnya beliau menaruh curiga terhadap dokter itu namun teralihkan begitu saja karena ada masalah serius di perusahaan. Menghela napas sejenak kakek pun mengutarakan pemikirannya.

"Kakek kurang tahu, sebab dahulu ada masalah serius di perusahaan dan perhatian kakek tercurahkan kepada Ariana dan perusahaan"

Mendengar penuturan kakek sedikit membuat Alfa kecewa. Sebab dugaan nya sudah sangat kuat jika kakek mempunyai bukti pendukung yang dia inginkan.

"Kek, jika kakek memiliki cucu dari bibi tanggapan kakek bagaimana?" Tutur Alfa dengan menekankan kata JIKA.

Kakek shock mendengar pertanyaan lanjutan dari Alfa. Kedua tangan nya pun tiba-tiba menggenggam berkas dengan erat. "Ma... maksud mu apa Al?" Tanya kakek terbata-bata.

"Iya, jika kakek memiliki cucu dari bibi bagaimana apakah kakek akan mengakuinya atau kakek menolaknya?"

"Semua cucu yang lahir dari rahim ibu mu atau pun bibi mu semua nya memiliki derajat yang sama dimata kakek, mana mungkin kakek tidak mengakui kalian. Kakek sudah melakukan kesalahan di masa lalu yang mengakibatkan bibi dan ibu mu saling menyalahkan dan membenci satu sama lain. Dan kakek tidak akan mengulang kesalahan itu lagi. Jika benar kakek memiliki cucu selain kalian, dia akan kakek berikan kehangatan keluarga dan menjamin kehidupan nya seperti kalian dapatkan. Apakah kau tahu siapa dia nak?" Kakek menyeka air mata yang mengalir di sudut mata nya setelah selesai mengatakan pemikirannya.
Penyesalan di masalalu masih saja menghantuinya, beliau tak ingin di usia renta ini masih merasakan ketidakharmonisan keluarga. Beliau ingin seluruh anak dan cucunya dapat kembali bersatu utuh saling menjaga dan menyayangi satu sama lain sehingga dapat mengurangi beban kesalahan tempo dulu.

"Kek, Alfa sebenarnya mempunyai hal yang tak dapat kakek duga, namun Alfa tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan selanjutnya. Alfa ingin menemukan bibi dan paman terlebih dahulu." Putus Alfa bulat.

"Baiklah nak, kakek mengikuti rencana mu saja. Dan kakek harap jika ada masalah jangan sungkan untuk meminta bantuan kakek"

"Terima kasih kek, dan terimakasih atas kasih sayang yang telah engkau curahkan pada adik ku saat ku tak dapat menjaganya" sesal Alfa ketika mengingat masa-masa kelamnya dahulu dan karena keegoisannya secara tak sengaja Ariana pun ikut merasakan apa yang dia rasakan.

"Sudah lah nak, jangan kau ingat masa-masa kelam dulu dan mengenai Ariana, dia berhak tahu engkau sesungguhnya Al. Niat kakek nanti malam kakek akan mengadakan makan malam bersama kalian dan akan kakek kenalkan secara resmi jika kau adalah cucu tertua kakek sekaligus kakak kandung Ariana. Semoga Ariana senang mendengar berita ini" doa kakek sungguh-sungguh. Alfa tersenyum senang serta mengangguk mengiyakan keinginan sang kakek.

Terjawab sudah mengapa para pelayan di luar sana sedang bertugas dengan semangat. Dan saat bertemu dengan nya mereka semua menunduk hormat. Aaah, bagaimana tanggapan adik kecilnya yaa? Jika kakak yang telah menghilang lama tiba-tiba muncul kembali. Semoga Ariana tak menolak kehadiran ku. Batin Alfa.

※※※

Di kantor Juan

"Ayolah sweety, jangan cemberut begitu lah. Janji hari ini terakhir kita makan siang di sini. Dan besok kita makan di luar seperti sebelumnya" janji Juan sungguh-sungguh.

Ariana pun hanya melengos sambil menyantap makanannya. Ck, makan siang apanya? Ini mah namanya makan sore... Ganteng-ganteng tapi ngeselin pake banget suer deh... Bagaimana tidak marah jika sedari siang Ariana sudah Juan culik untuk menemaninya di kantor dengan alasan makan siang bersama again! Tapi apa kenyataannya. Hah! Dia malah sibuk dengan agenda meeting dan dokumen-dokumen nya sedangkan Ariana duduk manis di sofa sambil sesekali menguap tanda Ia bosan disini.

"Please, honey jangan cemberut terus. Nanti keriput lho itu muka"

Mendelik dengan kesal. Ariana pun hanya memutar bola matanya dengan malas. Malas untuk menjawab semua gombal rayuan Juan.

"Udah ya jangan marah. Kakak ada kabar baik buat kamu, tapi senyum dulu ke kakak. Jangan abaikan kakak kayak gini emang kakak mirip radio rombeng apa? Didengarkan dari telinga kiri keluar telinga kanan"

Mulai deh, dia cowok macam apa sih? Kalo di depan anak buah aja sok sok-an dingin, arogan, wibawa de el el. Nah, kalo berduaan gini malah jadi cowo alay. Astaga...

"Dengerin baik-baik sayang kuh, hmmm hari ini eh salah malam nanti di rumah bakal ada acara makan malam. Kakek barusan telpon aku dan kakek minta kamu dandan secantik mungkin. Kata beliau ada kejutan yang menunggu disana." Mendengar kata 'kejutan' Ariana langsung merubah raut wajahnya menjadi sedikit senang. Beberapa hal yang menjadi trauma nya berangsur-angsur membaik itu pun terasa juga dari reaksi tubuh nya. Jika dulu mendengar kata kejutan saja Ariana langsung histeris. Berbeda dengan saat ini. Hampir 70% ingatan dan rasa traumatik nya membaik. Ini semua berkat dukungan dari kakek, Juan serta para sahabatnya dan tak lupa keinginan kuat dari Ariana untuk sembuh tak luput dari setiap usahanya saat ini.

"Kejutan? Buat Ariana? Aneh banget sih kenapa kakek telpon kakak? Kenapa nggak langsung telpon Ariana langsung?"

"Uuuh sayang kuh lanjut ngambek nih ceritanya? Bukannya sama saja telpon kakak atau Ariana? Inget kita itu udah mau jadi satu paket komplit tinggal nunggu ijab sah aja" sontak Juan terbahak-bahak melihat ekspresi lucu Ariana.

"Kakak kata kita ini paket nasi padang apa pakai kata paket komplit segala! Kakak iih" geram Ariana kesal. Tak lupa cubitan pedas Ia layangkan ke arah perut Juan.

"Aw sakit sayang"

"Rasain! Wleeh. Udah ah Ariana mau siap-siap buat makan malam nanti. Kakak ayo anterin ke butik sekalian jemput Rosa. cepetan kak nggak pake lama!"

"Siap tuan putri"

※※※
TBC

Akhir nya bisa up juga, hehe kelamaan nyari ide nih...

No edit maafkan jika berantakan 😂

Oh ya, buat Key enakan dipanggil Keynan apa Alfa ya? Suka bingung nih kalo part dia muncul bareng si kakek Wibisono hihihi

Love
Anis

Hanya dirimuWhere stories live. Discover now