Sembilan 😮

1.5K 91 2
                                    

Untuk menutup kegiatan akhir tengah semester. Sekolah mengadakan acara menjelajah. Di saat semua merasa senang dengan kegiatan itu justru Mayang harus mati-matian meminta izin pada kakaknya yang over-protective terhadapanya. Dan dengan sangat berat hati Adam yang sedang sibuk kerja di luar kota akhrinya memberikan izin dan menuruti keinginan adiknya. Mahesalah yang kemudian dibebani tanggung jawab untuk menjaga Mayang.

Send me your location lets ride the vibration
Idon't need nothing else but you.

Lagu itu mengalun di dalam mobil, diiringi senandung Mayang yang duduk di samping sopir, Mahesa. Mayang terus bersenandung mengikuti lagu yang diputar, ia berusaha membunuh rasa bosannya karena jalanan macet.

Jalanan sabtu sore di bandung memang macet, banyak yang keluar untuk sekedar jalan-jalan atau berjumpa kawan. Malam mingguan tidak hanya digandrungi anak muda, bahkan orang tua Mahesa juga masih suka menghabiskan waktu we-time di malam minggu. Tapi mungkin malam minggu ini mereka tak bisa pergi karena Mahesa yang biasa ditugaskan mengasuh Cindy, kini harus sibuk menjaga putri tidur macam Mayang.

I didn't wanna fall for you
Gather my attention it was all for you
so don't Take advantage
don't leave my heart damaged
To understand that things go a little bit better when you plan it.

Mayang mengeraskan sedikit volumenya, dan ia pun tenggelam dalam lagu itu.

I don't wanna fall in love off of subtweets so Let's get personal
I got a lot of cool spots that we can go Tell me what's the move and I got you.

Sahutan Mahesa di bait selanjutnya membuat Mayang memebelalakan matanya ke arah Mahesa. Ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Mayang mendekatkan wajahnya memandang Mahesa dekat-dekat, Mahesa merengut dan menjauhkan wajahnya dari Mayang.
"Apa sih?"

"Suara lo Ca?" kata Mayang dengan nada yang masih tidak yakin.

"Bukan, minjem!"

"Gua gak yangka hahaha, kok suara lo lumayan."

Mahesa melirik Mayang dengan sinis, "Lu ma yan?" diktenya, lalu kembali menatap lurus ke depan, tepat dimana mobil-mobil berhenti karena lampu merah.

"Iya, iya deh bagus. Bagusan Ali tapi."

"Hmmm," sahut Mahesa dengan wajah datar.

"Dih... gampang ngambek, hahaha!" Cibiran Mayang tak mendapatkan respon selain dari helaan napas panjang dari Mahesa yang penat karena terjadi juga kemacetan.

Mayang merogok bag-packnya di bawah dasbor, mengambil salah satu snack dari dalamnya. Semua cemilannya serba rasa cokelat, begitu juga dengan Marshmallow yang dibelikan Adam yang kini ia raih. Membukannya lalu mulai memakannya sementara mobil kembali melaju. Awalnya ia mau berpura-pura tidak peduli pada Mahesa. Tapi ia tidak tega.

Mayang mengulurkan tangannya dengan tiga buah potong marshmallow di tangannya. "Mau?"

Mahesa meliriknya dari sudut mata. "Nggak," sahutnya.

"Yaudah," Mayang lantas melahapnya. Tapi Mahesa berdecak, Mayang yang mendengarnya untuk beberapa detik menatap heran, namun akhirnya tahu maksudnya apa.

Mayang kembali mengambil lima potong Marshmallow lalu mengulurkannya ke dekat bibir Mahesa. "Gua suapin," ujar Mayang.

Mahesa tersenyum puas, "nah gitu dong dari tadi," katanya. Mayang memasukan lima potong marshmallow itu ke dalam mulut Mahesa secara bersamaan. Satu jatuh dan empat berhasil memenuhi mulut Mahesa. Mahesa kewalahan dan ekspresi kesal ingin protes tergambar di wajahnya tapi bahkan mulutnya terlalu penuh untuk berbicara, sementara Mayang tertawa melihatnya.

BILURWhere stories live. Discover now