Part 7

33 6 4
                                    

Moga aja masih nyambung yak ceritanya. Maafkan jika sering lemot updatenya. Emang dari awal udah aku tulis 'SLOW UPDATE' karena kesibukan di dunia nyata yang ga bisa aku abaikan.

Oke deh, siap dilanjut?

Happy reading all 😊

***

Author Pov

Setelah kejadian pingsannya Ariana di taman kota tadi siang. Juan hanya diam sekaligus merasa sangat bersalah menatap tubuh Ariana yang tertidur gelisah di kamar miliknya tepatnya di rumah mewah miliknya yang telah di siapkan untuk hadiah pernikahan mereka kelak. Ya memang setelah Ariana pingsan tadi Juan yang membopong dan membawanya menuju rumah karena selain dekat dengan wilayah rumah Ia tak mau mengambil resiko dengan membawa Ariana yang tengah mengalami guncangan batin.

"Kak, kak Jo... kak... Anna takut..." lirih Arianna yang tengah mengigau.

"Sayang, bangun. Aku disini! Bangunlah! Tolong jangan membuatku khawatir padamu!" ucap Juan sambil terus menggenggap erat tangan kanan Ariana yang terasa dingin. Kata dokter yang menangani Ariana tadi, memang dia sedikit terguncang namun jika ditangani dengan benar lama kelamaan ingatannya akan kembali pulih dan depresi yang selama ini diderita akan sembuh total. Namun itu membutuhkan waktu serta kesabaran.

Tiba-tiba Ariana terbangun dah langsung teriak dengan begitu kencangnya sehingga Juan kaget mendengarnya.

"Aaaaaarrrgh, ampun! Tolong Anna, tolong!" Jerit pilu Arianna. Sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan melompat turun dari ranjang kemudian beringsut di pojok kamar sambil menangis meminta tolong.

"Hay, Anna! Sadarlah! ini aku kak Jo-mu. Jangan takut ada aku disini!" ucap Juan sembari meraih tubuh Ariana untuk masuk ke dalam dekapannya.

Setelah di rasa Ariana telah bisa menguasai diri dan tidak histeris seperti saat terbangun tadi Juan membimbingnya untuk kembali duduk ke tepi ranjang. Masih sambil mengucapkan kata-kata menenangkan akhirnya Ariana kembali tertidur dengan pulas. Sebenarnya Juan tak ingin meninggalkan Ariana saat itu namun karena ada hal yang lebih penting untuk diselesaikan akhirnya Ia memilih untuk meninggalkan sejenak Ariana.

***

"Jo, bagaimana keadaan Ariana?" tanya Kakek dengan raut wajah khawatir dan cemas.

"Ariana sudah tertidur lagi Kek, tadi sempat histeris tapi sekarang sudah stabil kok keadaannya" balas Juan yakin sembari memberikan tatapan penuh penenangan kepada semua orang yang berada di ruangan kerja pribadi miliknya.

"Bagaimana ini? Apakah kita tetap melanjutkan rencana atau memilih jalan lainnya?" cetus Juan kembali.

"Hmm, menurutku kita memang harus mempunyai rencana cadangan. Dilihat dari kondisi saat ini aku rasa rencana awal kita ini sangat beresiko tinggi karena secara tidak sadar kita memaksakan Ariana untuk melawan sekaligus mengingat traumanya" usul dokter Ardita Monalisa alias Mona (dokter yang selama ini menyamar menjadi teman kuliahnya dan telah lama menangani penyakit Ariana).

"Jadi begini, usahakan untuk saat ini kita tidak memaksakan Anna mengingat traumanya namun kita bisa memilih jalan lain seperti mengajak ke tempat-tempat yang memiliki kenangan positif dan kau Juan kau kan orang yang paling berpengaruh di hidupnya Ariana sejak kecil usahakan kau selalu muncul disetiap waktu yang dirasa itu ada kaitan dengan kenangan indah kalian, usahakan pertemuan kalian seperti pertemuan tak disengaja sehingga akan dapat membekas dan Ariana akan berpikiran de javu dengan pertemuan kalian" jelas Mona panjang lebar.

Semua orang di ruangan tersebut diam dan berpikir sejenak mencerna apa yang telah dijabarkan oleh Mona. Yang di rasa usulan tersebut akan berbuah manis, dan semua orang mengangguk setuju.

Hanya dirimuWhere stories live. Discover now