Invalidite | 26

484K 47K 15.3K
                                    

   You smell like love.     

- Dewa Pradipta -

NP : Kunci Hati - Afgan

W A R N I N G !!!

Kawasan berbahaya. Area baper. Palagi jombs. Baca doa dulu gengs...❤

Muehehehehehee 🐋

***

Beruntung jika hari itu cuaca sangat bersahabat yang membuat pemotretan berjalan lancar. Dewa sedang duduk di salah satu batang pohon besar, menunggu kru selesai merapikan alat. Rendi sedang merayu model entah dimana sedangkan Gerka duduk tidak jauh darinya. 

"Ger, gue balik duluan entar. Lo bisa pantau alat kan?"

"Bisa," Gerka memicingkan mata kearahnya. "Yang gue gak bisa itu nyari jawaban kenapa Pelita gak lo ajak sama kita hari ini. Tai kalo alesannya cuma karena lokasi pemotretan kita di gunung,"

Dewa tidak menjawab. Memilih menenggak minuman bersoda ketika ujung matanya menangkap kedatangan Siska. Sepertinya cewek itu baru selesai berganti pakaian. Aroma parfum yang menyengat langsung menerpa penciumannya.

"Lo make parfum disiram, apa gimana, njir?" Gerutu Gerka seraya menutupi hidungnya.

Siska hanya mengedikkan bahunya acuh. Lebih tertarik menggoda Dewa.

"Akhirnya lo sadar juga ya, Wa." Siska berdiri di sisinya, menggelayut di lengan Dewa. "Kalo kerjaan kaya gini tuh butuh kesempurnaan. Bukannya malah bikin repot. Apalagi sama cewek yang gak bisa jalan. Gue tau lo bakal ngerti itu."

Gerka menatapnya tidak percaya. Begitupula Rendi yang baru datang mendekat.

"Tai ngapain lo?" ujar Rendi. "Sesama tai gak boleh dempetan. Bau lo bedua!"

Siska mendengus. Ia semakin mendekati Dewa. Menggesekkan tubuhnya, dan tersenyum penuh kemenangan ketika Dewa hanya diam. "Kenapa sih lo semua? Dewa aja udah nyadar kalo Pelita itu cuma penganggu. Bawa dia kesini cuma jadiin beban. Mana tau dia juga bawa sial," Siska meletakkan kepalanya di bahu Dewa. "Mending gue kemana-mana, lah."

"Wah-wah," Rendi berdecak. "Itu mulut, mbak? Beli dimana kok rada sampah? Minta tuker sama mulut uler coba,"

Gerka pun geram. Cowok itu kesal. Karena dia menyaksikan sendiri bagaimana kecewanya Pelita. Dan sekarang Dewa bahkan hanya diam tidak mengatakan apa-apa ketika Siska menghina cewek itu.

"Dewa," Gerka berdiri, namun Dewa lebih dulu bangkit.

"Gue duluan." ujarnya singkat. Siska pun yang masih merangkul lengan Dewa berjalan pongah mengikuti. 

"BYE!" ujarnya sambil mengibaskan rambut ke arah Gerka dan Rendi.

"Anyep lo pentil anoa!" Teriak Rendi.

Sepanjang jalan Dewa menuruni bukit, menuju mobil yang ia parkir di daerah landai, Siska tidak berhenti mengoceh di sebelahnya.  

"Kita mau kemana, sayang? Tempat lo atau tempat gue? Dua-duanya gue oke. Ya ampun, udah lama banget kan kita gak beduaan gini."

Saat sampai di parkiran, Siska hendak membuka pintu penumpang mobil Dewa, yang selanjutnya di tahan cowok itu.

"Siapa bilang lo boleh naik?"

Siska terkekeh. "Lo daritadi diem aja. Gue anggap itu sebagai jawaban iya.  Lagian lo udah bosen kan main-mainnya sama Pelita," Siska mendekat dan mengalungkan tangannya di leher Dewa. "Sekarang waktunya lo balik ke gue,"

Invalidite [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora