24

2.6K 158 5
                                    

"ngapain lo ajak dia kesana? hah? mau malu-maluin dia?!!"

BRUKK.... tinjuan keras melayang tepat di pipi pria berbaju putih itu. pria itu langsung tersungkur ditanah dan memegangi ujung bibirnya yang mulai berdarah.

BRAAAK... tinjuan itu kembali melayang di pipi pria yang belum sempat bangun dari jatuhnya.

"cukup sekali lo, buat hubungan gue ancur. bangsat!" ucap laki-laki yang memakai baju merah, ia mencengkram kerah baju pria yang masih tersungkur ditanah.

"haruskah lo terus salahin gue karna elza? semuanya takdir!" ucap pria berbaju putih membela dirinya. ia mencoba bangkit dari jatuhnya sambil memegangi ujung mulutnya.

"stop pradith! lo mending diem!" ucap alex mencoba melerai kedua orang itu. alex berdiri diantara kedua orang itu dan mendorong tubuh pradith dengan tubuhnya.

"apa lo bilang tadi? takdir? setelah semua ini lo bilang takdir? HAH?" jawab orang yang berbaju merah, alfa.

"udah udah! jangan besar-besarin lagi. lo berdua udah dewasa! jangan kaya anak kecil" ucap alex kesal

Dan

.

.

.

BRAAAKKK.... pukulan itu tiba-tiba mengenai wajah alex. ia langsung memegangi pipinya dan tersungkur jatuh.

                             -*-

"ALEX!!!" teriak seorang gadis dan berlari ke tempat itu dengan wajah yang panik. gadis itu memandangi kedua cowok itu dengan tatapan kesal.

"alex kamu gak apa-apa kan?" tanya gadis itu penuh khawatir dan panik. alex bangun dari jatuhnya dan tersenyum  serta berdeham pada gadis itu. gadis itu membantu alex berdiri dan mendudukannya di bawah pohon.

"lucu? kalian anggap ini lucu?" ucap gadis itu penuh kekesalan, ia memandangi kedua cowok itu bergantian.

"maaf... tadi itu gak sengaja kena alex" ucap alfa dan mendekati gadis itu. gadis itu menjauh selangkah dari laki-laki itu, menjaga jarak diantara mereka.

"iya, kamu gak sengaja mukul alex. tapi, kamu sengaja mukulin moses sampai kaya gitu kan?" ucap gadis itu terpotong dan menghela nafas tak percaya.

"bukan maksud aku belain moses, tapi aku mau sadarin diri kamu yang akhir-akhir ini dikuasin sama alter ego kamu. mana alfa yang biasanya? yang gak pernah mau ngotorin tangannya buat berantem?" gadis itu terus memundurkan dirinya menjauhi orang itu.

"milky...." ucap alfa dan mendekati gadis itu perlahan, namun gadis itu tetap menjauhinya.

"apa? aku tau... aku yang salah. kamu berhak marah sama aku, dan tolong.... jangan lampiasin kemarahan kamu ke orang lain, Al. maafin aku yang gak bisa ....." ucap milky terbata-bata, mulutnya terasa kaku tak bisa melanjutkan kata-katanya.
Aaaaaah .......

desah gadis itu kencang. milky langsung terduduk dijalan raya sambil menutup kupingnya dengan kedua tangannya, ia menangis kejar tak mampu membendung kekesalannya.

pelukan dari seorang alfa mendekap tubuh mungil itu, namun pelukan hangat itu tak berlangsung lama. gadis itu langsung menghempaskan pria itu melepaskan pelukannya itu.

"maaf.... aku butuh waktu sendiri, Al" ucap milky dan berjalan kearah alex. ia menggandeng tangan alex, membantu orang itu jalan.

"dan buat kamu, mos. kamu masih inget kan ucapan aku terakhir kali? aku harap kamu udah ngelakuinnya" ucap milky dan melirik sedikit pada pradith yang berdiri bersandar pada sebuah pohon.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang