Enam ?

1.9K 104 0
                                    

"Lo liat ya!" Ujar Mahesa pada Adam yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran pagi. Adam yang merasa tidak peduli dengan apa yang Mahesa lakukan tak menjawab, sebab dia tahu Mahesa akan gagal. Mahesa segera berlari menaiki tangga masuk ke kamar Mayang dan melihat gadis itu masih tertidur di kasurnya, tepat seperti yang Adam bilang.
Semalam Mayang mengajak Mahesa jogging pagi, nyatanya sekarang sudah jam empat lebih pun gadis itu masih mengurung diri di balik selimut.

Mahesa dengan sengaja mengempaskan dirinya di samping Mayang, agar gadis itu terkejut atas kehadirannya lalu akhirnya terbangun.

Mayang merasakan goncangan besar di sampingnya, lalu dengan malas ia membuka selimut yang menutupi kepalanya. Senyum kemenangan seorang Mahesalah yang ia dapati, namun akhirnya Mayang tak peduli juga. Sebarapa besar Mayang mengidolakan seseorang, kalau masih ngantuk apalah arti suka itu. Mayang kembali menutup kepalanya dengan selimut, sontak membuat Mahesa merengut heran. Kok ada ya cewek macam dia, liat cogan dini hari di kamar cuek-cuek aja, batin Mahesa.

"What the fuck reaction njir!" desisnya perlahan.

Tak ingin kalah dengan taruhan Adam, Mahesa pun segera mengguncang bahu Mayang sambil memanggil-manggil puteri tidur itu untuk segera bangun.

"Yang! Yang! Banguuuun oy! Ah elah kebo!" Ucapan kebo di mulutnya justru membuat Mahesa ingat pada arti namanya sendiri. Dalam KBBI Mahesa artinya kerbau, dan kerbau itu kebo. Kebo ketemu kebo akan menghasilkan kebo, jangan sampai Mahesa punya istri kebo macam Mayang!

Mahesa terus mengguncangkan bahu Mayang, tapi tetap tidak ada respon, memang kalau Mayang tidur itu patut dicurigai pingsan.

Mahesa berpikir sejenak, ia harus mencari cara jitu, atau energi dan uangnya akan terkuras percuma. Mahesa menarik selimut dari wajah Mayang lalu mendekatkan dirinya pada daun telinga gadis itu, dengan bisikan lembut ia berkata "Mau gua beliin siomay gak?" bisiknya di telinga Mayang. Kata Adam sih adiknya sangat suka jajanan yang satu itu.

Lantas Mayang membuka matanya perlahan, is menatap Mahesa.
"Mauuu," sahutnya lirih.

Mahesa mengernyit, gabungan antara kesal dipermainkan atau memikirkan perempuan macam apa Mayang ini.

"Tapi gua boong!" sahut Mahesa. Mayang dengan ketus mendelik, sisi lain Mahesa merasa menang sudah berhasil balik mengerjai Mayang menyeringai. Tapi Mayang kembali menarik selimut dan membelakangi Mahesa.

"Yang, bangun napa! Gua nanti kalah taruhan sama Abang lo!"
"May!"
"Yang!"
"Mayaaang!"

"Apasih Caa..." rengek Mayang.
"Udah sini tidur aja tar gua peluk." Ucap Mayang seenak jidat seolah ia baru saja menyuruh Mahesa nonton serial kartun kesukaannya.

"May! Serius nih! tiga ratus ribu tar melayang," tak ada sahutan, Mayang hanya menepuk-nepuk area kosong di sampingnya.

Mahesa menghela napas kemudian memutuskan pergi dari kamar Mayang. Matanya meliar, mengindentifikasi kehadiran Adam di setiap sudut ruangan. Merasa aman, lantas ia menghela napas, pria plontos itu tidak di temukan di manapun. Mungkin Adam sedang memasak di dapur. Mahesa duduk termenung di anak tangga, memikirkan cara membangunkan si putri tidur itu. Kalau bodoh, jawabannya adalah ciuman. Tapi plis, ini bukan dongeng si salju putih alias snow white. Lagian Mahesa tidak mau berurusan lagi dengan perang hacker bersama Adam yang jelas dia adalah senseinya. Apalagi sampai kalau akun judi onlinenya diretas!

Setelah cukup lama.
"Tiga ratus ribu, aye!!"
Seru Adam dari balik kusen dapur lalu berlari menghampiri Mahesa. Mahesa beringsut kembali berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar Mayang, lalu ia menguncinya dari dalam.

Adam menggedor dari luar, "cunguk! Mana oy!! Hutang lo sama gua!" Teriaknya sambil tertawa.

Mahesa ikut tertawa, "Ogah! Ah!" sahutnya.

BILURWhere stories live. Discover now