Invalidite | 24

478K 43K 10K
                                    

   No woman dearer to me than her. 

- Dewa Pradipta-    

Np : Dari Mata - Jaz (Cover by NY)

W A R N I N G !

Banyak terdapat gambar di part ini. Semoga tidak terganggu. Muehehehehe 😎

Seseorang pernah sangat percaya jika dirinya bisa bertahan hidup seorang diri. Tanpa siapapun dalam hidupnya. Selamanya.

Itu yang dirasakan Dewa dulu.

Dewa meninggalkan rumah dan semua fasilitas keluarga Pradipta bukan karena alasan kosong. Karena ia ingin membentengi diri untuknya sendiri. Mencegah 'dunia' mengganggunya. Tidak mengijinkan siapapun masuk ke rumahnya. Tidak menginginkan jika ada yang mengatur hidupnya.

"Dewa udah selesai bacanya? Sambung yang ini ya nanti."

Dewa menurunkan buku yang tengah ia baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa menurunkan buku yang tengah ia baca. Disana, Pelita sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Memberinya setumpuk buku untuk dibaca dan puluhan soal yang harus ia kerjakan untuk mengejar ketertinggalannya.

Dewa bergumam sebagai jawaban. Karena Pelita yang juga tidak menatapnya, ia terus memperhatikan cewek itu. Pelita sedang sibuk belajar menggunakan ponsel yang ia beri. Sesekali keningnya berkerut. Atau juga mendorong kacamatanya yang melorot. Bertambah gemas saja Dewa dibuatnya.

Kemudian gadis itu mulai memenuhi pikirannya.

Yang dengan cara tidak biasa, membuat Dewa betah berlama-lama larut dalam bayangan gadis berkacamata dengan rambut kepangnya itu.

"Aku udah cerita belum, ya." suara merdu Pelita memecah lamunannya.

"Apa?"

"Kalo Pak Brata waktu itu berterima kasih karena kamu ikut ujian."

Dewa berdecak. "Gue cuma ikut ujian. Heboh banget pake makasih segala."

"Kan kamu bandel awalnya," Pelita terkekeh, Dewa mendelik. "Sama bapak yang punya kampus juga ikutan bilang makasih."

Dewa menaikkan bukunya. Kembali membaca.

"Namanya Pak David. Orangnya baik banget deh, Wa. Aku aja disuruh manggil dia Kakek. Pas itu ketemu Gilvy. Dia juga manggil Kakek gitu. Seneng kali ya kalo beneran punya kakek kayak Pak David. Mahasiswa kaya kamu aja diperhatiin sampe segitunya. Apalagi kalo cucu sendiri."

Mungkin orang tua itu baru menyadari kekeliruannya selama ini. Dengan membiarkan Dewa bertingkah seenaknya. Jadi sekarang dia bersikap seperti Kakek perhatian di depan banyak orang.

"Aku masih bingung gimana cara make hape ini, Wa. Balikin aja deh ya ke tokonya. Tuker sama yang kaya punya aku dulu."

"Yang mananya sih gak ngerti?" Dewa  beranjak bangun dari posisi tidurannya, dan duduk di samping Pelita, menghadap cewek itu dengan satu kaki terlipat. "Katanya pinter, hape gini doang ga bisa."

Invalidite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang