Empat 🙁

1.9K 105 4
                                    

Mahesa segera membalikan badan ketika seorang gadis berpakaian mini dan berambut merah keluar dari mobilnya, tepat di depan pagar rumah Mahesa. Sayangnya gadis itu terlanjur melihatnya jadi dia berseru memanggil dari balik pagar dengan begitu bersemangat.

"Abiii!!!" teriak Adara lalu masuk membuka pagar.

Mahesa mendesah dengan ogah-ogahan dia kembali menghadap ke arah beranda rumah. Adara dengan senyumanya menghampiri langsung memberi cipika-cipiki pada Mahesa yang enggan merespon.

Tiap kali melihat gadis itu perasaan Mahesa senang, tapi perih dalam satu waktu. Tidak karuan.

Dia masih dan akan selalu ingat percakapan dalam telpon hari itu. Ketika Adara menghubunginya lewat telpon, suara seorang laki-laki terdengar dari dalam gawai, mengatakan agar Adara kembali ke kasur. Everyone know she is a bitchy.
Mahesa sangat marah, dan segera menutup telpon seraya melemparkan headseat, sampai membuat teman-teman Mahesa kaget bukan main saat itu.

"Ngapain?" Tanya Mahesa dengan tatapan dingin dan nada bicara yang datar.

"Kangeeeeen~" Adara merangkul Mahesa. Mahesa berkelit melepaskan pelukan Adara membuat gadis itu cemberut.

"Gua belum mandi," sergah Mahesa dengan muka malas.

Adara tidak peduli, ia malah tersenyum setelah kelebat rencana yang sudah ia susun mampir ke dalam kepalanya. "Jalan-jalan yuk!"

Mahesa menghela napas, nyaris saja ia akan mengatakan "nggak" tapi tiba-tiba Cindy muncul dengan riang, "ikuuuut!" katanya. Tuyulnyebelin-batinMahesa.

"Ye... Cicin ikut!" seru Adara lalu memangku Cindy.

.
.
.

Dengan kecepatan normal Mahesa menjalankan motornya, membelah jalan yang di pinggirnya dihiasi orang-orang penikmat hari yang senja, maksudnya mereka yang senang jalan-jalan sore.

"Mau itu..." Cindy yang duduk di tengah-antara Mahesa dan Adara-menunjuk ke gerobak tukang bakso tusuk.

"Bi! Mau bakso katanya," ulang Adara setelah yakin Mahesa tidak mendengar ucapan Cindy.

Tanpa komentar apa pun Mahesa membelokan stang motor, dan menghentikan lajunya tepat di samping jalan.

Adara turun dari motor dan membelikan apa yang diinginkan Cindy.
"Dibakar digoreng?" tanya Adara pada Cindy yang menunggu di lahunan Mahesa.

"Bakal!" sahut anak manis itu.

"Pake kecap gak sayang?"

"Pake!" sahut Cindy.

Mahesa merogok ponselnya, lalu membuka Whatsapp. Ia melihat bebetapa story status temannya. Ada Bumi yang pamer kegiatan futsalnya bersama Bima. Ali yang meng-SS chatnya bersama Zaen, dan percakapan mereka membuat Mahesa tertawa-sampai membuat Cindy penasaran, ia meminta abangnya memperlihatkan apa yang membuatnya tertawa.
"Gak akan ngerti tuyul! Harus bisa baca," katanya.

"Iiihh, Alibabau!" Ujar cindy melihat pict Gazali sedang planga-plongo yang disend Zaen. Status bergulir sampai ke status Mayang.

Mayang

Sampe bulukan kali gua nunggu, sianjir!😏

Deg!
Nunggu?

Mahesa menggeram pelan setelah menyadari sesuatu. Bego!bego!bego!-umpatnya dalam hati. Kenapa bisa lupa ada janji sama Mayang.

"Niih baksonyaaa!" Adara menghampiri, memberikan bakso bakar pesanan Cindy. "Sisanya Kak Dala pegangin."

"Yeeee!" Dengan semangat Cindy meraih dua tusuk bakso.

BILURWhere stories live. Discover now